ads
Saturday, January 7, 2012

January 07, 2012
2

Haramnya makanan dapat dilihat
1. atas dasar nash syar’i, seperti babi dan darah,
2. atau dilihat dari cara menyembelihnya yang tidak sesuai aturan syari'at Islam,
3. atau cara memasaknya (dicampur bahan/zat yang haram seperti lemak babi),
4. maupun haram karena cara memperolehnya, seperti hasil korupsi, mencuri, merampas, dan menipu.

Secara fisik, makanan haram juga tampak sebagai makanan lezat dan menggiurkan, namun sesungguhnya makanan itu adalah bangkai dan kotoran yang bercampur darah dan berbau busuk.

Ibnu Abbas r.a. berkata, “Telah dibacakan ayat ini kepada Nabi saw., ‘Hai manusia, makanlah kalian dari apa yang ada di bumi, yang halal dan baik.’ Maka Sa’ad bin Abi Waqqash berdiri lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah supaya Dia menjadikan aku sebagai orang yang diterima doanya.’ Maka Nabi bersabda, ‘Hai Sa’ad, perbaikilah makananmu, niscaya engkau menjadi orang yang diterima doanya. Demi Allah Yang diri Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya jika seorang laki-laki memasukkan sesuap makanan haram ke dalam perutnya maka Allah tidak akan menerima doanya selama 40 hari. Dan, siapa saja dari seorang hamba yang tumbuh dagingnya dari barang yang haram dan riba maka api neraka lebih layak baginya’.” (H.r. Al-Hafizh Ibnu Mardawaih)

Hadits tersebut menyatakan bahwa orang yang memakan sesuatu yang diharamkan Allah, doanya tidak akan pernah dikabulkan. Bahkan, balasan yang pantas baginya hanyalah siksa api neraka. Seorang yang terbiasa mengonsumsi makanan haram jiwanya akan meronta-ronta. Merasa tidak tenang, tanpa diketahui sebabnya. Kegelisahan demi kegelisahan akan terus menyeretnya ke lembah yang semakin jauh dari Allah.

Seorang yang terbiasa menikmati makanan haram doanya tidak akan diterima Allah. Rasulullah pernah menceritakan perihal seorang musafir yang kusut rambutnya, dan kumal pakaiannya. Musafir itu menengadahkan tangannya ke langit dan memohon kepada Allah, “Ya Rabbi… Ya Rabbi…” Sementara pakaian dan makanannya haram, mana mungkin doanya akan diterima? (H.r. Muslim)

Na'udzibillah min dzalik, kita berlindung kepada Allah dari keburukan hal itu. Semoga setiap makanan dan minuman yang masuk ke mulut kita, mengisi ruang perut kita, dan mengalirkan sarinya ke seluruh tubuh kita, adalah makanan dan minuman yang benar-benar halal dan thayyib. Dengan kehalalan dan kethayyiban itulah, setiap bait doa kita dikabulkan oleh Allah swt. Amin ya Rabbal 'alamin.

2 comments:

Anonymous said...

semoga apa yg kita makan dan rezeki yg qt dapatkan, trjauhkan dr kesyubhatan apalagi keharaman. amin

Irham Sya'roni said...

Amiin ya Allah ya Rabb wa ya mujibas-sa'ilin...