ads
Thursday, June 28, 2012

June 28, 2012
12
sumber gambar
Hampir saja lupa kalau sekarang ini hari Kamis.
“Memang ada apa dengan hari Kamis?”
Biasa, Sobat, tiap hari Kamis malem Jum’at saya kebagian jadwal ngaji bareng ibu-ibu dan eyang-eyang putri di kampung. Nah, kebetulan yang mau kita kaji nanti malam adalah maqalah atau tausiyah Abu Bakar Ash-Shiddiq Bab ke-9 dari kitab Nashaih al-‘Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani.
Seperti apakah nasihat sang khalifah pertama dalam kitab tersebut? Mari kita kaji terlebih dahulu intinya di sini.

~*~

Pada dasarnya, orang yang beribadah itu terbagi menjadi tiga golongan, dan setiap golongan mempunyai tanda-tanda tersendiri untuk bisa dikenali.

Golongan 1: Beribadah kepada Allah atas dasar takut akan siksa-Nya.
                Golongan ini mempunyai 3 tanda sebagai berikut:
·         Memandang diri sendiri sebagai seorang yang rendah atau hina (di hadapan Allah swt).
·         Memandang bahwa kebaikannya masih sangat sedikit.
·         Memandang bahwa dosa dan kesalahannya teramat banyak.

Golongan 2: Beribadah kepada Allah atas dasar mengharap rahmat-Nya.
                Golongan ini memiliki 3 tanda sebagai berikut:
·         Dalam segala hal ia menjadi teladan/panutan masyarakat.
·         Dalam urusan harta benda, ia merupakan sosok yang sangat dermawan/pemurah karena kezuhudannya pada duniawi.
·         Dalam hal apa pun ciptaan Allah di dunia ini, ia merupakan sosok yang selalu berbaik sangka (husnuzhan) kepada Allah.

Golongan 3: Beribadah kepada Allah atas dasar rasa cinta kepada-Nya.
                Golongan ini memiliki 3 tanda sebagai berikut:
sumber gambar
·         Gemar memberikan sesuatu yang dicintai untuk kebaikan dan kemaslahatan. Ia tidak merasakan risau apalagi galau, karena yang terpenting baginya adalah keridhaan Allah swt.
Firman Allah swt: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 92)
·          Gemar melakukan segala kebaikan walaupun hawa nafsunya selalu berusaha membelenggunya, karena yang terpenting baginya adalah keridhaan Allah swt.
·         Dalam segala kondisi ia selalu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.



12 comments:

Kang Muroi said...

ingat Nashaih al-‘Ibad, ingat juga dulu di kampung ngisi pengajian ibu-ibu, kitab ini memang pas buat ngisi pengajian karena berisi nasihat2 buat hari perindu kesejukan

makasih ustadz:}

Irham Sya'roni said...

Muro'i El-Barezy @ Benar, Mas, isinya memang menyejukkan dan melembutkan hati. Biar masyarakat hidup dlm kesejukan, kedamaian, dan jauh dr konflik lahir batin, Mas.

Darmawan Saputra said...

ternyata ada 3 macam ya.
Terima kasih pak :D

mahbub ikhsan said...

Assalamu'alaikum ustdz...waah....perasaan ibadah ane selama ini kayak gak satupun yang masuk ketiga kategori di atas...embah-embuh ustadz...

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Alhamdulillah...., menjelang berangkat Jum'atan ini saya bisa ngaji Nashaih al-‘Ibad di sini. Makasih banyak ya, Mas Irham.

Irham Sya'roni said...

Darmawan Saputra @ terima kasih kembali, Mas Darmawan.

Irham Sya'roni said...

mahbub ikhsan @ Hhahaha... hal itu juga yg aku sampaikan ke jamaah semalem, buat introspeksi diri. Hehe

Irham Sya'roni said...

Akhmad Muhaimin Azzet @ Makasih kembali, Mas. Yuk, mari kita Jum'atan. Jgn lupa kotak infaknya diisi ya, Mas. :-)

NF said...

Golongan 3 itu tingkatannya udah tinggi banget kali ya, kalau kata orang mah sudah 'hakikat', sudah melewati syariat dan ma'rifat

Irham Sya'roni said...

NF @ Dan ketika kita raba, kira2 kita masuk di dalam satu dari 3 kategori itu ga ya, Mbak? Duh, jd malu rasanya saat berintrospeksi sprti ini.

Mas Darsono said...

nomor satu saya :)

Irham Sya'roni said...

Begitulah kita, Mas. :)