ads
Thursday, January 19, 2012

January 19, 2012
Allah telah menjadikan sabar laksana kuda yang tidak pernah jatuh terperosok, pedang yang tidak pernah berkarat, pasukan yang tak pernah terkalahkan, dan benteng sangat kokoh yang dapat dirobohkan. Sabar tak ubahnya bagaikan kendaraan yang tidak akan pernah menyesatkan penunggangnya.

Sabar adalah jalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Sabar adalah suatu keutamaan yang diperlukan oleh manusia, baik dalam urusan agama maupun dunia.

Keadaan manusia itu adakalanya harus bersabar dalam ketaatan, yakni menjalankan perintah dan kewajiban yang telah dititahkan Tuhan. Adakalanya juga harus sabar dalam meninggalkan larangan serta sabar dalam menghadapi musibah atau ketentuan yang telah ditakdirkan Tuhan.

Hidup ini tidak dapat diluruskan, kecuali dengan kesabaran. Sabar merupakan obat penawar bagi segala macam problema di negeri cobaan ini. Sabar adalah bekal bagi seorang mujahid apabila pertolongan datang terlambat kepadanya. Sabar adalah bekal yang sangat diperlukan bagi seorang da’i manakala manusia terlihat lambat merespon seruannya.

Sabar adalah bekal yang sangat diperlukan oleh seorang alim saat ilmu mulai diasingkan. Bahkan sabar adalah kebutuhan semua orang; dewasa maupun belia, laki-laki maupun wanita, tua maupun muda. Dengan bekal sabar, mereka akan beroleh pegangan dan perlindungan.

Ketahuilah, jika tidak mempunyai kesabaran, maka tiada pertolongan yang akan turun kepada kita. Karena itu, bersabarlah, sebab sabar itu indah! فصبر جميل


Sepenggal Kisah Inspiratif

Menaklukkan Harimau dengan Kesabaran

Alkisah, dua orang lelaki berkawan akrab. Mereka adalah Nabiel dan Daniel. Mereka sama-sama orang yang shalih. Karena tempat yang berjauhan, maka tidak memungkinkan mereka untuk selalu bertemu. Tetapi, ada kebiasaan di antara mereka, untuk bertemu sekali dalam setahun. Nabiel yang jauh tempatnya selalu datang bertamu ke rumah Daniel.

Sebagaimana biasa, suatu hari Nabiel datang berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Pintu rumah Daniel tertutup rapat, ia kemudian mengetuk pintu itu. Setelah beberapa kali ketukan, terdengar suara sahutan istri sahabatnya dari dalam rumah. “Siapakah itu yang mengetuk-ngetuk pintu?”

“Aku, saudara suamimu. Aku datang kemari untuk mengunjunginya hanya karena Allah semata,” sahut Nabiel dari luar pintu.

“Dia sedang ke luar pergi mencari kayu bakar. Mudah-mudahan saja ia tidak kembali lagi!” jawab istri Daniel dari dalam rumah.

Mendengar jawaban seperti itu, Nabiel diliputi keheranan bercampur dongkol. Belum hilang herannya, si istri terus saja menggumamkan kata-kata makian kepada Daniel, suaminya.

Nabiel duduk di beranda. Tak lama kemudian datanglah Daniel. Ia terlihat menuntun seekor harimau yang dipunggungnya terdapat seikat kayu bakar. Begitu melihat kedatangan sahabatnya, Daniel langsung menghambur mendekatinya sambil mengucapkan salam kehangatan.

Kayu bakar kemudian diturunkan dari punggung harimau. Sejurus kemudian Daniel berkata kepada harimau itu, “Sekarang pergilah kamu mudah-mudahan Allah memberkatimu!”

Mereka kemudian masuk ke dalam rumah. Sementara mereka bercakap-cakap, terdengar suara sang istri yang terus-terusan saja memaki-maki sang suami. Sang suami yang orang shalih itu diam saja. Dalam hati, Nabiel heran dan takjub akan kesabaran sahabatnya. Meskipun istrinya terus saja memaki-maki dirinya ia tetap tidak memperlihatkan muka kebencian. Setelah puas bercakap-cakap, pulanglah sahabat dengan menyimpan rasa kekaguman kepada sahabatnya itu.

Setahun berlalu sudah. Sebagaimana biasa, Nabiel kembali mengunjungi rumah sahabatnya itu. Ia mengetuk pintu, lalu keluarlah seorang wanita dengan senyum ramah menyapa, “Tuan ini siapa?”

“Aku adalah sahabat Daniel, pemiliki rumah ini. Kedatanganku ini adalah semata untuk mengunjunginya karena Allah Ta’ala.”

“Oh, selamat datang, Tuan!” sambut si wanita.

Sambutan wanita itu amat hangat dan meneduhkan hati. Tak lama kemudian sahabatnya, Daniel, datang. Ia kelihatan menenteng seikat besar kayu bakar di atas kepalanya. Daniel kembali menghambur menyambut sahabatnya.

Nabiel menanyakan beberapa hal yang ia herankan perihal keadaan sahabatnya itu, yang menurutnya ada perbedaan dengan suasana setahun yang lalu. Nabiel menanyakan bagaimana ia mampu menaklukan seekor harimau, sehingga mau memanggul kayu bakarnya. Mengapa ia sekarang Daniel tidak lagi bersama dengan binatang itu?

“Ketahuilah saudaraku, istriku yang dahulu berlidah panjang itu sudah meninggal. Sedapat mungkin aku berusaha bersabar atas perangai buruknya, sehingga Allah memberi kemudahan diriku untuk menundukkan seekor harimau sebagaimana yang engkau lihat sendiri. Semuanya terjadi lantaran kesabaranku kepadanya. Lalu aku menikah lagi dengan perempuan yang shalihah ini. Aku sangat gembira mendapatkannya. Maka, harimau itu pun dijauhkan dari diriku. Aku memanggul sendiri kayu bakar sekarang lantaran kegembiraanku.”


Untaian Mutiara Kata
1.    Sabar adalah menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan agama, bersikap tenang ketika menghadapi ujian yang berat, menampakkan kecukupan ketika kefakiran datang ke tengah medan kehidupan. (Dzun Nun Al-Mishry)

2.    Ada dua teguk yang paling agung bagi seorang hamba; santun saat diterpa emosi dan sabar ketika menghadapi musibah. (Hasan Al-Bashri)

3.    Suatu hari Imam Ahmad bertanya kepada Hatim Al-‘Asham, “Beritahukan kepadaku, bagaimana cara mencari selamat dari manusia?” Hatim menjawab, “Dengan tiga hal: (1) Anda memberi harta kepada mereka, dan jangan pernah mengambil harta mereka. (2) Berikan hak-hak mereka dan janganlah menuntut hak Anda dari mereka. (3) Bersabarlah menghadapi gangguan mereka dan jangan pernah mengganggu mereka. (Hatim Al-‘Asham)

4.    Musibah itu hanya satu balak, tetapi jika orangnya mengeluh maka menjadi dua balak. Yang satu balak musibah dan yang satu lagi adalah hilangnya pahala (kesabaran atas) musibah itu. (Abdullah bin Al-Mubarak)

5.    Barangsiapa bersabar, pasti akan beruntung. (Sabda Nabi saw.)

6.    Kebaikan yang tiada kejelekan padanya adalah bersyukur ketika sehat wal afiat, serta bersabar ketika diuji dengan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai kenikmatan namun tiada mensyukurinya. Dan betapa banyak manusia yang ditimpa suatu musibah tetapi tidak bersabar atasnya. (Hasan Al-Bashri)

7.    Tiga perkara yang merupakan bagian dari kesabaran, yaitu engkau tidak menceritakan musibah yang tengah menimpamu, tidak pula sakit yang engkau derita, serta tidak merekomendasikan dirimu sendiri. (Sufyan Ats-Tsauri)

8.    Bersabarlah kalian, karena sabar itu sebagian dari iman, ibarat kepala dari seluruh badan. (Ali bin Abi Thalib)

9.    Aku mengamati semua sahabat, dan tidak aku temukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezeki, tetapi tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar. (Umar bin Khaththab)

10.Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Ali bin Abi Thalib)

11.Sabar memiliki dua sisi; sisi yang satu adalah sabar, dan sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. (Ibnu Mas’ud)

12.Kamu tidak akan memperoleh apa yang kamu cintai kecuali meninggalkan apa yang kamu cintai tersebut. Kamu tidak akan dapat meraih apa yang kamu cita-citakan kecuali dengan bersabar menghadapi apa yang tidak kamu sukai. (Hasan Al-Bashri)

13.Kebaikan bertetangga bukan terletak pada menyingkirkan gangguan, namun terletak pada sabar menghadapi gangguan. (Hasan Al-Bashri)

14.Sabar adalah separuh iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (Sabda Nabi saw.)

15.Barangsiapa merindukan surga, maka ia akan bersegera dalam melaksanakan kebaikan. Barangsiapa takut kepada siksa neraka, maka ia akan berhenti dari mengikuti hawa nafsunya. Barangsiapa meyakini datangnya kematian, maka ia tidak akan terlena dengan kesenangan duniawi. Barangsiapa mengetahui bahwa dunia adalah negeri cobaan, maka semua musibah yang menimpanya akan terasa ringan. (Ali bin Abi Thalib)

16.Sesungguhnya tidaklah Allah menciptakan sesuatu melainkan bermula dari kecil kemudian membesar, kecuali musibah. Allah menciptakannya bermula dari besar kemudian mengecil. (Hudzaifah)

17.Janganlah kamu membenci cobaan dan kesusahan yang terjadi. Barangkali pada perkara yang kamu benci itu justru terdapat keberuntunganmu, sementara sesuatu yang kamu sukai justru menjadi penyebab kehancuranmu. (Hasan Al-Bashri)

18.Keberanian yang terpuji adalah didasari ilmu dan perhitungan, bukan tathawwur (nekat dan ngawur). Karena itu, orang yang kuat dan perkasa adalah orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah hingga dapat melakukan yang mengandung kemaslahatan dan meninggalkan yang tidak mengandung kemaslahatan. Sedangkan orang yang emosional bukanlah pemberani dan juga bukan orang kuat. (Ibnu Taimiyah)

0 comments: