ads
Wednesday, June 29, 2016

June 29, 2016
4
Pada Ramadhan 2015 lalu, saya membuat tulisan singkat tentang suatu shalat yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya, yaitu Shalat Kafarah. Bahkan, mendengar namanya saja sudah sangat asing. Tapi, berkat pertanyaan dari seorang teman, saya lalu tergerak untuk melacak dan mengkaji beberapa referensi. Dan, hasilnya bisa dibaca dalam postingan saya berjudul Shalat Kafarah pada Jum’atTerakhir Bulan Ramadhan.

Menjelang Jum’at terakhir bulan Ramadhan, tema ini kembali mencuat. Didukung dengan keberadaan bermacam media sosial, segala hal bisa teramat cepat menjadi viral. Semua orang yang dulunya tidak pernah tahu sesuatu, sekarang hanya dalam hitungan detik, cukup dengan sekali klik, menjadi serbatahu. Termasuk tentang Shalat Kafarah ini, mereka yang dulunya tidak tahu, sekarang menjadi tahu.

Nah, berkat informasi secara viral dari media sosial, saya menemukan catatan penting tentang shalat ini yang perlu saya dokumentasikan. Catatan ini ditulis oleh Kiai Ma’ruf Khozin dalam status facebook-nya. Berikut catatan beliau.

***

Jawaban Habib Abu Bakar As-Segaf Soal Salat Di Hari Jumat Akhir Ramadlan
Saya, alfaqir Ma'ruf Khozin bertanya kepada Habib Abu Bakar As-Segaf, Wakil Rais Syuriah PCNU Pasuruan:

عفوا يا سيدي هل عرفتم بصلاة الكفارة في اخر الجمعة من رمضان. افتوني مأجورين ان شاء اللّٰه

Maaf Sayid Abu Bakar, apakah Anda pernah tahu tentang salat Kaffarat di hari Jumat terakhir di bulan Ramadlan? Berilah fatwa pada saya, in syaa Allah Anda mendapatkan pahala.

Habib Abu Bakar As-Segaf menjawab:

ليست صلاة الكفارة. بل صلاة القضاء. هذه من عمل سيدي الشيخ أبي بكر بن سالم المدفون في عينات حضرموت. من أكا بر أولياء السادة في زمانه. لكن لا ينوي بها لجبر صلاة الدهر. كما حرموا ذلك الفقهاء. إنما السادة عملوا ذلك وجعلها دأبا في كل آخر جمعة من رمضان. إقتداءا به وعلقوا نيتهم على نية الشيخ أبي بكر بن سالم الملقب بفخر الوجود . كان الحبيب حسين بن طاهر (مؤلف سلم التوفيق) سأله أهل حضرموت عن ذلك لما أشكلوه. فقال سلمنا لأهل الله ونوينا على مانواه الشيخ أبوبكر بن سالم

Ini bukan Salat Kaffarat, namun Salat Qadla'. Ini adalah amalan Sayid Syaikh Abu Bakar bin Salim yang dimakamkan di 'Inat, Hadlramaut (Yaman). Beliau adalah pembesar wali dan sayid di masanya. Namun salat tersebut tidak boleh diniati sebagai pengganti salat selama setahun, sebagaimana diharamkan oleh ulama Fikih. Para Sayid (Habaib) hanya mengamalkannya dan menjadikannya sebagai kebiasaan di akhir Jumat bulan Ramadlan karena untuk mengikuti beliau. Mereka menyesuaikan niat mereka dengan niat Sayid Abu Bakar bin Salim yang bergelar Fakhr al-Wujud.

Pengarang kitab Sullamut Taufiq, Habib Husain bin Thahir ditanya oleh penduduk Hadlramaut tentang hal ini, beliau menjawab: "Kita taslim (menerima) terhadap amalan wali Allah. Dan kita niatkan seperti niat Sayid Abu Bakar bin Salim.

لكن الحبائب منعوا دعوة الناس لفعل هذه الصلاة في المساجد مثلا. وفعلوها مع أسرتهم في بيوتهم. خوفا من الإشكالات من بعض الناس.

Tetapi para Habaib melarang mengajak orang-orang melakukan salat ini di masjid, misalnya. Beliau-beliau mengamalkannya bersama keluarga di kediaman masing-masing. Khawatir ada kejanggalan dari sebagian orang.

***

Wallahu a’lam

Sumber Gambar


4 comments:

Unknown said...

jadi jika ingin melakukan sholat tersebut di sarankan lebih baik di kediaman masing2 ya mas ? soalnya kalau di mesjid takut ada kejanggalan dari sebagian orang. tapi bukankah shalat itu lebih baik dilakukan di mesjid kang ?

Irham Sya'roni said...

Kalau saya, lebih baik tidak mengamalkan shalat tersebut, Mas. Lebih jelasnya, silakan baca https://babarusyda.blogspot.co.id/2015/08/shalat-kafarah-pada-jumat-terakhir.html

Kang Nurul Iman said...

Terima kasih kang untuk ilmunya sangat bermanfaat sekali semoga diberikan pahala yang berlipat.

Irham Sya'roni said...

Aamiin... terima kasih, Kang Nurul.