Pernah
mendengar teman atau kerabat Anda berkata “Buat apa baca Alquran kalau
tidak paham maknanya. Mendingan gak usah baca saja kalau begitu.”? Apakah semangat
Anda membaca Alquran menjadi redup lantaran merasa tidak memahami maknanya? Ataukah
Anda benar-benar memutuskan berhenti membaca Alquran lantaran tidak menguasai
bahasa Arab, bahasa Alquran?
Jangan
pernah lakukan itu! Jangan pernah berhenti membaca Alquran. Walaupun tidak atau
belum memahami makna yang terkandung di balik setiap ayatnya, kita tetap akan mendapat
kebaikan dari Alquran berupa pahala, syafaat, dan sebagainya.
Allah
Ta’ala berfirman:
فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ
“…karena
itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran.”
(Q.S. Al-Muzzammil [73]: 20)
Ayat
tersebut memerintahkan kita membaca Alquran, tanpa menekankan adanya keharusan mengerti
dan memahami maknanya. Dengan membacanya saja kita mendapatkan pahala ibadah,
apalagi jika disertai dengan mengerti dan memahami maknanya ditambah lagi
dengan mengamalkannya, tentu semakin melipatgandakan pahalanya.
Selain
firman Allah dalam Alquran, terdapat pula hadits-hadits Nabi yang menjadi dasar
anjuran dan keutamaan membaca Alquran.
1.
Bacaan
Alquran sebagai Syafaat
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : " اقْرَءُوا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ) رواه
مسلم([1]
Dari Abu Umamah al-Bahili, ia berkata, “Saya
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Alquran,
maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya.”
(HR Muslim)
2. Tercatat sebagai Manusia Paling Baik
عَنْ
عُثْمَانَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ
تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري[2]
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Sebaik-baik
kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari)
3. Dibersamai Malaikat dan Mendapat Pahala
عَنْ
عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ
الْبَرَرَةِ ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ ، وَهُوَ عَلَيْهِ
شَاقٌّ ، لَهُ أَجْرَانِ.[3]
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang mahir membaca Alquran
akan bersama malaikat-malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti. Sedangkan
orang yang membaca Alquran dan ia terbata-bata dalam membacanya (tidak lancar),
juga merasa kesulitan saat membacanya, maka ia memperoleh dua pahala[4].” (HR.
al-Bukhari)
4. Diangkat Derajatnya
عن
عمرَ بن الخطابِ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ
قَالَ: إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أَقوامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ
رواه مسلم[5]
Dari Umar bin al-Khattab, bahwasanya Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang
dengan kitab ini (Alquran) dan dengannya pula Allah merendahkan yang lain.”
(HR. Muslim)
5. Diberi Pahala Per Huruf
عن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ، يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : " مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفٌ
حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ (راوه الترمذي([6]
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang membaca
satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka baginya satu kebaikan (pahala). Dan
satu kebaikan akan dilipatkan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan Alif
Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif itu satu huruf, Lam satu
huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi)
6. Menduduki Tingkatan Surga yang Tinggi
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ
فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا (راوه الترمذي( [7]
Dari Abdullah bin Amr, dari Rasulullah shalallahu
alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dikatakan kepada pembaca Alquran, ‘Bacalah
dan naiklah (ke tingkatan surga berikutnya), bacalah dengan tartil sebagaimana dulu
kamu membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya tempat kembalimu berada pada
akhir ayat yang kamu baca (kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat
yang kamu baca).” (HR. Tirmidzi)
7. Mukmin Membaca Alquran Bagaikan Buah Utrujah
عن
أبي موسى الأشعريِّ رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الْمُؤْمِنُ
الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ
وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ
كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ
الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ
– أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ) [8] متفق عليه([9]
Dari
Abu Musa al-Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Alquran dan mengamalkannya adalah bagaikan buah
Utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca al-Quran dan
mengamalkannya adalah bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak beraroma.
Orang munafik yang membaca al-Quran adalah bagaikan Raihanah, baunya
menyenangkan namun rasanya pahit. Orang munafik yang tidak membaca al-Quran
bagaikan Hanzhalah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Al-Bukhari)
8. Mendapat Ketenangan, Rahmat, Malaikat, dan
Disebut-sebut Namanya
عن
أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ
بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه رواه مسلم[10]
Dari
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk
melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan mempelajarinya, melainkan akan turun
kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan
dilingkari oleh para malaikat dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka pada
makhluk yang ada di dekat-Nya.“ (HR Muslim)
Kesimpulannya,
membaca membaca Alquran tanpa memahami maknanya tidaklah sia-sia. Kita akan
tetap mendapatkan pahala dari bacaan tersebut.
Jika
sekadar membacanya saja sudah tercatat sebagai ibadah, apalagi disertai pula
dengan memahami artinya, tentu lebih besar lagi pahalanya. Oleh karena itu,
mari kita terus belajar membaca dan memahami Alquran dengan berguru kepada guru
yang memang ahli di bidang Alquran, baik tahsin maupun tafsirnya.
Allah
Ta’ala berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ
أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah
mereka tidak mentadabburi Alquran ataukah hati mereka terkunci?”
(QS. Muhammad: 24) []
[4] Satu pahala untuk bacaannya,
dan satu pahala lagi untuk perjuangannya membaca hingga terbata-bata.
[9] رواه البخاري 5/ 2070 (5111)، ومسلم 1/ 549 (797)،
والزيادة بين قوسين من رواية أخرى للبخاري 4/ 1928 (4772).
0 comments:
Post a Comment