Hari itu masih sangat
pagi. Kelinci tampak riang berjalan berkeliling hutan. Dia berjalan dengan
kepala mendongak dan langkah yang dibuat segagah mungkin. Sesekali ia pun
bernyanyi.
“Hai, Ayam, tahukah
kamu akan ke manakah aku?” tanya Kelinci saat bertemu ayam.
“Memangnya kamu mau
ke mana sepagi ini, Kelinci?” sahut sang Ayam.
“Aku akan menuju
kebunku. Sekarang aku punya kebun wortel yang sangat luas. Wortelnya
segar-segar dan manis. Hmmm, lezat sekali.”
“Wah, kamu hebat,
Kelinci. Sepertinya baru kemarin aku melihatmu bersusah payah mencari-cari
wortel di tempat ini, tapi sekarang kamu sudah punya kebun sendiri,” ucap Ayam.
Kelinci semakin
terlihat angkuh setelah mendapat pujian dari Ayam.
“Itu belum seberapa,
Ayam. Sekarang aku bisa melompat tinggi sekali, lho. Bahkan, aku bisa mencapai pucuk pohon yang tinggi,” ujar
Kelinci bersesumbar.
“Benarkah? Kamu
benar-benar hebat, Kelinci. Aku bangga mempunyai teman sepertimu,” ucap Ayam
memercayai omongan Kelinci. Sebenarnya Kelinci hanya membual. Dia melakukan itu
supaya dipuji oleh Ayam.
Kabar bahwa Kelinci
mempunyai kebun wortel yang luas dan bisa melompat tinggi begitu cepat menyebar
ke seluruh hutan. Semua berdecak kagum atas kehebatan Kelinci.
Sementara itu,
Kelinci pulang dan tidur di rumahnya hingga menjelang sore. Ia lupa belum
mencari wortel. Saking laparnya, ia kembali keluar rumah untuk mencari makan.
Di perjalanan Kelinci bertemu dengan kambing.
“Kambing, beri aku sedikit
rumputmu. Aku lapar,” pinta Kelinci.
“Ah, tidak! Bukankah
kamu sudah memiliki kebun wortel? Maaf, rumput ini untuk bekal perjalananku
pulang,” tolak Kambing.
Kelinci berjalan
dengan memegangi perutnya yang lapar. Baru beberapa langkah berjalan, Kelinci
melihat Jerapah yang sedang memetik buah di atas pohon.
“Jerapah, beri aku
satu buah. Perutku sangat lapar,” pinta Kelinci.
“Lho, bukankah kamu bisa melompat tinggi? Ambil saja sendiri! Aku
masih sibuk. Sebentar lagi hari gelap,” jawab Jerapah. Jerapah pun tidak mau
mengambilkan buah untuk Kelinci.
Hari sudah gelap,
Kelinci tidak mungkin pergi ke tengah hutan untuk mencari makanan. Akhirnya,
Kelinci kelaparan karena ulahnya sendiri yang suka membual.
Membual adalah mengumbar cerita berlebihan yang sebenarnya tidak nyata terjadi. Omong kosong. Jika kita suka membual, suatu saat pasti kita akan terkena imbasnya yang justru sangat merugikan kita.
0 comments:
Post a Comment