ads
Friday, August 25, 2017

August 25, 2017
6

Rabu, 23 Agustus 2017, jadwal menjemput anak saya di sekolah. Tepat pukul 11.00 WIB saya sampai di TK Islam Ratnaningsih, Bantul, tempat dia bermain dan belajar.

Seperti biasa, setiap sampai di depan gerbang sekolah langsung saya bunyikan klakson motor dengan nada khas yang telah dihafal oleh anak saya. Tanpa perlu repot-repot mencari keberadaan anak saya di tengah kerumunan anak yang berseragam sama, dia pasti akan muncul dan mendatangi saya karena mendengar sandi klakson tersebut. J

“Mbak Ewa mau langsung pulang, cari makan, ke toko buku, atau cari tempat bermain dulu?” tanyaku kepada si kecil Ewa, Anneswa Mahdeatul Haqq.

“Ke toko buku yang dekat masjid agung aja, ya, Ba.” Anak-anak memang biasa memanggilku Baba.

Saya garuk-garuk kepala karena tidak mengerti tempat yang dia maksud. Setahuku di dekat Masjid Agung Bantul tidak ada toko buku. Hmmm, apa mungkin di situ ada toko buku baru yang belum saya ketahui, ya?

“Kayaknya di dekat masjid agung nggak ada toko buku, Dek,” kataku.

“Ada, Ba. Ini kan masjid agung, terus di sebelah sininya.” Dia mencoba menjelaskan dengan menjadikan kedua tangannya sebagai pengganti peta/denah. Maklum, karena dia memang belum paham betul arah selatan, utara, barat, dan timur.

Saya masih belum menangkap lokasi toko buku yang dia maksudkan. Kesekian kalinya saya kembali bertanya, “Di sebelah mana toh, Dek?”

Tak mau berputus asa, dia terus mencoba menjelaskan kepada saya. “Dulu tempat pameran buku itu, lho, Ba.”

“Oalah, itu bukan toko buku, Dek,” jawabku tertawa kecil. “Itu namanya perpustakaan. Letaknya itu di selatan masjid agung.”

Segera saya lajukan kendaraan menuju PerpustakaanUmum Kabupaten Bantul. Wajah Ewa terlihat sangat sumringah saat memasuki gedung berlantai tiga itu. Sesampai di dalam perpustakaan, bacaan pertama yang dia cari adalah Majalah Bobo. Setelah itu masuk ke ruangan khusus koleksi buku anak. Kebetulan saat itu ruangan khusus anak sedang sepi pengunjung, jadilah kami berdua penguasa di sana. Menyabotase ruangan itu hanya untuk kami berdua. Saking merasa berkuasa dan leluasa, si kecil Ewa langsung melepas jilbab lalu membaca buku sambil tiduran tengkurap. Hahaha...

Sejak setahun lalu Ewa memang sudah bisa membaca. Tentu saja belum selancar kakaknya yang sudah duduk di bangku SD. Intonasi membaca dan pemenggalan kata/kalimat pun masih belum sempurna. Wajar, masih TK.




Adakah tips[1] atau kiat agar anak suka membaca?
Terus terang pertanyaan ini cukup susah saya jawab. Pasalnya, saya tidak pernah mengkaji teori atau kiat khusus agar anak gemar membaca. Saya pun tidak pernah merumuskan, baik secara lisan maupun tertulis, teori atau kiat tertentu berdasarkan pengalaman agar anak cinta membaca. Semua mengalir begitu saja. Saya suka membaca, mengoleksi buku, bahkan juga menulis apa saja. Mungkin karena saban hari dia menyaksikan kedua orang tuanya membaca, di rumahnya pun penuh bahan bacaan, jadilah dia ikut gemar membaca.

Ewa sedang membubuhkan tanda tangan di buku pengunjung 



[1] Saya tidak menemukan kata ‘tips’ atau ‘tip’ dalam KBBI yang menunjukkan pengertian kiat atau metode. 

6 comments:

Maman Achman said...

Anak saya juga yang paling kecil (kls 3 SD) agak kurang minat baca pak, ada sih perpustakaan dan udah jadi member, tapi lokasinya lumayan jauh, hanya sempet beberapa kali saja kesana dalam beberapa bulan terakhir...

Untuk sementara ini saya mencoba solusi menggunakan aplikasi android untuk menumbuhkan minat baca pada anak..

Sulis said...

Weis, keren..klaksonnya punya ring tone khusus😊😊

Anakku dulu yang pertama malah yang rajin tak ajakin ke perpusda Sleman itu. Tapi begitu besar..kok ya milih main layangan drpd baca buku. Yang kecil, lmyn malahan. Mungkin krn cew, bisa nyenuk liat gambar di buku/ blm bisa baca soalnya. Setiap sabtu ada program pinjam buku di sekolah..

Irham Sya'roni said...

Anaknya yg paling kecil cewek apa cowok, Kang Maman?
Anak saya yg cowok juga tidak seminat adiknya, yga cewek. :)

Irham Sya'roni said...

Perpusda Sleman itu letaknya di sebelah mana toh, Mbak?

Anakku yg cowok juga tidak seminat adiknya. :) Kalau yg cewek ini memang doyan baca. Mungkin karakter cewek memang gtu, ya, Mbak... Sregep. :)

Andie said...

ajak akuuu dong pak T.T

dah lama ga ke perpustakaan

Irham Sya'roni said...

Ayo, Mas, berangkaaatt..!
Jangan lupa mandi dulu lho... :))