ads
Tuesday, November 27, 2018

November 27, 2018


عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً  قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ)  رواه مسلم(

Dari Umar radhiallahu’anhu juga dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lutut beliau. Dia berkata: ‘Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam!’ Maka Rasulullah bersabda: ‘Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu menempuh jalannya.’ Kemudian dia berkata: ‘Kamu benar.’ Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Dia bertanya lagi: ‘Beritahukanlah kepadaku tentang Iman!’ Beliau bersabda: ‘Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.’ Kemudian dia berkata: ‘Kamu benar.’ Dia berkata lagi: ‘Beritahukan kepadaku tentang ihsan.’ Beliau bersabda: ‘Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.’ Kemudian dia berkata: ‘Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya).’ Beliau bersabda: ‘Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.’ Dia berkata:  ‘Beritahukan kepadaku tanda-tandanya.’ Beliau bersabda:  ‘Jika seorang hamba melahirkan tuannya; dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba mereka berlomba-lomba meninggikan bangunan.’ Kemudian orang itu berlalu dan aku (Umar) berdiam diri sebentar. Selanjutnya beliau (Rasulullah) bertanya: ‘Tahukah engkau siapa tadi yang bertanya?’ Aku berkata: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda: ‘Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.’” (H.R. Muslim)

Tokoh: Umar bin Khattab
Ayahnya bernama al-Khattab bin Nufail. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim. Pada masa jahiliah, Umar sangat membenci dan memusuhi Rasulullah.  Ia memeluk Islam setelah terkesima melihat keindahan surat Thaha. Mulanya, ia hendak membunuh Rasulullah. Di tengah jalan, ia dihentikan oleh Nu’aim bin Abdullah. Nu’aim memberitahukan bahwa adiknya (Fatimah) dan adik iparnya (Said bin Zaid) telah memeluk Islam. Umar marah. Ia temui kedua adiknya, yang saat itu sedang membaca surat Thaha, lalu menamparnya hingga berdarah. Setelah kemarahannya reda, Umar minta diperlihatkan lembaran yang dibaca adiknya. Umar sangat kagum, sampai akhirnya ia menyatakan memeluk Islam. [1]
Tentang Umar bin Khattab, Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua lelaki yang lebih Engkau cintai, yaitu Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam (Abu Jahal).” Doa Rasulullah dikabulkan. Umar bin Khattab memeluk Islam dan menjadi pembela Islam terdepan.[2]
Usia Umar bin Khattab lebih muda 13 tahun dari Rasulullah saw. Selain sebagai sahabat setia Rasulullah, Umar bin Khattab juga merupakan mertua beliau saw karena putrinya yang bernama Hafshah diperistri oleh Rasulullah.
Umar bin Khattab wafat pada usia 63 tahun setelah menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun. Ia wafat karena tikaman pedang Abu Lu’lu’ah, seorang budak milik Al-Mughirah bin Syu’bah.

Kajian Bahasa
Menurut sebagian ulama, yang sampai sekarang saya belum menemukan referensinya secara langsung, kata جُلُوْسٌ عِنْدَ berarti duduk di sekitar, bersama, atau di antara, namun sedikit berjarak. Sedangkan kata جَلَسَ إِلَى berarti duduk di hadapan dan tak berjarak alias melekat.

Kandungan Hadits
1.      Hadits ini memuat trilogi ajaran utama agama Islam, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan, serta tentang rahasia hari kiamat.
2.      Islam adalah (1) bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, (2) mendirikan shalat, (3) membayar zakat, (4) berpuasa Ramadhan, dan (5) menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
3.      Iman adalah beriman (1) kepada Allah, (2) kepada malaikat-malaikat Allah, (3) kepada kitab-kitab Allah, (4) kepada rasul-rasul Allah, (5) kepada hari akhir, dan (6) kepada takdir baik maupun buruk.


4.      Ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, yakni beribadah kepada-Nya dengan totalitas kekhusyukan, kepasrahan, dan keikhlasan. Jika tidak mampu, maka kita harus menyadari bahwa sesungguhnya Allah Maha Melihat perbuatan kita.
5.      Hubungan trilogi ajaran Islam tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.


6.      “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” maksudnya adalah bahwa keduanya, yaitu Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad, sama-sama tidak mengetahui kapan datangnya kiamat. Kiamat adalah rahasia Allah, dan hanya Dia-lah yang mengetahuinya.
7.      Di antara tanda kiamat adalah:[3]
a.       Budak melahirkan tuannya.
-      Budak perempuan digauli oleh tuannya sehingga lahirlah anak. Maka, status anak tersebut mengikuti “bapaknya”, yakni menjadi orang merdeka. Dengan demikian, sang anak menjadi tuan, sementara sang ibu tetap sebagai budaknya.
-          Terjadi degradasi moral dimana banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya, sehingga mereka memperlakukan orang tua tak ubahnya seperti budak.
b.      Orang bertelanjang kaki dan dada, miskin, dan penggembala domba berlomba-lomba meninggikan bangunan.
-  Orang-orang miskin berlagak kaya sehingga mereka melakukan perbuatan-perbuatan haram untuk mendapatkan harta.
-         Menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya.
-  Manusia gemar berfoya-foya, berlebih-lebihan, dan saling membanggakan kemegahan dan kemewahan.
Pesan Pendidikan
1.      Apa yang dilakukan oleh Rasulullah dan Malaikat Jibril bisa menjadi salah satu strategi dalam mendidik dan berdakwah kepada orang lain, yakni “tanya-jawab”.
2.      Di antara etika belajar adalah mengenakan pakaian yang bersih dan indah sebagaimana Malaikat Jibril mengenakan pakaian yang putih bersih.




[1] Muhammad Raji Hasan Kinas, Nafahat ‘Athirah fi Sirah Shahabat Rasulillah, alih bahasa Nurhasan Humaedi, dkk., “Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi; Kisah Hidup 154 Wisudawan Madrasah Rasulullah Saw, (Jakarta: Zaman, 2012), hlm. 837-847.
[2] Ibid.
[3] Musthafa Dieb al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Al-Wafi (Syarah Hadits Arbain an-Nawawi); Menyelami Makna 42 Hadits Rasulullah, alih bahasa Pipih Imran Nurtsani, (Solo: Insan Kamil, 2013), hlm. 50.

0 comments: