أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ
, وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ , فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ
وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ , وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ , وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا
وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ , وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ
وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ , أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[1]
“Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan
setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpin, penguasa
yang memimpin manusia dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya, seorang lelaki (kepala keluarga) adalah pemimpin keluarganya dan
dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan seorang perempuan (istri)
adalah pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya dan dia
akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, dan budak juga pemimpin
terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah,
setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari no.
7138)
Hadits
di atas memiliki riwayat lain yang secara redaksional agak berbeda namun tetap
dengan substansi yang sama.
· كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ، الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ
فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ
زَوْجِهَا وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالخَادِمُ راَعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ
وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[2]
· كُلُّكُمْ رَاعٍ، فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عليهم وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ ، وَالرَّجُلُ
رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ
عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِيَ مَسْؤولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ
رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْؤولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ،
وَكُلُّكُمْ مَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[3]
· كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ
وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ
وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[4]
· كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ
وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ
وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[5]
· كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
وَالْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ
وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَمَسْئُولَةٌ
عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[6]
· كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسؤولٌ،
فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى
أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ
مَسْئُولَةٌ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْؤولٌ، أَلَا
فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤولٌ[7]
· كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسؤولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْأَمِيرُ رَاعٍ ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ،
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ
وَكُلُّكُمْ مَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[8]
· أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ
مَسؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْاِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤولٌ
رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ
وَهِيَ مَسْؤولَةٌ عَنْهُمْ، وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ
وَهُوَ مَسْؤولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ[9]
***
- Kata ro’in ( رَاعٍ ) memiliki arti menjaga (al-hifzh). Secara simplistik kata tersebut kemudian dimaknai “pemimpin”, walaupun makna awalnya adalah “penggembala”. “Setiap kalian adalah penggembala”, mengandung arti bahwa setiap kita memiliki kewajiban menjaga amanah atau kepercayaan.
- Pemimpin disamaartikan dengan penggembala karena reputasi penggembala pada zaman dahulu sangat baik. Mereka menjaga dan merawat hewan-hewan gembalaan milik majikannya dengan penuh amanah. Tidak mengurangi sedikit pun amanahnya itu secara culas.
- Para nabi termasuk Nabi Muhammad pernah merasakan hidup sebagai penggembala.
- Istilah “Gembala” sangat masyhur dalam agama Nasrani sampai hari ini.[10]
- Ada empat orang yang disebut Nabi dalam hadis di atas sebagai “penggembala” atau pemimpin, yaitu: penguasa/kepala pemerintahan (amir, imam), lelaki sebagai kepala keluarga, perempuan sebagai istri dan ibu, dan budak/pelayan. Semua ditetapkan sebagai orang-orang yang memikul amanah atas “gembalaannya” (tanggung jawabnya) masing-masing, dan setiap mereka kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta’ala.
[1] حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عن رسول
الله صلى الله عليه وسلم
[2] HR. Bukhari
no. 893
[3]
HR. Bukhari no.
2554
[4]
HR. Bukhari no.
2409
[5]
HR. Bukhari no.
2558
[6]
HR. Bukhari no.
2751
[7]
HR. Bukhari no.
5188
[8]
HR. Bukhari no.
5200
[9]
HR. Bukhari no.
7138
[10]
“Gembalakanlah
kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan
sukarela sesuai dengan kehendak Allah, & jangan karena mau mencari
keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Jangan kamu berbuat seolah-olah kamu
mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu
menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung
dating, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu” (1 Petrus
5:2-4). Kata “gembala” dalam bahasa Yunani disebut dengan poimen.
0 comments:
Post a Comment