Pernah melakukan perjalanan Jogja – Solo? Cukup banyak pengamen,
kan, sepanjang perjalanan itu? Ada yang beralatkan gitar. Ada yang menggunakan
ukulele. Ada pula beberapa orang yang berkreasi dengan aneka alat musik buatan
mereka sendiri. Bahkan, ada pula yang hanya berbekal tutup-tutup botol yang
dipipihkan menjadi icik-icik. Perkara alat musik dan vokal, itu urusan
belakangan. Yang penting nyanyii.. :)
Apakah semua penumpang akan memberi uang kepada para pengamen
itu? Tentu tidak. Ada yang memberi, ada pula yang tidak. Jika tidak
ingin memberi, sampaikan dengan cara yang halus dan baik. Dengan begitu
pengamen tidak akan tersinggung, apalagi marah. Misalnya, dengan menyorongkan
telapak tangan sambil tersenyum atau berucap maaf.
Dengan cara itu pengamen paham bahwa si penumpang sedang tidak
berhasrat memberi uang.
Bagaimana dengan kota lain, apakah mempunya cara yang sama untuk
menolak memberi uang kepada pengamen? Mungkin lain kota lain pula caranya. Di
Pulau Lombok, misalnya, --menurut cerita kawanku-- orang-orang di sana
mempunyai cara berbeda untuk memperlihatkan ketidakinginan memberi uang, yaitu
dengan berucap, “Sabar, Mas, sabar....”.
Dengan begitu, pengamen jadi mafhum bahwa Anda sedang tidak
berhasrat memberi uang.
Nah, bagaimana jika tiba-tiba istri Anda berkata ‘Sabar, Mas,
sabar...’? Apakah artinya dia sedang tidak berhasrat memberikan apa yang Anda
inginkan? Wallahu a'lam...
Kata Kang Enwe, hanya istri Anda yg berhak menafsirkan dan hanya
dia juga yang tahu maksudnya. ^_^ :D
0 comments:
Post a Comment