Memahami Pengertian Puasa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata puasa memuat arti:

• (1) menghindari makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan);
• (2) salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari; saum.

Secara Bahasa

Dalam bahasa Arab, puasa sering disebut shaum atau shiyam –semakna dengan al-imsak dan al-kaff–, yang berarti berpantang, mencegah, menahan diri, dan menjauh dari sesuatu. Termasuk menahan diri dari berbicara juga disebut shaum, sebagaimana firman Allah Ta’ala tentang Maryam.

فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا

“Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.’” (Q.S. Maryam [19]: 26)

Dalam ayat tersebut, Maryam melakukan shaum (puasa) dari berbicara. Bukan puasa dari makan dan minum. Sebagaimana kita tahu, atas kuasa Alah, Maryam hamil tanpa dibuahi oleh seorang suami. Orang-orang lalu menuduh Maryam telah berzina. Mereka mencela dan mengolok-olok Maryam sedemikian rupa. Sampai akhirnya Allah memerintahkan Maryam agar shaum dari berbicara dengan mereka. Cukuplah bayi bernama Isa –yang  dilahirkan oleh Maryam– sebagai saksinya. Atas kuasa Allah, bayi itu bisa berbicara dan menjadi saksi atas kesucian Maryam.

Secara Syari’at

Secara syari’at, shaum atau shiyam berarti menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa mulai terbitnya fajar (shadiq) sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu. Dilakukan oleh seorang muslim yang berakal dan suci dari haid dan nifas pada hari-hari yang tidak terlarang untuk berpuasa.

Berdasarkan pengertian itu maka orang-orang berikut tidak terhitung berpuasa secara syar’i, walaupun mereka tidak makan dan minum mulai fajar sampai terbenamnya matahari.

1. Nonmuslim.
2. Orang yang tidak berakal.
3. Perempuan yang sedang haid atau nifas. Bahkan, haram berpuasa.
4. Orang yang berpuasa pada lima hari berikut; Idul Fitri, Idul Adha, dan tiga hari Tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Bahkan, haram berpuasa pada lima hari tersebut.

Sumber Gambar