ads
Wednesday, July 18, 2012

July 18, 2012
16

Marhaban yâ ramadhân
marhaban syahrash-shiyâm
nas`alullâhar-rahmân rahmatan ‘aladdawâm.

Selamat datang wahai Ramadhan
Selamat datang bulan puasa
Kami meminta kepada Allah yang Maha Pemurah, kasih dan kemurahan untuk selama-lamanya.

~*~
Salah satu ciri muslimah sejati adalah giat berpuasa pada bulan Ramadhan dan jiwanya selalu ditaburi oleh mutiara-mutiara keimanan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni.” (Muttafaq ‘Alaih)

Tetapi, bagi muslimah, puasa ternyata menyisakan banyak sekali persoalan dan kegalauan, “Bagaimana kami dapat berpuasa dengan tenang dan nyaman, sementara persoalan dapur dan setumpuk pekerjaan rumah tangga yang lain selalu datang bertubi setiap hari? Belum lagi apabila anak-anak merengek minta ini dan itu sehingga membuyarkan konsentrasi ibadah puasa, i’tikaf, tadarus Al-Qur’an, dan ibadah-ibadah lainnya.”

Sementara muslimah yang lain juga dibelit kesedihan manakala “tamu bulanannya” datang, “Bagaimana aku bisa merebut pahala besar di bulan Ramadhan sebagaimana kaum laki-laki jika haidh selalu datang mengganggu seperti ini? Tidakkah ini merupakan kerugian bagiku untuk merebut pahala Ramadhan?”

Tak perlu galau, sedih, dan berkecil hati karena keberadaan muslimah justru menjadi sumber kebaikan bagi seluruh anggota keluarganya pada bulan Ramadhan. Ia bangun pada tengah malam untuk menyiapkan makan sahur, lalu mendirikan shalat Tahajud (bagi yang tidak kedatangan “bulan”), memberesi semua pekerjaan rumah, kemudian kembali menyiapkan menu buka untuk keluarga menjelang waktu maghrib tiba. Pekerjaan tidak ringan ini ternyata tidak membuatnya lelah dan sakit hati. Ia justru melakukan semua itu dengan bahagia dan suka cita. Ketika waktu isya’ pun ia bergegas menuju masjid atau mushalla untuk menunaikan shalat Isya’ berjamaah dilanjutkan dengan shalat Tarawih. Sama sekali tidak ada rasa berat maupun gerutuan karena banyaknya pekerjaan setiap hari. Semua dilakukannya dengan ikhlas. Nah, keikhlasan inilah yang menjadi sumber pelipatgandaan pahala bagi muslimah.

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa ibadah hanyalah berupa tilawah Al-Qur’an, berdzikir, shalat, dan semacamnya. Tapi, senyatanya tidaklah demikian. Memasak dan menyiapkan makan sahur serta berbuka untuk keluarga sejatinya merupakan ibadah yang berpahala besar.

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang  berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang  berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”  (H.R. Ahmad dan An-Nasa’i)

“Jika kami sibuk memasak, mencuci, menyeterika, dan mengurusi pekerjaan rumah tangga, lantas kapan kami bisa tadarus Al-Qur’an atau shalat malam dengan tenang?”

Ukhti muslimah, jangan khawatir dengan persoalan itu. Insya Allah buku ini akan memberi panduan cerdas bagaimana mengatur jadwal aktivitas selama berpuasa. Jadwal inilah yang akan membantu kita menjadikan saat-saat berpuasa semakin bermakna.

Selain itu, buku ini dilengkapi pula beragam masalah puasa dari sudut pandang hukum Islam (fikih). Di antaranya adalah hukum berciuman dengan suami saat berpuasa, hukum mencicipi makanan menu berbuka, hukum wanita beri’tikaf di masjid, hukum puasa bagi wanita hamil atau menyusui, dan sejumlah hukum lain yang biasanya terjadi pada wanita.

Semakin komprehensif dan kaya karena di dalam buku ini ditambahkan pula bab khusus yang mengupas dan mengulas tips sehat selama berpuasa serta kumpulan aneka menu sehat untuk sahur dan berbuka. Dua hal ini mungkin penting juga disajikan, mengingat betapa berharganya kesehatan dan kesegaran selama berpuasa. Kesehatan yang terganggu tentu akan berdampak negatif pada aktivitas ibadah kita. Mungkin menjadi lesu dan kurang bersemangat. Bahkan, mungkin juga kita akan jatuh sakit lalu menghentikan puasa dan semua aktivitas ibadah yang mengitarinya.

Di akhir buku ini disajikan pula beberapa masalah lebaran bagi muslimah, mulai dari bagaimana mengatur keuangan untuk menyambut Hari Kemenangan sampai bagaimana adab-adab Islami merayakan Idul Fitri.

Intinya, sebagai orang yang sudah membaca dan menikmati buku ini, saya hanya bisa berkomentar: “Buku semacam ini sangat penting, terlebih buat Muslimah. Recommended banget dech!” 

Identitas Buku
Judul                     : Buku Pintar Puasa for Muslimah  
No. ISBN                : 9789793752600 
Penulis                  : Ulfah Nurhidayah & HR. Utami Al-Hana 
Penerbit                 : Citra Risalah, Yogyakarta
Tanggal terbit        : Agustus - 2010 
Tebal                     : 218 halaman
Jenis Cover           : Soft Cover
Harga                    : Rp 32.000


16 comments:

Darmawan Saputra said...

wah..
bagus juga nih bukunya pak..

maaf, sebenarnya awal puasa itu jatuh pada tanggal berapa ya pak ? :D (saya cari 20 juli/21 juli)

Irham Sya'roni said...

Tentang awal puasa, silakan mengikuti kemantapan hati dan keyakinan diri. Karena dlm hal ini memang ada perbedaan pendapat. Perbedaan yg wajar dan bisa ditoleransi.

- Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pd tgl 20 Juli 2012.
- MUI/Pemerintah akan sidang itsbat (penetapan) brdasarkn hisab-rukyat pd tgl 19 Juli; tergantung hasil sidang mereka apakh Ramdhan tgl 20 atau 21 Juli.

Walaupun berbeda, yg penting tetap bersatu, bersaudara, dan slaing menghormati. Benar begitu kan, Mas?

karyakuumy said...

di gramedia bisa didapatkan ini pak?

Irham Sya'roni said...

Insya Allah, semoga masih ada. Kalau sdh tidak ada, bisa dibantu mendapatkannya.

Dini Haiti Zulfany said...

Makasih referensinya akh :)

eksak said...

Kalo gue referensinya kemana, nih! Nyimak dab, karo sarapan udud! Hehehe

Darmawan Saputra said...

betul sekali pak..
saya suka sekali (100%) baca "obat sakit hati" disebelah kanan atas

NF said...

pass banget dibaca oleh mbak2/ibu2 yang takut ga bisa mengoptimalkan sajian ramadhan karena urusan rumah tangga, syrkn infonya :)

Irham Sya'roni said...

Gambar itu bukan buatan saya kok, Mas. say ndak bisa buat begituan. Tu dr tmndi FB. :)

Irham Sya'roni said...

Makasih kembali, Mbak diniehz. :)

Irham Sya'roni said...

Refrnsinya sampeyan kan Fathul Qorib, Nasho'ikhul Diniyyah, fathul wahhab, syarh al-muhadzdzab, syarqawi, dan "fathul izar". hehe..
al-udud ba'dad-dahar ni'matun syadidah ya kang. :)

Irham Sya'roni said...

siPPP, makasih kembali, bu NF. :) **kemarin mbak, besok tante, skrg bu, lusa apa ya? ^_^

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Kalo lagi ngisi pengajian Ibu-Ibu, kayaknya buku ini pas dijadikan sebagai hadiah bagi Ibu yang bertanya..., sambil bilang, "Jawabannya ada di buku ini, Bu, monggo dipun waos piyambak."

Irham Sya'roni said...

Hahaha... ustadze urik. :-)

penanti hujan said...

pernah baca kayaknya :D

tapi nggak punya bukunya

salam kenal ya^^ kunjungan perdana

Irham Sya'roni said...

Alhamdulillah, salam kenal juga, Mbak. Saya folback ya