ads
Thursday, March 8, 2012

March 08, 2012
4
Berbicara masalah mertua, khususnya bagi mempelai yang masih bertempat tinggal satu atap dengan mereka, senyatanya diperlukan strategi dalam rangka menjaga kepecayaan dan keharmonisan. Rasanya bukan hal asing lagi jika bertempat tinggal serumah bersama mertua—dengan segenap anggota keluarga yang lain—masalah demi masalah kian bermunculan dan datangnya sering tak terduga.

Di mata pasangan muda, mungkin ia sudah mencoba melakukan hal-hal baik. Namun, kenyataannya, apa-apa yang dilakukan itu terlihat “salah” di mata mertua. Di sinilah proses kesatuan dan persatuan antara dua keluarga sedang dimulai. Belum lagi jika antarkeluarga berbeda adat dan tradisi, tentu hal ini butuh perhatian dan pengertian ekstra. Ibarat pepatah mengatakan, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Namun hakikatnya, semua itu bisa disiasati seiring berjalannya waktu dan kemauan diri untuk berinteraksi serta komunikasi.

Berikut beberapa kemungkinan masalah yang dihadapi jika kita masih “numpang” bersama mertua.

Mertua Cerewet

Mertua tipe ini tak jarang membikin pusing. Setiap hari, ada saja yang dikomentari atau ditanggapinya. Mulai dari masalah penataan rumah sampai persoalan keuangan rumah tangga, semua ikut diurusi. Pada umumnya, “semburan” kata-kata mertua belum mau berhenti sebelum kita menuruti apa-apa yang diinginkannya.

Pemecahan masalah

Menghadapi mertua demikian memang harus dengan kepala dingin. Kita harus bisa mengendalikan emosi. Karena bila tidak, bisa jadi muncul keributan. Dan bila terjadi pertengkaran dengan mertua, akan membuat hubungan kedua pasangan menjadi terganggu. Jadi, bila mertua banyak memberikan kritik, dengarkan saja. Pasalnya, jika Anda memotong kalimatnya saat ia tengah bersemangat, bisa-bisa ia malah tambah emosi.

Baru setelah ia selesai dengan nasihatnya, Anda boleh memberikan pendapat, bahkan pembelaan diri. Apalagi bila yang dikatakannya tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta atau hati nurani. Tetapi, tentu ini disampaikan dengan kata-kata yang sopan, supaya tidak menyinggung perasaannya.

Mertua Pendiam
Tipe satu ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Sifat pendiam terkadang justru membingungkan. Sulit menebak isi hatinya, yang bisa berdampak salah tafsir. Apakah ia sedang marah, sedih, bahagia atau kecewa, kita tak tahu pasti. Selain itu, mertua pendiam biasanya juga berparas serius. Jadi, sebagai menantu, kita harus berhati-hati dalam berbicara. Hal yang kita anggap sebagai candaan bisa jadi dianggapnya serius.

Pemecahan masalah

Menghadapi mertua pendiam gampang-gampang susah. Sebagai menantu yang baik, kita harus aktif bertanya dan peka pada keadaan dirinya. Sekali kita tahu sifatnya maka akan tahu bahasa tubuh dan ekspresi mimiknya, kapan ia marah, kapan ia senang, sedih, dan sebagainya.

Mertua Ingin Dimanja

Sifatnya persis sesosok anak kecil. Ia selalu ingin mendapat perhatian, terutama dari anak lelakinya. Bila ada anggota keluarga yang kurang memperhatikan, ia akan merajuk, bahkan menangis. Bahkan, bisa sengaja melakukan aksi tutup mulut. Keadaan seperti ini jelas membuat bingung dan janggal banyak orang.

Pemecahan masalah

Memanjakan mertua memang baik. Itu pertanda bakti Anda dan suami kepadanya. Namun, bila kita memanjakannya secara berlebihan, hasilnya justru kurang bagus.


Mertua Pencemburu
Mertua tipe ini merasa bahwa ia memiliki hak yang sama dengan anaknya yang kini menjadi suami atau istri Anda. Ia akan begitu cemburu bila suami atau istri memberikan perhatian yang lebih kepada Anda. Yang ia inginkan, suami atau istri memberikan perhatian dan kasih sayang yang sama terhadap Anda maupun dia. Bila tidak, ia akan cemburu, marah, bahkan tak segan merajuk seperti anak kecil. Seorang yang memiliki perasaan cemburu biasanya berpikir negatif dan terbawa curiga.

Pemecahan masalah

Jalan yang tepat menghadapi mertua pencemburu adalah sabar dan jangan terpengaruh emosi (amarah). Berikan pengertian pada mertua bahwa kasih sayang yang diberikan anaknya kepada Anda dan dirinya adalah sama. Tidak ada yang dibedakan. Peran serta suami (atau istri) sangat penting dalam memberikan penjelasan kepadanya. Jika tidak, suasana akan terus berlarut-larut, dan ia pun akan terus diliputi perasaan cemburu dan curiga. Usahakan untuk selalu menciptakan kebersamaan antara Anda, suami atau istri, anak-anak, juga dirinya. Misalnya, mengajaknya berlibur atau pergi jalan-jalan bersama. Dengan begitu, mertua merasa tak ada yang dibedakan.

4 comments:

ceritatugu said...

untuk menghindari masalah dengan mertua iyong cepat-cepat cari rumah sendiri sehingga bisa mengatur rumah tangga sendiri dengan merdeka hhehe

Fajar said...

yups.. kembali kepada diri kita sendiri ya om.. dalam mensikapinya.. intinya kitalah yang harus lebih adem..ya.. oom..h

Irham Sya'roni said...

@Cerita Tugu Wah, selamat Pak Eka. Selamat... ikut senang dan bahagia. Kalau saya, ditakdirkan Allah, 5 tahun baru punya gubuk sendiri. Tetap patut disyukuri kan Pak. hehe Alhamdulillah...

Irham Sya'roni said...

@Fajar Benar sekali, Mas. Kepada orangtua, kita harus ta'zhim, hormat, patuh, dan ngalah deh. Juga ngadem, Demi kebaikan semua.