ads
Thursday, August 16, 2012

August 16, 2012
2
1. Pengertian Shalat Hari Raya
Shalat Hari Raya disebut juga Shalat ‘Id. Shalat Hari Raya ada dua, yaitu Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha. Shalat Idul Fitri adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan pada tanggal 1 Syawal, sedangkan Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan pada tanggal 10 Dzulhijah.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, sedang penduduknya mempunyai dua hari raya yang mereka gunakan untuk mengadakan permainan dan bersenang-senang. Maka beliau bersabda, ‘Apa kedua hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Hari yang kami gunakan untuk bersenang-senang di masa jahiliyah.’ Beliau kemudian bersabda, ‘Allah telah mengganti kedua hari raya tuan-tuan ini dengan dua hari raya yang lebih baik, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri.’” (H.R. Abu Dawud)


2. Hukum Shalat Hari Raya
Mayoritas ulama termasuk ulama Malikiyah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa hukum shalat Hari Raya adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Tetapi, menurut ulama Hanafiyah, shalat Hari Raya adalah fardhu ‘ain bagi setiap orang yang sudah berkewajiban menunaikan shalat Jum’at. Sementara menurut ulama Hanabilah, hukum shalat Hari Raya adalah fardhu kifayah atas setiap orang yang telah wajib menunaikan shalat Jum’at.

Fardhu ‘ain ialah kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim sebagai suatu kewajiban individual sehingga jika ada seseorang yang tidak mengerjakannya maka ia berdosa. Adapun fardhu kifayah ialah kewajiban yang dibebankan kepada muslim, namun apabila hanya ada satu orang yang mengerjakannya maka gugurlah kewajiban atas yang lain (karena telah terwakilkan).


3. Waktu dan Bilangan Rakaat Shalat Hari Raya
Shalat Hari Raya dikerjakan dengan dua rakaat. Adapun waktu pelaksanaannya adalah sejak matahari naik setinggi satu atau dua penggalah (kira-kira pukul 06.30 WIB) hingga matahari tergelincir (menjelang Zhuhur).

Diceritakan dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi mengerjakan shalat pada hari raya dua rakaat, dan tidak shalat apa pun sebelum atau sesudahnya.” (H.R. Jama’ah)

Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Nabi mengerjakan shalat Idul Fitri bersama kami saat matahari setinggi dua penggalah (dua tombak), dan shalat Idul Adha ketika tinggi matahari kira-kira satu tombak.” (H.R. Ahmad)

2 comments:

mimi RaDiAl said...

pertama....
Bacaan takbirnya Ba ??

Irham Sya'roni said...

Lanjut di Bag-2, Mi.