ads
Saturday, December 24, 2011

December 24, 2011

Iman bagaikan sebatang pohon yang menghasilkan buah ranum nan segar. Buah inilah yang akan dipetik oleh orang-orang beriman dalam kehidupannya, baik di dunia maupun di akhirat. Di antara buah yang akan mereka petik adalah memperoleh petunjuk menuju kebenaran, meraih kehidupan yang baik, senantiasa dilindungi oleh Allah, dikaruniai rezeki yang baik dan berlimpah, serta mendapat kemuliaan tertinggi di sisi-Nya.

Sementara orang yang tidak ada iman di dalam hatinya, ia hidup di dunia bagaikan orang buta. Ia tidak mengetahui untuk apa ia diciptakan. Ia tidak tahu misi keberadaannya di muka bumi ini. Hidupnya berakhir begitu saja tanpa menikmati buah-buah yang ditawarkan oleh Allah swt.. Orang yang hidup tanpa iman akan tersesat dalam kegelapan. Tanpa berpondasikan iman, semua amal dan perbuatan akan tertolak. Hanya amal orang berimanlah yang akan diterima oleh Allah swt..
Saudaraku yang dikasihi Allah, selain memperteguh iman, ada pondasi lain yang juga harus dikokohkan, yaitu ketakwaan. Iman dan takwa ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Takwa adalah takut kepada Tuhan Yang Mahamulia. Bila seorang muslim memberi jarak antara dirinya dengan hal-hal yang dikhawatirkan akan menimbulkan kemarahan Tuhannya, kemurkaan dan siksa-Nya, maka itulah takwa. Bila seseorang mengerjakan ketaatan kepada Allah, maka itulah takwa.

Takwa adalah landasan agama. Kehidupan tanpa takwa akan menjadikan manusia lebih rendah keadaannya daripada hewan. Takwa adalah bekal kalbu dan jiwa manusia. Karena, hanya dengan takwalah kalbu dan jiwa dapat berhubungan dengan Tuhan dan meraih keselamatan.

Jika Anda merenungkan sebutan takwa yang terkandung dalam Al-Qur’an, maka Anda akan menjumpai berapa banyak kebaikan yang berkaitan dengannya, berapa banyak pahala yang dijanjikan bagi pelakunya, dan berapa banyak kebahagiaan yang dihubungkan dengannya. Inilah takwa, bagaikan naungan yang meneduhkan orang yang hidup di bawahnya. Inilah takwa, kehidupan yang mulia.

Saudaraku yang dirahmati Allah, mari kita hayati sepenggal bait syair yang dianyam oleh Ibnul Mu’taz. Melalui bait syair ini ia berpesan:
Tinggalkan semua dosa
Yang kecil dan yang besar, Itulah takwa
Bersikaplah seperti orang yang berjalan di atas tanah berduri
Niscaya dia akan mewaspadai apa yang dilihatnya
Jangan sekali-kali meremehkan dosa kecil
Karena sesungguhnya gunung pun berasal dari tumpukan kerikil



Sepenggal Kisah Inspiratif


Asiyah, Istri Fir’aun yang Beriman
Suatu ketika, Nabi Musa a.s. berhasil mengalahkan para tukang sihir Fir’aun. Asiyah, yang turut menyaksikan kesuksesan Musa, bertambah tebal imannya. Sebenarnya, telah lama Asiyah beriman kepada Allah swt., tetapi hal ini tidak diketahui suaminya.

Lama-lama Fir’aun mengetahui juga akan keimanan Asiyah. Fir’aun murka dan menjatuhkan hukuman kepadanya. Para algojo diperintahkan Fir’aun untuk segera melakukan penyiksaan kepada Asiyah, yang olehnya telah dianggap murtad.

Tubuh Asiyah ditelantangkan di atas tanah di bawah terik sinar matahari. Kedua tangannya diikat kuat ke tiang-tiang yang dipatok ke tanah agar ia tak dapat bergerak. Wajahnya yang telanjang dihadapankan langsung ke arah datangnya sinar matahari. “Asiyah pasti tidak akan tahan pada sengatan panas matahari, dan akhirnya ia akan mengubah keimanannya kepadaku,” demikian pikir Fir’aun.

Tetapi, apa yang terjadi? Ternyata Tuhan tidak membiarkan hamba-Nya menderita akibat kekafiran Fir’aun. Setiap kali para algojo meninggalkan Asiyah dalam hukumannya, segera malaikat menutup sengatan sinar matahari, sehingga langit menjadi teduh dan Asiyah tak merasakan sengatan matahari yang ganas itu.
Asiyah tetap segar-bugar meskipun sudah dihukum berat. Fir’aun berang, lalu diperintahkannya hukuman lain yang lebih berat. “Tindih tubuh wanita itu dengan batu besar, agar remuk seketika,” titah Fir’aun kepada para algojo.

Ketika Asiyah melihat bahwa ada batu besar yang hendak dijatuhkan ke tubuhnya, maka berdoalah ia kepada Allah. “Ya Allah, ya Tuhanku! Bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah gedung di surga.”

Segera Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer berkilauan. Asiyah sangat gembira, lalu ruhnya keluar meninggalkan tubuhnya. Asiyah tidak merasakan kesakitan apa pun, karena ketika batu besar itu menimpa tubuhnya, ruhnya sudah tidak ada di sana.

Untaian Mutiara Kata

1. Ada empat hal yang dapat mengangkat seseorang kepada derajat tertinggi, walaupun amal dan ibadahnya sedikit, yaitu: sifat penyantun, rendah hati (tawadhu’), pemurah, dan berbudi pekerti yang baik. Itulah kesempurnaan iman. (Abul Qasim Al-Junaid)

2. Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya. (Sabda Nabi saw.)

3. Tidak beriman orang yang tidak menunaikan amanah. (Sabda Nabi saw.)

4. Cegahlah tiga perkara dengan tiga perkara yang lain, sehingga engkau benar-benar termasuk orang yang beriman, yaitu: takabur dengan tawadhu’, rakus dengan qana’ah, dan hasud dengan sikap santun. (Malik bin Dinar)

5. Kebijakan akal sesudah beriman kepada Allah adalah menebar kasih sayang kepada sesama manusia. (Sabda Nabi saw.)

6. Dari keimanan itu terpancarlah segala kebaikan. (Sabda Nabi saw.)

7. Sesungguhnya sebuah pemikiran (fikrah) akan menang bila keimanan padanya kuat, keikhlasan untuk memperjuangkannya terpenuhi, semangat untuk menegakkannya bertambah, dan kesiapan berkorban dan beramal untuk merealisasikannya selalu tersedia. (Hasan Al-Banna)

8. Jika tidak menyandang Islam, bagaimana mungkin kalian beriman? Jika tidak beriman, bagaimana mungkin kalian yakin? Jika tidak yakin, bagaimana mungkin kalian mengetahui dan mengenal Allah? (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)

9.Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik. Jika tidak sanggup, sebaiknya diam saja. (Sabda Nabi saw.)

10.Bila tauhid diibaratkan pintu rumah, dan di dalam rumah itu terdapat kemusyrikan, maka itulah gambaran kemunafikan. Sayang, bila kalian berucap takwa tapi hati kalian jahat. Percuma, bibir kalian berucap syukur tapi hati kalian kufur. Kalian mengaku sebagai hamba-Nya, tapi beribadah bukan kepada-Nya. Jika kalian benar-benar hamba-Nya, maka tunjukkanlah ketaatan kalian! (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)

11.Tiada bekal yang lebih utama daripada takwa. Tiada sesuatu yang lebih baik daripada diam. Tiada musuh yang lebih berbahaya daripada kebodohan. Tiada penyakit yang lebih parah daripada berbohong. (Al-Imam Ja’far Ash-Shadiq)

12.Orang bertakwa tidak akan berpura-pura dalam beribadah, karena ibadah sudah menjadi tabiatnya. Ia beribadah secara lahir dan batin. Sebaliknya, orang munafik berpura-pura dalam segala gerak-geriknya, apalagi ketika beribadah. Jasmaninya terlihat beribadah tetapi hatinya abai. (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)

13.Jika engkau bertakwa kepada Allah, maka engkau tidak akan membutuhkan manusia. Dan jika engkau takut kepada manusia, maka mereka tidak akan membutuhkanmu sedikit pun dalam urusan Allah. (Sufyan Ats-Tsaury)

14.Penghulu segala kebijaksanaan adalah takut kepada Allah. (Ali bin Abi Thalib)

15.Jika aku menyembah-Mu karena takut pada api neraka, maka masukkan aku di dalamnya. Dan jika aku menyembah-Mu karena tamak kepada surga-Mu, maka haramkanlah aku daripadanya. Tetapi, jika aku menyembah-Mu karena kecintaanku kepada-Mu, maka berikanlah aku balasan yang besar, berilah aku kesempatan untuk melihat wajah-Mu yang Mahabesar dan Mahamulia. (Rabi’ah Al-Adawiyah)

16.Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu. (Sabda Nabi saw.)

17.Orang yang bermuka dua di dunia, maka pada hari Kiamat kelak ia akan memiliki dua muka dari api. (Sabda Nabi saw.)

18.Barangsiapa melanggar batas kebenaran, pasti kehilangan arah. (Ali bin Abi Thalib)

19.Jika engkau sudah merasakan nikmatnya dekat dengan Allah, niscaya engkau dapat merasakan bagaimana pahitnya jauh dari Allah. (Abu Bakar Asy-Syibli)

20.Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hamba-Nya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (Sabda Nabi saw.)

21.Kesulitan mungkin akan menyentuh orang-orang yang beriman, tetapi kesulitan itu tidak akan memengaruhi orang yang berdzikir. (Abu Ahmad As-Sughuri)

22.Bila rahasia sebuah atom dari atom-atom tersingkap, maka rahasia segala benda ciptaan baik lahir maupun batin pun akan tersingkap. Dan kau takkan melihat pada dunia ini atau dunia yang akan datang sesuatu kecuali Tuhan. (Syekh Ahmad Al-Alawi)

23.Apa pun yang engkau bayangkan tentang Allah, Dia bertempat, berwarna, berpenjuru, bertempat, bergerak, atau diam, maka semua itu pasti bukan Allah. Karena sifat-sifat tersebut adalah sifat makhluk. (Abu Yazid Al-Bustami)

24.Bila seorang mukmin pergi ke pembaringan dengan mengingat Allah, sungguh tempat tidurnya menjadi masjid Allah, dan ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang selalu mengingat-Nya. (Hasan Al-Bashri)

0 comments: