ads
Monday, April 16, 2012

April 16, 2012
Anggap saja di depan Anda saat ini ada sekitar selusin batu berukuran segenggaman tangan. Di dekat tumpukan batu tersebut ada pula sekeranjang kerikil, sekeranjang pasir, dan sebotol air. Kemudian Anda diminta memasukkan semua benda tersebut ke dalam toples berukuran galon yang bermulut cukup lebar. Nah, bagaimana Anda akan melaksanakan permintaan tersebut?

Cobalah Anda penuhi toples itu dengan pasir dan air terlebih dahulu, baru kemudian kerikil dan batu besar seukuran genggaman tangan. Bisakah Anda memasukkan dengan mudah kerikil dan batu tersebut ke dalam toples yang telah penuh dengan pasir dan air?  Tentu sangat sulit, bukan?

Nah, sekarang coba Anda dahulukan selusin batu itu agar masuk ke dalam toples. Lalu masukkan kerikil sambil sedikit mengguncang-guncangkan toples. Apa yang terjadi? Ternyata kerikil-kerikil itu begitu gesit dan lihai mencari tempat di antara celah-celah batu. Toples itu memang terlihat sudah penuh. Tetapi, cobalah Anda masukkan pasir ke dalamnya sambil mengguncang-guncangkan toples tersebut, tentu pasir itu akan menelusup masuk dan memenuhi ruang-ruang kosong di antara batu dan kerikil. Terakhir, tuangkan air ke dalam toples tersebut. Apa yang terjadi? Ternyata air itu bisa ikut mengisi toples bersama batu, kerikil, dan pasir.

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari eksperimen toples, batu, kerikil, pasir, dan air? Ternyata ilustrasi dan eksperimen sederhana ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya menerapkan “manajemen prioritas”. Yakni, kemampuan mengatur sesuatu dengan mendahulukan yang lebih penting. Jika kita petakan, manajemen prioritas dapat kita bagi dalam empat tingkatan sebagai berikut.

1) Penting dan mendesak.
2) Penting namun tidak mendesak.
3) Tidak penting namun mendesak.
4) Tidak penting dan tidak mendesak.

Dalam bidang agama, manajemen prioritas ini bisa kita jumpai dalam banyak kasus. Misalnya, saat kita shalat, tiba-tiba anak kita tercebur ke dalam kolam dan berteriak-teriak minta tolong. Maka, kita harus memprioritaskan menolong anak kita. Kita terpaksa harus membatalkan shalat untuk secepatnya menyelamatkan nyawa sang buah hati.

Begitu pula dalam hal bersedekah, manajemen prioritas ini mutlak kita terapkan. Di antaranya adalah prioritas berdasarkan hukum, berdasarkan penerima, serta berdasarkan kebutuhan dan kemanfaatan. Lanjut ke Bag-2...



0 comments: