Kemarin
pagi, pukul 09.00, semua karyawan di tempat saya bekerja dikumpulkan untuk
mendapatkan pengarahan dari Direktur sekaligus owner perusahaan.
Sekira
seratusan karyawan mendengarkan dengan khusyuk setiap arahan, nasihat, dan
motivasi dari beliau. Sesekali tergelak pula tawa kami mendengar humor khas beliau.
Dari
semua kalimat yang beliau sampaikan, satu yang membuat saya terkesan, yakni
saat beliau mengulik masalah karyawan yang masih doyan minuman keras dan
sejenisnya.
“Aku
tahu di antara kalian ada yang masih suka mabuk. Mungkin juga ada yang masih
suka pil haram. Gaji kalian tidak akan berkah jika digunakan untuk hal-hal mubazir
seperti itu. Syukuri yang ada! Segeralah bertobat,” ucap beliau dengan suara keras
dan tegas.
“Aku
beri waktu sampai akhir tahun, kalau tidak mau berhenti mengonsumsi minuman keras, aku
yang akan memberhentikan kalian dari perusahaan ini. Kalian pilih tetap kerja, atau aku keluarkan?!” lanjut beliau.
Mendengar
kalimat sakti ini seketika saya teringat ucapan indah dan sangat dalam maknanya, yang
dilontarkan oleh Fudhail bin ‘Iyadh.
لَوْ أَعْلَمُ أَنَّ لِيْ دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً لَصَرَّفْتُهَا لِلسُّلْطَانِ
"Seandainya aku tahu bahwa aku memiliki doa yang mustajab, maka akan
aku gunakan untuk mendoakan penguasa.” Demikian kata Fudhail bin 'Iyadh.
Mengapa harus mendoakan penguasa atau orang yang berkuasa?
Karena, setiap titah kebaikan darinya bisa menjadikan baik semua orang. Sebaliknya,
setiap titah keburukan darinya bisa membuat buruk pula semua orang. Dia mempunyai
pengaruh yang sangat kuat bagi kebaikan dan keburukan semua orang yang berada
di bawah kekuasaannya.
Berbeda dengan kita yang tidak mempunyai kekuasaan apa-apa, kebaikan dan
keburukan kita tidak banyak berpengaruh bagi orang lain. Saya bisa saja
berceramah ke sana kemari dengan mengutip sekian banyak dalil tentang dosa dan bahaya minuman keras. Tetapi,
karena tidak punya kekuasaan apa pun, ceramah saya tetaplah tinggal ceramah. Hanya didengar sebentar lalu dilupakan. Tak ada kekuasaan apa pun bagi saya untuk memaksa mereka meninggalkan minuman haram itu.
Begitulah, sudah semestinya kita senantiasa mendoakan para penguasa dan
pemimpin, di tingkat atau level apa pun, agar mereka senantiasa diberi kesehatan, panjang umur, hati yang jernih,
adil, dan terus memerintahkan kebaikan serta melarang keburukan kepada
rakyatnya/bawahannya.
14 comments:
Amin.. semoga saja seperti itu ya kang.. kalau saya sih alhamdulilahb belumm pernah merasakan apa itu minuman atau obat yang memabukan. jangankan minuman, rokok pun saya tidak menghisapnya :)
Kalau saya mah paling anti kang sama namanya minuman keras apalagi sama pil haram karena hanya bisa merugikan dan mengundang penyakit saja tidak ada manfaat yang bisa didapat.
memang kenyataannya bnyk jg ya om rakyat/golongan kecil mendo'akan orng besar, penguasa, pemerintah, presiden, bos galak agar mreka bisa memerintah/memberikan yg baik/kebaikan untuk kita. saya jg sring mndo'akan bos biar gak galak"..:D
Bagus itu, Mas Effendi. Pokoknya jangan sampai mencicipi deh. Sudah dosa, merusak jiwa dan raga pula.
Betul banget itu, Kang Nurul. Semoga tetap istiqamah, ya, Kang...
Xixixi.... doanya keren banget kalau itu, Hayy. :)
Coba kalau semua bos dan pemimpin seperti bosnya Kang Sya,roni, pasti akan banyak hal baik yang tercipta di Negeri ini ya kang.
Semoga, Amiin...
Bener banget, Mas Isrofi. Semoga semua pemimpin dari tingkat pusat sampai daerah, bahkan sampai tingkat rumah tangga, bisa dan mau aktif menyebarkan kebaikan, ya, Mas...
Setiap pemimpin bertanggung jawab terhadap yg dipimpinnya, ngeri2 sedap jadi pemimpin. Kadang memimpin diri sendiri saja susahnya minta ampun, masih kalah sama hawa nafsu dan hawa2 lainnya, semoga pemimpin kita senantiasa bijaksana..
Menjadi pemimpin memang tidak ringan, ya, Mbak. Tapi, menjadi keniscayaan setiap kelompok manusia pasti ada pemimpinnya. Jika tak ada yang memimpin, bisa kacau dan hancurlah kelompok itu. Sebagai pemimpin, haruslah amanah dan menebarkan kebaikan serta kedamaian. Semoga pemimpin-pemimpin kita bisa mewujudkannya. Aamiin... :)
MEnjadi pemimpin bebannya besar y kang, ga aware sama bawahan diblg pemimpin cuek, ga bisa ambil keputusan diblg pemimpin yg plin plan, ga bisa kasih arahan diblg pemimpin ga becus, bawahnnya bandel sampe bawahnnya berulah pasti ujung2nya yang kena pemimpinnya. Setuju banget ulasannya kang maka doakan penguasa agar mampu memimpin anak buahnya :) TFS
Semoga kita memiliki pemimpin yang baik, yang bisa mengayomi dan membimbing kita ke jalan yang benar, dengan demikian kita akan dengan senang hati mendoakan pemimpin kita ya pak...
Begitulah pemimpin, Mbak Herva. Karena itu, sudah semestinya kita mendoakannya agar selalu baik dan menebarkan kebaikan kepada bawahan. :)
Aamiin... bener banget, Kang Maman. :)
Post a Comment