Disunahkan berwudhu dalam beberapa hal, di antaranya sebagai
berikut:
1.
Memperbarui wudhu untuk shalat.
Wudhunya memang belum batal, tapi
ia hendak mengerjakan shalat lagi.
«لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم عند كل صلاة بوضوء، ومع كل وضوء بسواك»
“Andaikan aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya
akan aku wajibkan mereka untuk setiap shalat berwudhu, dan untuk setiap wudhu
bersiwak.” (HR. Ahmad dari Abi Hurairah)
2.
Hendak tidur.
«إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة»
“Jika engkau hendak menuju
pembaringanmu maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat.” (HR. Ahmad, Bukhari, dan Tirmidzi dari
al-Barra’ bin ‘Azib)
3.
Bagi yang sedang janabah hendak makan minum,
tidur, dan hendak kembali menggauli istri.
عن عائشة: «كان النبي صلّى الله عليه
وسلم إذا كان جنباً، فأراد أن يأكل أو ينام، توضأ»
Dari Aisyah r.ha: “Dulu
Rasulullah saw jika sedang janabah, lalu hendak makan atau tidur, maka beliau
berwudhu.” (HR. Ahmad dan Muslim)
وقالت أيضاً: «إن رسول الله صلّى الله
عليه وسلم إذا أراد أن ينام وهو جنب، غسل فرجه وتوضأ وضوءه للصلاة»
Beliau (Aisyah) juga berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah saw jika hendak tidur, sementara beliau sedang
janabah, maka beliau membasuh kemaluannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk
shalat.” (HR. Jama’ah)
وقال أبو سعيد الخدري: «إذا أتى أحدكم
أهله، ثم أراد أن يعود، فليتوضأ»
Abu Sa’id al-Khudriy berkata:
“Jika salah seorang dari kalian menggauli istrinya, kemudian hendak mengulangi
lagi (imbuh), maka berwudhulah.” (HR.
Jamaah selain Bukhari)
4.
Ketika sedang marah.
«فإذا غضب أحدكم فليتوضأ»
“Lalu jika salah seorang dari
kalian marah, maka berwudhulah.” (HR.
Ahmad)
5.
Setelah terlanjur berbuat dosa.
Mengapa disunnahkan berwudhu? Karena,
wudhu akan melebur dosa tersebut.
ألا أدلكم على ما يمحو الله به
الخطايا، ويرفع به الدرجات؟ قالوا: بلى يا رسول الله، قال: إسباغ الوضوء على
المكاره، وكثرة الخُطا إلى المساجد، وانتظار صلاة بعد صلاة.
“Maukah kalian aku tunjukkan
apa yang membuat Allah melebur dosa dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Ya
wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Yaitu menyempurnakan wudhu saat situasi
tidak enak. Banyak melangkahkan kaki ke masjid, dan menunggu shalat setelah
shalat (yang lain).” (HR.
Malik, Muslim, Tirmidzi, dan Nasai dari Abu Hurairah)
6.
Setelah memanggul mayat.
«من غسل ميتاً فليغتسل، ومن حمله
فليتوضأ»
“Barang siapa telah memandikan
mayat maka mandilah. Dan barang siapa telah memanggulnya, maka berwudhulah!” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dari
Abu Hurairah)
-
Dan lain-lain.
Disalin
dari status facebook, dengan seizin sang penulis status, Gus Muhammad Hadanalloh.
4 comments:
Alhamdulillah mencerahkan mas. Kalau yang disebutin di atas belum semuanya saya kerjakan. Salam silaturahim :)
Ini menjadi pengingat buat kita, ya, Mas. Setidaknya sesekali, dua kali, atau beberapa kali kita kudu melaksanakannya, ya, Mas.
Insya Allah.... bisa istiqomah mengamalkannya.
makasih ya mas telah mengingatkan
Alhamdulillah, terima kasih kembali, Mbak. Salam ukhuwah dan selamat malam.
Post a Comment