Ada beberapa PR yang harus saya tuntaskan malam ini. Semula saya rencanakan PR-PR itu bisa saya rampungkan kemarin malam. Tetapi apa daya, Tuhan berkehendak lain. Malam kemarin ada PR baru dari seorang tamu yang minta dibuatkan nama untuk anak laki-lakinya yang baru lahir. Sebagaimana biasanya, jika ada yang meminta dibuatkan nama, saya selalu bertanya, "Pengennya yang bagaimana?" Sebagai seorang pelayan, tentu saya tidak ingin sang tamu menyematkan nama untuk anaknya dengan berbalut kecewa. Kecewa karena nama yang menurut saya baik, ternyata tidak sesuai dengan harapannya.
Sang tamu malam itu menjawab, "Saya ingin nama itu mengandung arti dan harapan kelak anak saya menjadi seorang yang ahli ibadah." Saya manggut-manggut paham. Lebih lanjut lagi sang tamu mengungkapkan keinginannya. "Saya pengennya tidak cuma pakai bahasa Arab, tetapi dicampur dengan bahasa selain Arab."
Wah, benar-benar PR baru nih, batinku karena saya tidak biasa membuat nama bayi dengan bahasa selain Arab. Demi memenuhi hajat sang tamu tersebut, akhirnya malam kemarin saya benar-benar "lembur" menelisik kosakata-kosakata bahasa non-Arab. Mulai dari bahasa Inggris, Yunani, Ibrani, Jawa, Sanskerta, sampai bahasa makhluk antah-barantah. Jadilah 5 nama alternatif berikut untuk sang tamu tersebut.
1. Muhammad Abid Putra Anarghya.
2. Abid Alim Pratama.
3. Andi Rahmad Eka Putra.
4. Zidan Ilmi Al'abidi.
5. Abdillah Tsaqif Attaqiy.
Pilihan nomor 4 dan 5 sengaja tidak saya campur dengan bahasa non-Arab, siapa tahu sang tamu berubah pikiran lalu menentukan pilihan pada nomor tersebut. Tetapi, akhirnya, sebagaimana keinginannya, dia konsisten memilih nama campuran Arab dan non-Arab. Nomor satulah yang jadi pilihannya.
Malam ini, ketika bersiap menuntaskan PR yang tertunda kemarin malam, tiba-tiba saya teringat catatan unik dan menggelitik dari saudara tua saya, Moh. Nadjib Bukhori, Lc.. Catatan yang membuat terbahak itu berisi warning agar kita tidak membuat nama semata-mata karena keren. Tetapi, kita harus memperhatikan makna dan harapan positif yang terkandung dalam nama itu.
Berikut catatan beliau.
***
Panggilan Asghar memang keren seperti nama cendekiawan muslim India, Asghar Ali Engineer. Tapi jelek kalau nama lengkapnya HADATSIL ASGHARI. bisa-bisa saudara kembarnya bernama HADATSIL AKBARI dengan panggilan Akbar.
Panggilan Leni, Fia, atau Dita memang enak di telinga. Ttapi jadi lucu kalau panggilan itu muncul dari nama lengkap DITALENI RAFIA.
Rika panggilan beken untuk nama Indonesia. Mudah-mudahan bukan dari nama lengkap SETRIKA.
Demi mendapatkan panggilan beken Indonesia dari nama arab, muncul panggilan Toni dari nama lengkap SYAITONIR ROJIM.
Nama panggilan Susi boleh juga tuh, asal bukan dari nama lengkap TUNA SUSILA.
Nani juga keren, asal nama lengkapnya tidak diawali dengan O.
Muniroh panggilan keren kearab-araban, tapi jangan pakai nama lengkap RAROH MUNIROH.
Bisa dipanggil Dika atau Gani. Tapi jadi merusak suasana kalau nama lengkapnya DIKARUNGI GANI.
# just kidding ^_^ Moh. Nadjib Bukhori
Sumber gambar 1
Sumber gambar 2
2 comments:
memang membuat nama anak harus berhati-hati dan yang penting tahu akan makna arti serta tujuan anak diberi nama.
Dalam islam sendiri kan sudah ada tuntunannya.
Terima kasih atas sharenya mas...salam kenal dan salam persahabatan
Salam kenal dan salam persahabatan juga, Mas.
Post a Comment