Coba Anda dengarkan dan perhatikan dengan saksama bacaan al-Qur’an dalam video di bawah ini.
Cengkok atau gaya
membacanya sangat khas, kan? Bagi orang Jawa tentu sangat akrab dengan cengkok,
gaya, irama, atau langgam seperti itu.
Ya, iramanya dalam
membaca al-Qur’an memang sangat mirip dengan langgam Jawa. Akan tetapi, itu
bukanlah langgam Jawa, melainkan langgam khas negeri Sudan.
Imam shalat yang sedang
membaca al-Qur’an itu tidak sedang mencari sensasi dengan cengkok atau gaya membaca
seperti itu. Tetapi, memang begitulah gaya kebanyakan orang Sudan dalam membaca
al-Qur'an. Cengkoknya khas. Nadanya juga khas. Mirip langgam Jawa. Namun, tetap
mengikuti aturan ilmu tajwid.
Berbicara tentang irama
atau langgam, setiap daerah dan setiap orang memang mempunyai gaya/irama
tersendiri dalam membaca al-Qur’an. Cengkok dan irama Anda dalam membaca al-Qur’an
pastilah tidak sama dengan saya. Begitu pula saya tidak sama dengan kawan atau
saudara Anda. Selama tidak mengubah makna dan tetap berpedoman pada aturan ilmu
tajwid, hal itu tidaklah mengapa.
Siapakah sosok dalam
video itu?
Beliau adalah Syaikh az-Zain Muhammad Ahmad az-Zain. Lahir di dekat Kordofan, Sudan, pada bulan Juli
1982. Selain mengenyam pendidikan al-Qur'an dan tahfizh di Sudan, beliau juga mendapatkan
lisensi/ijazah dalam bidang al-Qur’an dari guru besar al-Qur'an di Universitas
Al-Azhar Mesir pada September 2009.
Saat ini beliau menjadi
imam besar di Masjid Sayyidah Sanhuri, Khartoum, Sudan. Pada bulan Ramadhan, Syaikhaz-Zain Muhammad Ahmad az-Zain didaulat menjadi imam shalat Isya’ dan Tarawih
di masjid tersebut. Ribuan orang memadati Masjid Sayyidah Sanhuri untuk
bermakmum kepada Syaikh Zain.
Untuk mendengarkan ayat-ayat lain yang dibaca oleh
Syaikh Zain, Anda bisa mencarinya di youtube. Masukkan nama beliauالشيخ الزين محمد
احمد السوداني maka
akan muncul banyak sekali video beliau saat membaca al-Qur'an atau menjadi imam
shalat.
Semoga keberkahan dan umur panjang senantiasa
terlimpah kepada Syaikh Zain. Aamiin...
8 comments:
Jadi penasaran nih kang mau dengar, okeh meluncur kang.
Monggo, Kang Nurul... Silakan. :)
Benar kang memang terkadang ketika orang jawa membaca al-qur'an sering terdengar beda di telinga saya. Tapi seakan lebih bagus dari ucapan yang saya baca
Saya suka belajar mengaji meniru langgam orang lain tapi lama-lama selalu kembali ke langgam saya sendiri, giman ini ya pak?
Itu wajar sekali, Kang Maman. Setiap orang pasti punya karakter suara dan langgam sendiri-sendiri. Tidak perlu menjadi orang lain, Kang. Yang penting kaidah tilawahnya benar.
Sangat wajar, Mas Fendi. Setiap orang pasti punya ciri khas. Selama itu tidak menyalahi kaidah tilawah, tidak apa-apa.
Yg terlajur nuduh kafir lagam jawa.. plongak plongo...
Dilanggar2 masa lalu lagunya begitu
Yang terpenting, membaca alQuran-nya tetap sesuai aturan tajwid.
Post a Comment