ads
Friday, January 20, 2012

January 20, 2012
Tanpa kita sadari, kehidupan yang kita lewati –dari detik ke detik– semakin mendekatkan kita kepada kematian? Semua manusia dan makhluk hidup di dunia akan melewati kafilah kematian. Kematian akan datang menghinakan orang-orang angkuh dan kufur, membuat tunduk orang yang suka berbuat maksiat, serta memaksa orang yang berdosa agar mau bertaubat.

Kematian adalah saat yang sangat menyakitkan yang akan dilalui oleh para raja atau budak, pemimpin atau rakyat, orang kaya atau miskin, tua atau belia. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas kehidupan atau mencabut nyawa semua makhluk-Nya.

Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang (dengan kematian); mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti. Hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari.

Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia. Seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkan ini. Sekalipun begitu, ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya.

Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya, tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian datang, kita bukan apa-apa lagi. kita hanyalah jasad yang terbujur kaku. Pakaian-pakaian indah dan mewah yang kita kenakan setiap hari kini tiada berguna lagi. Hanya kain kafan putih yang membalutnya. Dan, tubuh mati itulah yang akan menjadi penghuni kuburan. Meringkuk di dalam tanah. Di sanalah tubuh itu akan membusuk lalu hancur. Inilah kesudahan cerita kita.


Sobat blogger yang dikasihi Allah, di tengah hiruk-pikuk dan beragam tekanan urusan hidup, luangkanlah waktu barang sejenak untuk sekadar mengingat bahwa kelak kita pun akan meringkuk dan membusuk di dalam tanah. Renungkan dalam setiap rukuk dan sujud. Renungkan saat melayat saudara atau kawan karib yang menghadap keharibaan-Nya. Renungkan saat duduk menziarahi makam. Renungkan dan renungkan, sudahkah kita mempersiapkan bekal ke alam sana?

Sepenggal Kisah Inspiratif

Ratapan Seorang Janda

Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya mati. Sembari membawa jenazah anaknya, wanita ini menghadap Sang Guru untuk meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya.

Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam, bahkan sesekali ia meratap histeris. Alih-alih memberinya kata-kata penghibur atau penjelasan yang dirasa masuk akal, Sang Guru justru berujar, “Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji lada.”

“Itu saja syaratnya?” tanya wanita itu dengan keheranan.

“Oh iya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang saudara penghuninya belum pernah ada yang mati.”

Merasa mendapat angin segar, wanita itu segera beranjak dari hadapan Sang Guru. “Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan menghidupkan anakku!” pujinya dalam hati.

Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya, “Tolonglah saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah kita memberikannya?”

“Oh, boleh saja,” jawab tuan rumah.

“Anda baik sekali, Tuan. Tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada yang mati?”

“Oh ada, paman kami meninggal tahun lalu.”

Wanita itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang dibutuhkannya. Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya. Semua penghuni rumah dengan senang hati bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya.

“Ayah kami barusan wafat…,” “Kakek kami sudah meninggal…,” “Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu…,” dan sebagainya.

Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam penderitaan ini. Tak seorang pun yang terlepas dari penderitaan.

Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih, “Guru, saya akan menguburkan anak saya.”

Sang Guru hanya mengangguk seraya tersenyum lembut, seraya berkata, “Syukurlah, kamu telah menyadari bahwa semua manusia akan mengalami kematian. Semua akan hancur diremuk bumi.”

Untaian Mutiara Kata
1.    Manfaatkan lima masa sebelum datang lima masa yang lain, yaitu masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa fakirmu, masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu, dan masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu. (Sabda Nabi saw.)

2.    Tangisilah dirimu! Ketika anakmu mati, engkau merasa seakan kiamat terjadi. Tetapi, ketika agamamu mati, engkau tidak menangis bahkan tidak peduli. (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)

3.    Kehormatan manusia ada pada pengetahuannya. Orang-orang bijak adalah lentera yang menerangi jalan kebenaran. Manusia bisa mati, tetapi kebijakan hidup abadi. (Ali bin Abi Thalib)

4.    Silakan telan makanan apa pun yang kamu sukai. Silakan tidur di kasur yang paling empuk, silakan naik kendaraan yang paling bergengsi. Silakan memakai pakaian yang paling lembut. Namun, bila kematian telah datang kapadamu, demi Allah, kamu akan menuju akhirat tanpa sedikit pun membawa semua itu. (Hasan Al-Bashri)

5.    Dunia adalah impian, akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, sedangkan kematian berada di antara keduanya. (Hasan Al-Bashri)

6.    Di pagi hari usiamu telah berkurang. Seluruh amalmu telah tercatat. Maut terus mengintaimu. Neraka menghadap di depanmu. Apa yang kamu lihat demi Allah akan pergi. Kamu tinggal menunggu ketetapan Allah. Persiapkanlah bekal untuk hari esok (akhirat). (Hasan Al-Bashri)

7.    Barangsiapa masuk kubur tanpa membawa bekal, maka seakan-akan dia mengarungi lautan tanpa perahu. (Abu Bakar Ash-Shiddiq)

8.    Lakukanlah ziarah kubur, karena itu akan membuat kalian benci dunia dan ingat akhirat. (Sabda Nabi saw.)

9.    Barangsiapa banyak mengingat kubur, maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu taman dari taman-taman surga. Dan barangsiapa yang lalai kepada kubur, maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu jurang dari jurang-jurang neraka. (Sufyan Ats-Tsauri)

10.Barangsiapa merindukan perjumpaan dengan Allah, maka Allah pun akan rindu berjumpa dengannya. (Sabda Nabi saw.)

11.Tarikan nafas seseorang itu adalah langkah menuju ajalnya. (Ali bin Abi Thalib)

12.Wahai anakku, sesungguhnya sosok manusia itu terbagi menjadi tiga bagian: sepertiga untuk Allah, sepertiga untuk dirinya sendiri, dan sepertiga untuk belatung. (Lukman Al-Hakim)

13.Sekiranya aku disuruh memilih umur sampai seratus tahun dan kugunakan untuk beribadah kepada Allah dengan nyawaku diambil hari ini juga, niscaya kupilih nyawaku dicabut sekarang juga, karena rinduku kepada Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang shalih dari hamba-hamba-Nya. (Muhammad Mahdi Al-Shifi)

14.Tangisilah diri kalian sebelum kalian ditangisi orang lain! Sebab, ajal bisa datang di suatu ketika. (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)

15.Terkadang umur panjang tetapi sedikit manfaatnya, terkadang umur yang pendek tetapi banyak manfaatnya. (Ibnu Atha’illah As-Sakandari)

0 comments: