ads
Wednesday, December 28, 2011

December 28, 2011

Mahabbah (cinta) adalah kehidupan. Barangsiapa yang tidak memiliki rasa mahabbah, maka dia termasuk orang-orang yang mati. Cinta adalah cahaya. Barangsiapa kehilangan cintanya, maka keberadaannya bagaikan orang yang berada di dalam lautan kegelapan. Cinta adalah obat penawar. Barangsiapa hatinya kosong dari cinta, niscaya segala macam penyakit akan bersarang di dalamnya.

Cinta adalah kenikmatan. Barangsiapa tidak dapat meraihnya, maka kehidupannya akan senantiasa berada dalam kegundahan dan penderitaan. Cinta adalah jiwa keimanan, kedudukan, dan semua amalan. Manakala semua itu kosong dari cinta, maka kedudukannya sama dengan tubuh yang tidak ada ruhnya.

Cinta adalah tema abadi yang tidak lekang oleh panas dan tidak pernah lapuk oleh hujan. Cinta menghadirkan inpirasi bagi para filosof, sastrawan, seniman, maupun komponis untuk menciptakan karya-karya kreatif, bahkan sebagian di antaranya telah menjadi karya monumental dunia.

Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai. Dahannya adalah mengetahui dan memandangnya. Rantingnya adalah ketakutan kepadanya. Daun-daunnya adalah malu kepadanya. Buahnya adalah ketaatan kepadanya. Dan, air yang menghidupinya adalah menyebut namanya.

Cinta memang aneh; kalau sudah dimabuk cinta, maka sang pencinta rela mati untuk yang dicintainya, rela mengorbankan apa pun demi yang dicintainya, rela melakukan perbuatan-perbuatan di luar batas nalar juga demi yang dicintainya. Namun, kecintaan kita kepada anak, istri atau suami, pangkat dan jabatan, kekayaan, dan fitnah-fitnah dunia lainnya, ternyata semuanya semu belaka. Semuanya fana.

Mencintai Dzat Yang Mahaabadi, Sang Maha Pencinta, itulah hakikat cinta. Hancur, luluh, bersimpuh, dan bersujud menyerah secara total kepada Sang Maha Pencinta. Itulah cinta yang sejati. Mahasuci Allah yang telah melebihkan orang-orang yang mencintai-Nya, mencintai kitab dan Rasul-Nya daripada seluruh pencinta. Atas dasar cintalah semua makhluk diberi fitrahnya masing-masing. Karena cintalah seluruh planet bergerak pada garis edarnya. Dengan cintalah manusia bisa memeroleh kehidupan yang layak dan mereguk kelezatan iman.

Sepenggal Kisah Inspiratif

Rahman Rahim Allah
Suatu ketika Rasulullah saw. dan para sahabat berjalan di tengah padang pasir. Terik mentari tengah hari terasa sangat menyengat. Panas seolah membakar tubuh, bahkan menelusup menembus ke lapisan kulit.

Tiba-tiba, terlihat seorang ibu yang sedang menggendong bayinya yang masih merah. Dia melintas dengan perhatian penuh pada sang bayi. Di dekapnya bayi itu erat-erat, sambil berusaha menutupnya dengan kain. Ia begitu sibuk dan tidak menginginkan bayinya tersengat oleh sinar mentari walau secercah cahaya pun.

Melihat pemandangan ini Rasulullah menghentikan langkah para sahabatnya. Seolah mendapatkan contoh kasus yang tepat, beliau bertanya, “Wahai para sahabatku, akankah ibu itu melemparkan bayinya ke dalam api yang membara?” Para sahabat menjawab serentak, “Tidak mungkin, wahai Rasulullah.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Ketahuilah, kasih sayang Allah jauh lebih besar daripada kasih sayang ibu itu terhadap bayinya? Dia-lah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim!”

Untaian Mutiara Kata

1. Cintamu jangan berlebihan, dan bencimu pun jangan biarkan menghancurkan. (Umar bin Khattab)

2. Aku mencintai orang-orang shalih, meskipun aku belum termasuk golongan mereka. Aku berharap semoga aku mendapat syafaat (bantuan untuk juga menjadi shalih) dari mereka. Aku membenci orang-orang durhaka, meskipun sebenarnya, mungkin, aku termasuk dari golongan mereka. (Imam Syafi’i)

3. Cintailah orang shalih karena keshalihannya! Cintailah Nabi Muhammad saw., karena dia adalah kekasih Allah swt.! Dan cintailah Allah, karena Dia adalah kecintaan Nabi dan orang-orang shalih! (Imam Syafi’i)

4. Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu. Jika kau hilangkan agama dalam dirimu, maka hilanglah cintaku padamu. (Imam Nawawi)

5. Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat-Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya. (Ar-Rabi’ bin Anas)

6. Kecintaanmu pada sesuatu menjadikanmu buta dan tuli. (Sabda Nabi saw.)

7. Barangsiapa mencintai Allah, maka ia pasti mencintai orang yang dicintai Allah. Barangsiapa mencintai orang yang dicintai Allah, maka ia akan mencintai sesuatu karena Allah. Barangsiapa mencintai sesuatu karena Allah, maka ia akan senang jika amalnya tidak diketahui oleh orang lain. (Sufyan bin ‘Uyainah)

8. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia, maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (Sabda Nabi saw.)

9. Jika mata batin Anda tidak mampu menangkap dan mencermati secara seksama terhadap kemuliaan dan kesempurnaan Sang Maha Pencipta dan tidak mampu mencintai-Nya dengan kecintaan yang amat sangat, maka Anda jangan sampai tidak mencintai Pemberi nikmat dan yang telah berbuat baik kepada Anda. Anda jangan sekali-kali lebih rendah daripada seekor anjing, sebab anjing itu mencintai tuannya yang selalu berbuat baik kepadanya. (Imam Al-Ghazali)

10.Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (Sabda Nabi saw.)

11.Sungguh, cinta dapat mengubah
yang pahit menjadi manis
Debu beralih emas
Keruh menjadi bening
Sakit menjadi sembuh
Penjara menjadi telaga
Derita menjadi nikmat
Dan kemarahan menjadi rahmat
Cintalah yang mampu meluluhkan besi
Menghancurkan batu karang
Membangkitkan yang mati dan memberikan kehidupan kepadanya
Serta membuat budak menjadi pemimpin.
(Jalaluddin Rumi)

12.Malapetaka paling besar adalah bila engkau mencintai seseorang yang sedang mencintai orang lain. Atau, jika engkau mengharapkan kebaikan seseorang, akan tetapi justru orang itu berharap agar kita celaka atau binasa. (Imam Syafi’i)

13.Cinta adalah buhulnya iman, di mana orang tidak akan sejahtera maupun selamat dari ancaman Allah tanpa cinta. Maka, hendaklah hamba itu berperilaku atas dasar cinta. (Ibnul Qayyim Al-Jauziyah)

14.Shalawat dan salam yang kita ungkapkan lewat bibir mungil para bayi yang tersenyum dengan mata telanjang bening berbinar, lebih dari kejujuran hati kita masing-masing. Sampai Nabi saw. menyebutkan: “Tak seorang pun akan menggapai kesempurnaan imannya, sampai Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya ketimbang keluarga, harta, dan sesama manusia. (Luqman Al-Hakim)

15.Jika tatapan mata yang dipenuhi rasa iri dan dengki itu dapat memberikan madharat, maka tatapan mata yang dipenuhi rasa iman dan kasih sayang akan menimbulkan cinta dan keimanan. (Abbas As-Siisiy)

16.Cinta terhadap dunia adalah sumber segala dosa. (Sabda Nabi saw.)

17.Tidaklah seseorang beriman sehingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. (Sabda Nabi saw.)

18.Manusia telah banyak dikarunia banyak kekuatan oleh Allah, dan karunia yang terbesar adalah kemampuannya membangkitkan rasa cinta dan kasih sayang. (Abbas As-Siisiy)

0 comments: