Patut
disyukuri jika kita mampu menghafal seluruh ayat Alquran dari juz 1 sampai juz
30. Jika tidak mampu menghafal keseluruhannya maka bolehlah kita hafalkan
sebagiannya, baik sebagian besar maupun sebagian kecil. Sesuai kemampuan
masing-masing. Sungguh rugi dan celaka apabila tidak ada satu pun ayat Alquran yang
kita hafalkan.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الَّذِي لَيْسَ
فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ» رواه الترمذي وقال: حديث
حسن صحيح[1]
Dari Ibnu Abbas raḍiyallahu 'anhu, ia berkata, “Rasulullah ṣhallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikit pun ayat Alquran, ia laksana rumah yang hancur/roboh.” (HR. at-Tirmidzi. Ia berkata: ini hadits hasan shahih)
Dalam kamus daring www.almaany.com
, kata jawf (جوف) bisa berarti “bagian dalam, interior; rongga, lobang, perut; atau lambung.”[2] Para ahli hadits memberi syarah
(penjelasan) atas hadits tersebut, bahwa fii jawfih maksudnya adalah
في قلبه (di dalam
hatinya). Dengan demikian, makna dari hadis di atas adalah bahwa orang yang di
hatinya tidak ada sedikit pun ayat Alquran, ia laksana rumah yang kosong dan rusak. Hal ini secara umum
mengindikasikan bahwa Alquran, jika ada di dalam hati berupa hafalan
seluruhnya atau sebagiannya, maka hati itu akan ramai/makmur dan berhias sesuai
dengan sedikit atau banyaknya ayat Alquran yang
dihafal. Jika hati kosong dari Alquran karena tidak ada satu ayat pun yang dihafalnya, maka ia laksana
rumah yang kosong dari berbagai perabotan yang menjadi perhiasannya dan
keelokannya, atau bahkan laksana rumah yang rusak/runtuh. Sesungguhnya Alquran itu dapat memakmurkan hati dan
menjadikannya terang-benderang dengan cahaya Kitab yang Mulia.[3]
0 comments:
Post a Comment