Di kebanyakan masjid, khususnya di perkotaan, saban Jumat biasanya terpapar buletin Jumat untuk bacaan ringan dan asupan iman para jemaah. Tidak sedikit dari buletin Jumat itu yang mencantumkan ayat-ayat al-Qur'an di dalamnya. Namun sayang, di antara buletin itu ada yang dibiarkan tercecer di lantai, bahkan ada pula yang terserak di tempat yang tidak terhormat semisal tempat sampah.
Seorang teman pernah memergoki saya memungut buletin itu, lalu membakarnya. "Kenapa dibakar?" tanyanya. "Ini salah satu cara menjaga kalam suci dari penodaan dan penistaan."
Pernah pula, bukan hanya sekali-dua kali, saya memungut lembaran-lembaran kertas bertuliskan ayat-ayat al-Qur'an yang terserak tak keruan di samping kamar mandi di sebuah percetakan. Menumpuk bersama sampah-sampah lain. Saya pungut, lalu saya letakkan di tempat yang lebih tinggi. Esok hari, lembaran yang saya selamatkan itu ternyata sudah kembali ke tengah onggokan sampah di samping kamar mandi. Bahkan ada pula yang tercecer di dalam kamar mandi. Tiada pilihan lain untuk menyelamatkannya, kecuali dengan (salah satunya) membakarnya.
Menjaga dan menyelamatkan kesucian al-Qur'an adalah kewajiban kita semua, umat Islam. Pun terhadap kabar yang telah viral hari ini, tentang acara reliji di stasiun televisi yang menayangkan tulisan ayat al-Qur'an yang super-super amburadul dan salah. Semula saya berpikir, mungkin itu hasil suntingan photoshop. Tidak mungkin lah seorang dai selevel itu, apalagi ditayangkan di TV nasional, membuat kesalahan superfatal dalam penulisan ayat al-Qur'an, pikirku.
Saya lalu mencoba mencari informasi tentang kebenaran kabar itu, karena saya memang tidak pernah menyaksikan secara langsung acara itu di televisi. Bagaimana mau menyaksikan, lha wong TV saja aku tak punya. :)) Tersebab tak punya TV inilah saya menjadi kudet (kurang update) dengan para seleb di atas bumi ini.
Setelah meminta bantuan kepada Mbah Google, saya temukan hasil bahwa kesalahan superfatal itu ternyata memang benar adanya. Saya temukan videonya di website TV yang bersangkutan: Metro TV. (Beberapa di antaranya sudah dihapus). Barulah setelah itu saya tahu nama ustadzah tersebut, Ustadzah Nani Handayani. Semoga Allah mencurahkan ilmu yang luas, lurus, dan bermanfaat untuk umat.
Kembali kepada kesalahan penulisan ayat al-Qur'an, dalam masalah ini siapakah yang salah? Wallahu a'lam... Bisa saja kekhilafan redaktur dan editor TV tersebut. Bisa juga kesalahan teknis di bagian 'mesinnya'. Mungkin juga karena kesalahan ustadzahnya yang memang tidak tahu penulisannya secara benar. Atau ustadzahnya lebih fokus ke arah kamera sehingga beliau tidak memperhatikan kesalahan superfatal dalam penulisan ayat tersebut. Dan kemungkinan-kemungkinan
lainnya.
Terlepas dari siapa pun yang salah dan khilaf, kita harus meluruskannya. Lebih wajib lagi adalah ustadzah Nani, saat berceramah di depan kamera televisi dan ditonton banyak orang, semestinya seketika itu pula beliau langsung meluruskannya. Sayangnya, dalam video yang saya lihat, beliau tidak melakukan itu.
Semoga ke depan tidak terjadi lagi kesalahan serupa ini.
***
***
2 comments:
Terkait lembar buletin mingguan yang biasanya dibagikan pd hari Jum'at, betul sata ikut prihatin, mungkin karena ketidak tahuan tapi pada lembaran itu dituliskan peringatan agar tdk sembarangan dg lembaran tsb. ada tulisan ayat2 suci di dalammnya
entah tidak dibaca atau apa ya pak ustad
penulisan ayat yg salah saya awam pak tidak berani berkomentar mohon maaf
saya sering khawatir kalau menyertakan tulisan arab dalam postingan saya
Semoga Allah mengampuni kekhilapan dan ketidak tahuan saya
Benar, Mbak Maya, dalam buletin Jumat (yg ada ayat Alquran) biasanya sudah dicantumkan peringatan agar (1) tidak membacanya ketika khatib sedang berkhutbah dan (2) tidak membuangnya/meletakkannya sembarangan. Saudara2 kita harus diberi tahu agar mengindahkan peringatan itu.
Post a Comment