Alkisah, seorang lelaki mengadu kepada Nabi
Sulaiman a.s., “Wahai Nabi Allah, ada seseorang yang telah mencuri angsaku!”
“Tahukah engkau siapa yang mencurinya?” tanya
Nabi Sulaiman.
“Tidak tahu, Nabi.”
“Baiklah, kalau begitu serulah semua orang
untuk shalat berjamaah bersamaku.”
Berkumpullah semua orang menunaikan shalat
berjamaah bersama Nabi Sulaiman. Seusai shalat, Nabi Sulaiman menyampaikah
khotbah singkat kepada jamaah.
Di tengah-tengah khotbahnya, Nabi Sulaiman
berkata, “Salah seorang di antara kalian telah mencuri angsa tetangganya
kemudian masuk masjid ini dengan bulu angsa yang masih menempel di kepalanya!”
Tiba-tiba seorang lelaki mengusap-usap
kepalanya untuk menepis bulu angsa yang menempel di kepalanya. Padahal, tidak
ada sehelai bulu pun yang melekat di kepalanya.
Melihat gelagat orang tersebut, Nabi Sulaiman berseru,
“Tangkap dia! Dialah pencuri angsa itu!”
Begitulah taktik Nabi Sulaiman untuk mengungkap
pencuri angsa yang sebenarnya. Bagi yang merasa mencuri tentu akan terkecoh dan
gusar mendengar ucapan Nabi Sulaiman. Akhirnya, tampaklah gelagatnya yang
mencurigakan sehingga mudah diketahui bahwa dialah pelakunya.
~*~
Tafakur
Seseorang yang berbuat
salah, jiwanya tentu tidak akan tenang. Di mana pun dia berada, ada rasa berdosa
yang menggelayuti dirinya. Sementara orang yang jiwanya tidak tenang, ia
mudah gusar dan penuh curiga. Nah, agar hati kita tenang, kita harus berusaha
sekuat mungkin menjauhi salah dan dosa.
|
0 comments:
Post a Comment