ads
Sunday, August 26, 2018

August 26, 2018

"Sampean pernah menunda mewujudkan permintaan anakmu, Dul?" tanya Mbah Sabdo.
"Pernah, Mbah. Waktu anak saya minta dibelikan baju, aku tidak mewujudkannya."
"Mengapa, Dul?"
"Karena baju yang diminta anak saya kualitasnya nggak bagus. Saya bilang ke anak saya, 'Jangan beli yang ini, Nak. Bapak janji besok Bapak belikan yang jauh lebih bagus, ya. Tapi, tidak sekarang, juga tidak di sini."
"Anakmu lantas diam mengikuti ucapanmu?"
"Tidak, Mbah. Dia tidak percaya dengan janjiku. Dia terus merengek dan memaksaku membelikan baju yang kualitas jelek itu. Ya sudah, akhirnya aku belikan, yang penting dia diam. Aku pun nggak jadi membelikannya yang lebih bagus lagi. Coba dia mau bersabar sejenak dan percaya ucapanku, pasti aku belikan yang lebih bagus lagi."
"Hehehehhee..." Mbah Sabdo terkekeh.
"Lho, kenapa Panjenengan tertawakan, Mbah?"
"Ndak papa, Dul. Aku cuma tertawa, ternyata perilaku anakmu saat merengek kepadamu sama seperti perilakumu saat merengek meminta ini-itu kepada Tuhanmu. Kamu ndak percaya bahwa Tuhan akan mengabulkan semua doamu dengan pengabulan yang lebih baik. Kamu ndak percaya dan ndak sabar. Kamu lalu memaksa Tuhanmu mengabulkan doamu saat ini dan di tempat ini juga, akhirnya doamu dikabulkan sekarang tapi sekadarnya saja, padahal Dia punya janji/rencana yang lebih baik lagi untukmu kelak. Sayangnya, kamu ndak sabar dan ndak percaya janji-Nya itu. Wkwkkk"
Klakepppp! Aku diam seribu bahasa sambil menggemeretakkan gigi.

0 comments: