Nasha’ihul ‘Ibad, kitab ini menjadi kajian rutin mingguan
saat saya masih nyantri di Kudus pada tahun 1996-1998 lalu. Bahkan,
sampai sekarang kitab ini masih intensif dikaji di sana. Syaikh Nawawi al-Bantani,
sebagai mu’allif kitab tersebut, memang sengaja menyajikan tema-tema hikmah dan
suntikan spiritual melalui maqalah-maqalah ringan namun bernas. Beliau
petikkan maqalah-maqalah itu dari petuah-petuah hikmah Rasulillah,
sahabat, tabi’in, dan para ulama salaf. Semua terbukukan secara rapi dan sistematis.
Sebagai wujud keikutsertaan saya
menebarkan petuah-petuah kebaikan dalam kitab tersebut, saya pun merutinkan
kajian Nasha’ihul ‘Ibad di kampung setiap malam Jum’at. Alhamdulillah,
kajian rutin malam Jum’at ini sudah mendekati tiga halaman terakhir, yakni باب
العشاري . Artinya,
tidak berapa lama lagi kajian kitab ini akan paripurna. Artinya pula, kajian
lanjutan dari kitab tersebut harus disiapkan supaya tradisi mengaji dan
mengkaji di masyarakat kampung tetap eksis dan berkembang.
Nah, dalam kajian yang menjelang paripurna
ini saya menemukan satu masalah atau pertanyaan sebagai berikut.
Pertanyaan
1. Apakah benar hadits
di bawah ini --yang tercantum dalam kitab Nasha'iul 'ibad Syaikh Nawawi
al-Jawi باب العشاري maqalah ke-28 tentang percakapan Nabi Muhammad dan iblis-- adalah
palsu?
2. Jika benar itu
palsu, bagaimana kita menyikapinya mengingat kitab ini menjadi salah satu kitab
kajian rutin kami di kampung?
3. Jika tidak palsu, di
dalam kitab hadits apa kita bisa menjumpainya (selain dalam Nashaihul Ibad
tersebut)?
Ini redaksinya dalam Nashaihul 'Ibad
tersebut:
عن ابن عباس رضى الله عنهما انه قال: قال
رسول الله ذات يوم لابليس: كم احباؤك من امتى؟ قال: عشرة نفر اولهم: الامام الجائر
و المتكبر, و الغنى الذى الذى لا يبالى من اين يكتسب المال و فى ماذا ينفقه, و العالم
الذى صدق الامير على جوره و التاجر الخائن و المحتكر, و الزانى و اكل الربا و
البخيل الذى لا يبالى من اين يجمع المال و شارب الخمر ثم قال المصطفى: كم اعداؤك
من امتى؟ قال عشرون اولهم انت يا محمد فانى ابغضك و العامل بالعلم, حامل القران
اذا عمل بما فيه, و المؤذن لله فى الخمس صلوات و محب الفقراء و المساكين و اليتامى
, و ذو القلب الرحيم و المتواضع للحق, وشاب
نشأ فى طاعة الله , آكل الحلال, و الشبان المتحابان فى الله, و الحريص على الصلاة
فى الجماعة و الذى يصلى باليل و الناس نيام , و الذى يمسك نفسه عن الحرام و الذى
يدعوا للاموات, و الذى يكون ابدا على وضوء و السخي و حسن الخلق و المصدق بما ضمن
الله له , و المحسن الى مستورات الارامل , و المستعد للموت
Diskusi Kecil
Melalui Facebook
Masalah ini
sudah saya sharing-kan kepada beberapa ustadz dan sahabat, tetapi sampai
sekarang belum ada jawaban yang tegas dan bernas sesuai 3 pertanyaan di atas. Oleh
karena itu, jika Anda, antum, atau panjenengan sudah menemukan jawabannya,
mohon dibagi ilmunya kepada saya, ya. Matur nuwun
Melalui jasa
facebook, masalah ini juga sempat saya diskusikan (walaupun kecil-kecilan)
dengan para facebooker. Tetapi, sampai titik pungkas, diskusi tersebut belum
menyimpulkan dan memutuskan apa pun dari 3 pertanyaan di atas. Sekali lagi,
saya sangat berharap ada di antara sobat blogger yang berkenan membantu
menemukan titik terang dari masalah ini.
Berikut rekam
jejak diskusi kecil-kecilan kami di facebook.
"Hadis
maudlu', mas Irham
Sya'roni.
Kalau pas sampai bab itu, jelaskan bahwa hadis ini maudlu' dan tidak boleh
dinisbatkan kepada nabi. Cerita yang sama juga ditemukan dalam mufidul ulum wa
mubidul humum dengan redaksi yang beda. Kitab ini juga tidak menyebutkan isnad.
Kalau di takhrij bunyinya menjadi lam ajid lahu aslan. Sebab cerita ini tidak
ditemukan dalam kitab hadis yang bersanad."
Moh Najib Buchori, Lc., alumnus Madrasah Ghozaliyah Syafi’iyyah dan Ponpes Al-Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah tahun 1992 serta alumnus Al-Azhar University, Ushuluddin, Tafsir tahun 1996.
Salam.
Saya belum mendapatkan hadis yang sampeyan sebutkan di kitab-kitab hadis mu'tabar,
yang dalam bahasa lain disebut al-Ushul. Dalam diskursus ilmu hadis, hal
ini merupakan indikasi bahwa hadis tersebut palsu (fabricated).
Kemudian
dari sisi matan, hadis ini bermasalah di mana ada pertanyaan yang diajukan oleh
Rasulullah kepada Iblis. Tidak layak Rasulullah bertanya kepada Iblis. Ketidaklayakan
ini juga menjadi ciri kepalsuan hadis (dalam bahasa sekarang kita menyebutnya "nggak
rasul banget!!”)
Dalam
alquran surah al-mujadilah ayat 14-19 disebutkan ciri kekasihnya setan,
sehingga Rasulullah tidak perlu lagi bertanya kepada iblis. Tampaknya, hadis di atas kualitasnya palsu.
Perlu
saya sampaikan bahwa makna hadis itu bisa jadi benar. Kesepuluh kriteria
kekasih iblis dan kedua puluh kriteria musuh iblis jika diulas satu persatu
semuanya memiliki pembenaran dari alquran dan hadis. Hanya saja, ketika kita
hukumi hadis ini palsu, itu artinya Rasulullah tidak pernah bertanya kepada
iblis dan mendapat jawaban sebagaimana tersebut dalam hadis. Dalam bahasa lain,
peristiwa ini tidak pernah terjadi. Sahabat Ibnu Abbas tidak pernah
meriwayatkan hadis ini.
Memang
dalam buku-buku akhlak dan tasawuf, banyak hadis "unik" yang ketika
diteliti dengan metode muhadditsin nyata hukumnya palsu. Mungkin cara
mereka memperoleh hadis berbeda (kasyaf dan mimpi misalnya), dan mungkin
cara menilai kualitas hadisnya juga berbeda, dan masih ada
kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Dalam
banyak tempat disebutkan, bahwa orang yang paling bertanggungjawab terhadap
munculnya hadis palsu adalah qashash alias tukang cerita dan penceramah,
lalu pelaku tasawuf, dan para fanatik mazhab.
Allah
A'lam
(26 November 2013 pukul 15.56 WIB)
Ustadz Andi Rahman, MA., Dosen PTIQ Jakarta.
15 comments:
saya malah pengen tahu jawabnya
karena ga ngerti betun dan ga nya
Iya, Mbak. Kita tunggu jawabannya, tapi tentunya tidak lupa pula untuk berusaha mengamalkannya, ya. Salam
assalamua'laikum.. menurut saya stiap hadits harus jelas asal usul perawinya, jika tidak termasuk hadits lemah bahkan palsu.. thanks for sharing... from: mhs uin suska riau
nitip link minn..
jual madu hutan asli
citra indah
Wa'alaikumussalam wr wb. Itulah istimewanya ajaran Islam, dibangun melalui rantai-rantai keilmuan yg kuat (sanad). Jika rantainya kuat maka termasuk shahih, jika tidak maka dhaif. Jika tidak memiliki rantai maka laa ashla lahu atau bahkan palsu. (dr sisi sanad). Salam
suwun, sangant membantu infonya,....
Terima kasih kembali, insya Allah bermanfaat.
Kebanyakan menyatakan itu hadist palsu,, lebih baik kota tidak menyebarkan nya,, meskipun tujuan nya baik,, tetapi tetap berpegang, jika kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah lebih baik diam,, wallahu a'lam
Sudah dijawab dan dijelaskan dalam artikel, Mas.
Perkataan perbuatan Rasululloh itulah yg mnjdi sunnah...kl rasulullah bertanya sama iblis...bgmna umatnya??? Bertanya sama iblis brarti sunnah?? Bisa bnyak uka2... Disebut Rasulullah...pesuruh Allah... Dan tidaklah rasulullah itu berkata karena keinginannya, melainkan kehendak Allah. Wallahu'alam
Terima kasih atas kunjungannya.
Semoga kita semua semakin terbuka pikiran akan hakikat sunnah.
Salam ukhuwah
Semoga diberkati..
Aamiin...
nyimak saja ya gan, sampai 2018 ini sdh ketemu atau belum keaslian hadits ini?
Monggo
Terlengkap,,, thanks min..
Post a Comment