ads
Friday, December 30, 2011

December 30, 2011

Sudah menjadi fitrah manusia menyukai kekayaan berupa emas, permata, atau lainnya.
Ataupun kekayaan berupa mobil mewah bermerk Xenia, Avanza, Innova, BMW, CR-V, Alphard, atau lainnya.

“Maukah kalian aku beri semua kekayaan itu sehingga kalian menjadi kaya dan bahagia?” kata Tuhan kepada dua orang hamba-Nya, Ghulam dan Fulan.

Ghulam yang sedari dulu mengimpikan semua itu segera menyahut tangkas. “Terima kasih, Tuhan, ternyata Kau tahu apa yang aku mau!! Kau telah membuatku kaya raya dan bahagia.”

Sementara si Fulan justru menunduk lemah. Ada gurat kesedihan dan kebimbangan di wajahnya.

“Fulan, apa kau tidak suka dengan semua kekayaan itu?” tanya Tuhan kepada si Fulan.

“Sebagaimana layaknya manusia, aku pun memiliki syahwat atau kesenangan untuk memiliki emas, permata, intan, mutiara, atau kendaraan-kendaraan mewah berharga selangit itu, Tuhan. Tapi…”

“Tapi apa, Fulan?” sahut Tuhan, memotong ucapan si Fulan.

“Tapi, yang aku butuhkan saat ini bukanlah perhiasan atau kendaraan mewah itu. Yang aku butuhkan sekarang hanyalah perahu kecil yang bisa membawaku melewati air, Tuhan.”
Tuhan tersenyum, lalu meluluskan permintaan si Fulan.

~*~

Mungkin kita akan berpikir, betapa bodohnya si Fulan, mengapa hanya perahu kecil yang ia pinta. Bukankah dengan memiliki emas permata, ia bisa membeli apa saja yang ia mau. Jangankan perahu kecil, rumah megah dan pesawat terbang pribadi pun sanggup ia beli dengan kekayaan itu.

Jika kita berpikir demikian, berarti kita sama bodohnya dengan si Ghulam.

Bodoh????? Ya, bodoh!!! Karena sebetulnya Fulan dan Ghulam tengah terdampar di suatu pulau kecil yang tandus dan gersang. Jadi, masih berpikirkah kita untuk meminta emas permata dan mobil mewah di tengah pulau itu?

Allah swt telah berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu; dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 216)

0 comments: