Masalah
Si Fulan hendak mengikuti shalat jenazah secara berjamaah. Tetapi,
saat tiba di barisan shalat, ternyata si Fulan sudah tertinggal satu kali
takbir dari imam. Saat itu imam sedang membaca takbir yang kedua. Si Fulan
langsung ikut membaca takbir. Bagi imam, takbir tersebut adalah takbir kedua
baginya. Sementara bagi si Fulan (makmum), takbir tersebut adalah takbir
pertama baginya.
Pertanyaan
- Bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan oleh si Fulan untuk menggenapkan shalat Jenazahnya sehingga sempurna empat takbir?
- Apakah si Fulan mengikuti bacaan yang sama dengan imam (yakni membaca shalawat kepada Nabi) atau memiliki urutan bacaan tersendiri?
Jawaban
- Apa yang dilakukan oleh si Fulan sudah benar, yakni langsung ikut membaca takbir bersama imam. Ini adalah takbir pertama bagi si Fulan (makmum). Sementara bagi imam, ini adalah takbir kedua. Setelah imam menyelesaikan shalat jenazah (empat takbir), makmum melanjutkan sendiri dengan menambah satu kali takbir lalu salam.
- Adapun dalam hal bacaan, si Fulan (makmum) tidak perlu mengikuti bacaan yang sama dengan imam, tetapi cukup membaca bacaan yang sesuai dengan urutan takbirnya sendiri. Dalam masalah ini, imam membaca shalawat (setelah takbir kedua), sedangkan makmum membaca Surah al-Fatihah (karena baru takbir yang pertama). Jika kemudian imam bertakbir lagi (yang ketiga) sebelum makmum sempat merampungkan membaca Surah Al-Fatihah, maka saat itu juga makmum ikut bertakbir bersama imam. Dalam hal ini, bacaan Fatihahnya makmum menjadi gugur (ditanggung oleh imam). Demikian menurut pendapat yang paling shahih dalam madzhab Syafi’i.
Referensi
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu
al-Islamiy wa Adillatuhu, Jilid 2, halaman 1525-1526.
وَقَالَ الشَّافِعِيَّةُ: يُكَبِّرُ الْمَسْبُوْقُ وَيَقْرَأُ
الْفَاتِحَةَ، وَإِنْ كَانَ الْإِمَامُ فِي تَكْبِيْرَةٍ أُخْرَى غَيْر الْأُولَى،
فَإْنْ كَبَّرَ اْلإِمَامُ تَكْبِيْرَةً أُخْرَى قَبْلَ شُرُوْعِ اْلمَأْمُوْمِ فِي
الْفَاتِحَةِ بِأَنْ كَبَّرَ عَقِبَ تَكْبِيْرِهِ، كَبَّرَ مَعَهُ، وَسَقَطَتْ الْقِرَاءَةُ،
وَتَابَعَهُ فِي الْأَصَحِّ، كَمَا لَوْ رَكَعَ الْإِمَامُ عَقِبَ تَكْبِيْرِ الْمَسْبُوْقِ،
فَإِنَّهُ يَرْكَعُ مَعَهُ، وَيَتَحَمَّلُهَا عَنْهُ. وَإِذَا سَلَّمَ اْلإِمَامُ وَجَبَ
عَلَى الْمَسْبُوْقِ تَدَارُكُ بَاقِي التَّكْبِيْرَاتِ بِأَذْكَارِهَا.
Syekh Yahya bin Syaraf
An-Nawawi, Raudah at-Thalibin, juz 2, hal. 128.
فَرْعٌ
:اَلْمَسْبُوْقُ إِذَا أَدْرَكَ اْلِإمَامَ فِي أَثْنَاءِ هِذِهِ الصَّلَاةِ كَبَّرَ
وَلَمْ يَنْتَظِرْ تَكْبِيْرَةَ الْإِمَامِ اْلمُسْتَقْبَلَةَ ثُمَّ يَشْتَغِلُ عَقِبَ
تَكْبِيْرِهِ بِالْفَاتِحَةِ ثُمَّ يُرَاعِي فِي الْأَذْكَارِ تَرْتِيْبَ نَفْسِهِ
فَلَوْ كَبَّرَ الْمَسْبُوْقُ فَكَبَّرَ اْلِإمَامُ الثَّانِيَةَ مَعَ فَرَاغِهِ مِنَ
الْأُوْلَى كَبَّرَ مَعَ الثَّانِيَةِ وَسَقَطَتْ عَنْهُ الْقِرَاءَةُ كَمَا لَوْ رَكَعَ
الْإِمَامُ فِي سَائِرِ الصَّلَوَاتِ عَقِبَ تَكْبِيْرِهِ
وَلَوْ
كَبَّرَ الْإِمَامُ الثَّانِيَةَ وَالْمَسْبُوْقُ فِي أَثْنَاءِ الْفَاتِحَةِ فَهَلْ
يَقْطَعُ الْقِرَاءَةَ وَيُوَافِقُهُ أَمْ يُتِمُّهَا وَجْهَانِ كَالْوَجْهَيْنِ فِيْمَا
إِذَا رَكَعَ الْإِمَامُ وَاْلَمسْبُوْقُ فِي أَثْنَاءِ الْفَاتِحَةِ أَصَحُّهُمَا
عِنْدَ الْأَكْثَرِيْنَ يَقْطَعُ وَيُتَابِعُهُ
Cabang permasalahan.
Ketika makmum masbuq menemui imam di pertengahan shalat ini (shalat janazah)
maka (langsung) bertakbir, tanpa perlu menunggu takbir imam selanjutnya, lalu
setelah takbir ia membaca Surat al-Fatihah dan dzikir-dzikir sesuai dengan runtutan
bacaannya sendiri (bukan bacaan imam). Jika makmum masbuq baru saja memulai
takbir, lalu imam beranjak pada takbir kedua karena bacaan setelah takbir
pertamanya telah selesai maka makmum tersebut juga melakukan takbir kedua dan
bacaan Al-Fatihah menjadi gugur bagi dirinya. Seperti halnya permasalahan
ketika imam beranjak ruku’ pada shalat fardhu setelah takbirnya makmum.
Jika imam melakukan
takbir yang kedua, sedangkan makmum masbuq sedang pertengahan membaca
al-Fatihah, apakah dalam kasus demikian ia memilih memutus bacaannya atau
menyempurnakan al-Fatihahnya? Dalam hal ini terdapat dua pendapat seperti
halnya berlaku dalam permasalahan ketika imam ruku’ sedangkan makmum masbuq
berada di pertengahan bacaan al-Fatihah. Pendapat paling benar menurut banyak
ulama adalah ia memutus bacaannya dan melanjutkan untuk mengikuti imam.[]
0 comments:
Post a Comment