“Wahai
Imam, setiap kali aku ingin bertobat dan meninggalkan dosa, setiap itu pula aku
justru kembali berbuat dosa,” kata lelaki itu. “Karena itu, berilah aku nasihat,
wahai Imam yang bijaksana.”
Ibrahim
bin Adham menjawab, “Engkau boleh dan bebas bermaksiat kepada Allah jika bisa
memenuhi lima syarat ini.”
“Syarat
apa itu, wahai Imam?”
#1
“Jika
engkau ingin bermaksiat kepada Allah, janganlah bermaksiat di bumi-Nya,” terang
Ibrahim bin Adham.
“Lantas,
di manakah aku bisa bermaksiat?”
“Di
luar bumi Allah,” jawab Ibrahim bin Adham tegas.
“Bagaimana
mungkin, wahai Imam? Bukankah seluruh bumi ini adalah milik Allah?”
“Jika
demikian, tidakkah engkau malu bermaksiat di atas bumi Allah ini?”
#2
Ibrahim
bin Adham melanjutkan, “Jika engkau ingin tetap bermaksiat, janganlah memakan
rezeki dari Allah.”
“Bagaimana
aku bisa hidup, sementara semua rezeki yang aku terima adalah dari-Nya?”
“Jika
demikian, tidakkah engkau malu memakan rezeki-Nya sementara engkau bermaksiat kepada-Nya?”
#3
Ibrahim
bin Adham melanjutkan, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, lakukanlah
di tempat yang tidak dilihat oleh-Nya.”
Lelaki
itu menjawab, “Bagaimana mungkin aku melakukannya, sementara Dia terus
bersamaku di mana pun aku berada.”
“Jika
demikian, tidakkah engkau malu bermaksiat kepada-Nya sementara Dia selalu
bersamamu?”
#4
Ibrahim
bin Adham kembali melanjutkan, “Jika engkau ingin tetap bermaksiat, apabila
malaikat maut datang kepadamu untuk mengambil nyawamu, katakan kepadanya, ‘Jangan
cabut nyawaku sekarang. Tunggu sampai aku bertobat.’”
“Ah,
mustahil itu bisa dilakukan!” sahut si Lelaki.
“Jika
demikian, tidakkah engkau malu saat nyawamu diambil engkau dalam keadaan
bermaksiat?”
#5
Ibrahim
bin Adham lalu menyampaikan syarat kelima.
“Jika
engkau ingin tetap bermaksiat, apabila malaikat zabaniah yang menjaga neraka
Jahanam datang untuk membawamu menuju neraka, katakan kepada mereka, ‘Aku tidak
akan pergi bersamamu!’”
“Ah,
lagi-lagi itu mustahil aku lakukan!” sahut si Lelaki.
“Jika
demikian, masihkah engkau tidak malu kepada Allah?”
*
Lelaki
itu tidak kuasa lagi berkata-kata. Air matanya tumpah, malu kepada Allah,
kemudian berlalu dari hadapan Ibrahim bin Adham.
4 comments:
Masya Allah, jleb banget nasihatnya....
Iya, Mas, saya pun langsung berasa ditampar. Plakkk! Dan, makjleebbbb!
Intinya ga boleh maksiat ya :')
nice articel :)
Begitulah Ibrahim bin Adham memberi nasihat kepada kita.
Post a Comment