ads
Wednesday, June 24, 2015

June 24, 2015
16

Niat termasuk rukun puasa. Karena itulah puasa tidak sah jika tidak disertai niat.

Adapun hakikat niat ada di dalam hati, yang jika dilafalkan maka akan mewujud dalam redaksi/bacaan seperti ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ramadhana.
“Saya berniat puasa Ramadaan.”

Walaupun tidak menyebut kata fardhi atau fardhan, niat di atas sudah cukup dan sah. Pasalnya, puasa yang dilakukan oleh seorang muslim pada bulan Ramadhan pastilah puasa fardhu, tidak mungkin puasa sunnah.

Akan tetapi, jika ingin berniat lebih sempurna lagi, bisa menggunakan redaksi/lafal di bawah ini.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا للهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada-i fardhi syahri ramadhani hadzihis-sanati imanan wahtisaban lillahi ta’ala.
“Saya niat berpuasa esok hari untuk melaksanakan kefardhuan bulan Ramadhan tahun ini karena iman kepada Allah Ta’ala dan hanya mengharapkan ridha-Nya.”

Menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap malam. Adapun waktu malam terbentang luas mulai dari tenggelamnya matahari (maghrib) sampai terbitnya fajar (shubuh). Jadi, tidak ada kewajiban dalam berniat harus menunggu selesai shalat Tarawih dan Witir dulu. Akan tetapi, menurut Imam Malik, berniat pada malam pertama Ramadhan dengan niat puasa satu bulan penuh itu sudah dianggap cukup.

Berikut adalah contoh redaksional niat puasa satu bulan penuh, sebagaimana pendapat Imam Malik.

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًاللهِ تَعَالَى

Nawaitu shaumi jami’i syahri ramadhani hadzihis-sanati fardhan lillahi ta’ala.
“Saya berniat puasa seluruh bulan Ramadlan tahun ini fardhu karena Allah Ta’ala.”

Bagaimana dengan Niat Puasa Sunnah?
Berbeda dengan puasa fardhu, niat puasa sunnah boleh dilakukan pada siang hari sebelum tergelincirnya matahari, dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Saw, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah, Ummul Mu’mini.

“Pada suatu hari Rasulullah menemuiku,” kata Aisyah. “Beliau lalu bertanya kepadaku, ‘Apakah engkau memiliki sesuatu?’ Aku menjawab bahwa hari ini aku tidak memiliki apa pun. Beliau lalu berkata, ‘Kalau begitu aku berpuasa saja.’” (HR. Muslim)

Haruskah Niat Diucapkan dalam Bahasa Arab?
Perlu kita ketahui bahwa sejatinya niat berada dalam hati, tidak wajib diucapkan, dan tidak harus dalam bahasa Arab. Tidak wajib diucapkan bukan berarti kita tidak boleh mengucapkannya, lho. Apalagi, sampai divonis dosa dan sesat gara-gara mengucapkannya, wah... tentu berlebihan deh. Kita boleh saja mengucapkannya, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa yang lain, dengan tujuan sekadar membantu mengingatkan hati agar tidak lupa berniat. Mau menggunakan bahasa Inggris, boleh; bahasa Jawa, silakan; bahasa Jepang, oke; bahasa cinta, ehemmm; bahasa rindu, ......... :)

Karena hakikat niat berada dalam hati, maka terbilang cukup apabila terbersit dalam hati kita “Inyong sesuk poso Romadon! (Besok aku berpuasa Ramadhan).” ^_^


Selamat bersantap sahur!

16 comments:

Uswah SyauQie said...

aku setuju sama lafad niat di atas.. biasanya kalo di masjid2 yang dibaca romadhona hadzihi sanati, padahal yang sesuai kaidah bahasa arab ada 2 versi:

romadhona hadzihi sanata
atau romadhoni hadzihi sanati

Irham Sya'roni said...

Dari dua versi itu, versi kedua mungkin lebih tepat, ya, Mbak. Sementara yang pertama cenderung fasid.

Unknown said...

terimakasih banyak artikelnya, sangat bermanfaat

http://www.tokoobatku.com/obat-tekanan-darah-tinggi-herbal/

Irham Sya'roni said...

Sama-sama, terima kasih.

Muhammad Lutfi Hakim said...

Waktu malam petama Ramadan lalu, saya niatnya taqlid pada Imam Malik :)

Irham Sya'roni said...

Sama, Mas. Di mushalla-mushalla sini juga begitu, walaupun setiap malamnya juga tetap tabyitun-niyyah ala Syafi'iyah. :)

Unknown said...

Niat memang menjadi hal yang paling utama dalam menjalankan ibadah puasa maka dari itu apabila puasa tidak di sertai dengan niat maka puasa tersebut tidak sah .lengkap banget kang niatnya :) terimakasih sudah mengingatkan

Ayu Citraningtias said...

Makasih penjelasannya mas. Dari dulu sll ikut masjid tanpa tau perbedaan seperti ini.

Nathalia DP said...

sip ;)

Irham Sya'roni said...

Sippp juga, Mbak. :)

Irham Sya'roni said...

Terima kasih kembali, Mbak Ayu. Mengikuti apa yang biasa dilakukan di masjid situ, itu sudah tepat kok, Mbak.

Irham Sya'roni said...

Begitulah niat, Mas. Jika diurai dan dikaji mendalam, bisa jadi panjang. :)
Terima kasih sudah berkunjung, ya..
Selamat menyambut buka puasa.

Ramadani Idaham said...

Alhamdulillah... Nambah lagi ilmu puasa hehe

Irham Sya'roni said...

Alhamdulillah... :)

hikmah ramadhan said...

Persis seperti yang diajarkan ustadz kami, terimakasih ilmunya...����

Irham Sya'roni said...

Sama-sama, terima kasih kembali.