Ibnu
Abbas menceritakan bahwa Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah
menasihati seseorang dengan lima pesan penting berikut.
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ
غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah
lima perkara sebelum datang lima perkara: (1) waktu mudamu sebelum datang waktu
tuamu, (2) waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) masa kayamu sebelum
datang masa kefakiranmu, (4) masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan (5) hidupmu
sebelum datang matimu.” (HR. al-Hakim)
Jika kita manfaatkan lima waktu tersebut secara
sungguh-sungguh, insyaAllah kesuksesan akan menyambut kita. Sebaliknya, jika
kita tidak mengacuhkannya, tunggulah saat diri kita tidak lagi bernilai di mata
siapa saja. Rugi dan menyesal.
Waktu
adalah kekayaan paling mewah yang sering kita lupakan. Saat datang
waktu tua, ketika sakit mendera, kala kemiskinan mengimpit diri, bilamana kesibukan
menyita seluruh detik kita, atau saat ajal tiba, ketika itulah akan kita menyesali
waktu-waktu yang telah kita buang percuma. Wajar jika kemudian Jessica Huwae, dalam Javier,
mengatakan, “Waktu adalah kemewahan yang tidak bisa kauulur ataupun putar
ke belakang.”
Abul
‘Atahiyah (748–828), seorang penyair Irak (lahir di Kufah dan meninggal di
Baghdad), juga pernah mengungkapkan hal senada melalui untaian syair indah nan mengharukan.
Syair ini berkisah tentang penyesalan seseorang yang telah menyia-nyiakan masa mudanya.
بَكَيْتُ
عَلَى الشَّبَابِ بِدَمْعِ عَيْنِي #
فَلَمْ يُغْنِ البُكَاءُ وَلاَ النَّحِيْبُ
Kutangisi masa mudaku dengan aliran air mataku
Akan tetapi tangisan dan ratapanku tiada guna
فَيا
أسَفاً أسِفْتُ عَلىَ شَبَابٍ # نَعَاهُ الشَّيْبُ
والرّأسُ الخَضِيْبُ
Sungguh aku bersedih dan menyesal atas masa mudaku
Masa tua dan rambutku yang disemir (karena beruban)
telah berduka atas masa mudaku
عَرَيْتُ
منَ الشّبابِ وَكُنْتُ غَضًّا # كمَا يَعْرَى
مِنَ الوَرَقِ القَضِيْبُ
Masa mudaku telah hilang, padahal dahulu aku segar
bugar
Sebagaimana batang pohon yang kering dengan
gugurnya dedaunan
فيَا
لَيتَ الشّبابَ يَعُودُ يَوْماً # فأُخبرَهُ
بمَا فَعَلَ المَشيبُ
Aduhai seandainya suatu hari masa mudaku bisa
kembali
Akan kukabarkan kepadanya tentang apa yang menimpa
masa tuanya
Aji
Mumpung
“Mumpung
masih sangat muda, gunakan waktumu untuk mengukir karya sebanyak-banyaknya.” Kita
pasti sering mendengar tausiyah semisal ini dari orang tua atau guru-guru kita.
Bahkan, bisa jadi kita sendiri yang mengucapkan pesan itu kepada anak-anak
kita.
Pesan
itu pula yang kami (saya dan Istri) tanamkan kepada kedua buah hati kami: Babel
dan Ewa. Bermain memang tabiat dan fitrah mereka dan anak-anak seusia mereka. Akan
tetapi, kami selalu menyampaikan bahwa kelak kita akan menyesal jika tidak mau
mengatur waktu sebaik-baiknya. Ada saatnya kita bermain; ada waktunya kita bercanda;
ada kalanya kita beristirahat; dan ada saatnya kita harus serius belajar,
mengaji, dan berkarya.
Salah
satu kesibukan Babel dan Ewa selain sekolah, mengaji, dan bermain adalah les
renang dan karate. Alhamdulillah, berkat ketekunan mereka dan bimbingan dari gurunya,
Babel dan Ewa berkesempatan mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) Karate Pelajar
Full Contact Bupati Cup I-2016 dan meraih juara 2 Kelas Kids C Putra (Babel)
dan Kelas Kids A Putri (Ewa).
Babel (lingkaran merah) berfoto bersama Bupati Bantul (11/12/2016). |
Mumpung
masih muda, mumpung belum banyak kesibukan, dan mumpung belum mondok di
kota nan jauh dari orang tua. Aji mumpung!
― Helvy Tiana Rosa, Risalah Cinta
10 comments:
Waktu tidak akan menunggu
Selamat untuk Babel ya hebat
Semoga semakin banyak prestasi yang bisa diraih dan jd anak yg shaleh
masya Allah , terima kasih ilmunya ustadz..
Keren nih anak-anaknya mas Irham, masih kecil udah banyak prestasi. Semoga prestasi-prestasi lainnya bisa diraih di masa yang akan datang. Aamiin ya Allah o:)
keren banget mas anaknya hobbinya nyunnah sekali dan berprestasi.. salam buat Babel dan Ewa ya, Mas
Aamiin. Terima kasih doanya, Budhe Maya.
Sama-sama, Mas Ust. Terima kasih kembali. :)
Terima kasih doanya, Mas Bay.
Kata orang Jawa "Aji mumpung", Mas. Mumpung masih muda, masih sehat, dan orang tuanya juga masih kuat mengantarnya ke sana kemari. :)
Terima kasih.
Salam tersampaikan, Mas Andie. ;)
wah, selamat yaa. dan terima kasih sudah diingatkan :)
Terima kasih kembali, Mbak Vanisa.
:)
Post a Comment