Sebelum membaca tulisan ini, sebaiknya baca dulu bagian sebelumnya: 20 Tingkatan Berinteraksi dengan Alquran (Bag-1)
8.
Qira’atul
Qur’an (Membaca Alquran)
عن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ، يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ،
لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ (راوه
الترمذي([1]
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran)
maka baginya satu kebaikan (pahala). Dan satu kebaikan akan dilipatkan dengan
sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf,
tetapi Alif itu satu huruf,Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi)
Orang yang membaca Alquran terbagi menjadi dua bagian, sebagaimana
hadits berikut.
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ
: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ
مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ
فِيهِ ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ ، لَهُ أَجْرَانِ.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang mahir membaca Alquran akan bersama dengan
malaikat-malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti. Sedangkan orang
yang membaca Alquran dan ia terbata-bata dalam membacanya (tidak lancar), juga
merasa kesulitan saat membacanya, maka ia memperoleh dua pahala[2].” (HR. al-Bukhari)
9.
Tartilul Qur’an
(Membaca
Alquran secara tartil/slow recitation).
Tingkatan ini sebetulnya termasuk dalam kategori Qiratul
Qur’an, akan tetapi karena ada pujian khusus terhadap tartilul Qur’an maka
dibuatlah ia menjadi satu tingkatan yang khusus pula.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَرَتِّلِ
الْقُرْآنَ تَرْتِيلا
“…dan bacalah
Alquran itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S. al-Muzzammil [73]:
4)
10.
Tilawatul Qur’an
(Membaca
Alquran secara kontinu dan bersifat spiritual).
Dalam kamus bahasa Arab, kata qira’ah dan tilawah
sering diartikan secara semakna, yaitu membaca. Walaupun sejatinya kedua kata
itu mempunyai beberapa perbedaan kandungan makna.
a.
Qira’ah lebih umum/luas
maknanya daripada tilawah. Tilawah dilakukan dengan suara yang nyaring,
sedangkan qira’ah bisa dilakukan dengan suara keras, lirih, atau bahkan dalam
diam.[3]
b.
Tilawah hanya
terjadi terhadap dua kalimah (kata) atau lebih[4],
sementara qira’ah bisa terjadi terhadap satu kalimah (kata)[5]
atau bahkan satu huruf saja.
c.
Tilawah hanya
terjadi terhadap kitab suci, sedangkan qira’ah bisa terjadi terhadap apa saja.[6]
d.
Tilawah merupakan
pembacaan yang bersifat spiritual dengan sikap pengagungan yang diikuti dengan komitmen
dan kehendak untuk mengikuti apa yang dibaca. Sementara qira’ah merupakan aktivitas
membaca secara kognitif dan umum.
e.
Tilawah dilakukan
secara kontinu; setelah mengkhatamkan bacaan Alquran, dimulainya lagi membaca
Alquran dari awal. Begitu seterusnya.[7]
Sementara qira’ah tidak menuntut adanya kontinuitas.
Firman Allah Ta’ala:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ
حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُوْلَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمن يَكْفُرْ بِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُون
“Orang-orang yang
telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang
sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar
kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
(Q.S. al-Baqarah [2]: 121)
Sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam:
عن أبي ذر قال: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَوْصِنِي، قَالَ: أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ فَإِنَّهُ رَأْسُ الأَمْرِ كُلِّهِ،
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ زِدْنِي، قَالَ: عَلَيْكَ بِتِلاوَةِ الْقُرْآنِ، وَذِكْرِ
اللَّهِ فَإِنَّهُ نُورٌ لَكَ فِي الأَرْضِ وَذُخْرٌ لَكَ فِي السَّمَاءِ[8]
Dari Abi Dzar radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata: “Ya Rasulullah, nasihatilah aku.” Maka Rasulullah bersabda:
“Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah, karena ketakwaan itu induk dari segala
urusan.” Aku berkata: “Ya Rasulullah, tambahilah.” Rasulullah menjawab:
“Hendaklah kamu membaca Alquran dan berdzikir kepada Allah karena sesungguhnya
itu merupakan cahaya bagimu di dunia dan tabungan bagimu di Langit.” (HR. Ibnu
Hibban)
[2] Satu pahala untuk bacaannya,
dan satu pahala lagi untuk perjuangannya membaca hingga terbata-bata.
0 comments:
Post a Comment