ads
Wednesday, August 15, 2012

August 15, 2012
18

Tidak lama lagi kita akan berpisah dengan Ramadhan dan bertemu dengan bulan Syawal. Nah, sekadar mengingatkan saja, khususnya bagi saya pribadi dan saudara-saudara saya, jangan lupa menunaikan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah.

Siapa saja yang harus mengeluarkan zakat fitrah?
Berangkat dari pertanyaan inilah seorang saudara mengajukan pertanyaan kepada Ustadz Tifatul Sembiring melalui akun twitternya tentang orang yang meninggal dunia pada awal Ramadhan apakah wajib dibayarkan zakatnya.

Jawaban Ustadz Tifatul Sembiring
Wajib dibayar zkt fitrahnya..RT @umeemuchajar: "@tifsembiring: Ust awal rmdhn sdr meninggal, wajib zakat kah?

Dari tanya-jawab di Twitter itu dapat kita ketahui bahwa menurut Ustadz Tifatul Sembiring orang yang meninggal dunia pada awal Ramadhan tetap wajib dibayarkan zakat fitrahnya.

***

Pendapat yang Saya Kukuhi
Sepemahaman saya sedari awal mengkaji tema ini melalui beberapa literatur klasik ‘ala madzhabi al-imam asy-Syafi’i, patokan wajib tidaknya seseorang mengeluarkan/dikeluarkan zakat fitrah adalah terbenamnya matahari (waktu maghrib) pada akhir bulan Ramadhan yang sekaligus juga menjadi tanda masuknya bulan Syawal. Inilah yang disebut dengan waqtu al-wujub (garis waktu dibebankannya kewajiban berzakat).

Berdasarkan patokan itulah, dapat disimpulkan bahwa orang yang meninggal dunia sebelum waktu maghrib (awal bulan Syawal / akhir bulan Ramadhan) tidak dikenai kewajiban zakat fitrah. Misalnya, si A meninggal dunia pada pukul 17.00 WIB pada hari terakhir dari bulan Ramadhan, maka ia tidak wajib membayar/dibayarkan zakatnya. Mengapa? Karena si A tidak menjumpai pergantian waktu dari Ramadhan menjadi Syawal.

Orang yang meninggal dunia pada pukul 17.00 WIB pada hari terakhir bulan Ramadhan saja tidak wajib zakat fitrah, apalagi orang yang meninggal pada awal bulan Ramadhan, tentu lebih TIDAK WAJIB lagi.

Dari patokan itu pula dapat kita kemukakan contoh kasus lain, sebagaimana dalam link berikut: Bayi, Wajib Zakat Fitrah?


 ***

Pendapat Para Tokoh
1.   Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Al-Ghazi Asy-Syafi'i dalam kitabnya Fathul Qarib
وتجب زكاة الفطر ويقال لها زكاة الفطرة أي الخلقة (بثلاثة أشياء الإسلام) فلا فطرة على كافر أصلي إلا في رقيقه وقريبه المسلمين (وبغروب الشمس من آخر يوم من شهر رمضان) وحينئذ فتخرج زكاة الفطر عمن مات بعد الغروب دون من ولد بعده (ووجود الفضل) وهو يسار الشخص بما يفضل (عن قوته وقوت عياله في ذلك اليوم) أي يوم عيد الفطر وكذا ليلته أيضاً.

Zakat fitri atau disebut juga zakat fitrah wajib dengan 3 syarat:
a.    Islam.
b.    (Menjumpai) terbenamnya matahari pada hari terakhir dari bulan Ramadhan. Berpijak pada hal inilah zakat fitrah wajib ditunaikan dari orang yang meninggal setelah terbenamnya matahari (hari terakhir Ramadhan). Sementara bayi yang dilahirkan setelah terbenamnya matahari (pada hari terakhir bulan Ramadhan) tidak wajib atasnya zakat fitrah.
c.    Memiliki kelebihan makanan pokok bagi dirinya dan keluarganya pada hari raya itu. Juga pada malam hari rayanya.
  
2.   Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab
 قال المصنف رحمه الله تعالى : ( ومتى تجب الفطرة ؟ فيه قولان ( قال في القديم ) : تجب بطلوع الفجر من يوم الفطر ; لأنها قربة تتعلق بالعيد . فلا يتقدم وقتها على يومه ، كالصلاة والأضحية ( وقال في الجديد ) : تجب بغروب الشمس من ليلة الفطر من رمضان ; لما روى ابن عمر : { أن النبي صلى الله عليه وسلم فرض صدقة الفطر من رمضان } ، والفطر من رمضان لا يكون إلا بغروب الشمس من ليلة العيد ; ولأن الفطرة جعلت طهرة للصائم بدليل ما روي : أن { النبي صلى الله عليه وسلم فرض صدقة الفطر طهرة للصائم من الرفث واللغو وطعمة للمساكين } ، وانقضاء الصوم بغروب الشمس ، فإن رزق ولدا أو تزوج امرأة أو اشترى عبدا ودخل عليه الوقت وهم عنده وجبت عليه فطرتهم ، وإن رزق ولدا أو تزوج امرأة أو اشترى العبد بعد دخول الوقت أو ماتوا قبل دخول الوقت لم تجب فطرتهم


3.   Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi al-Bashri dalam al-Hawi al-Kabir fi Fiqhi Madzhabal-Imam asy-Syafi’i
فصل : وأما القسم الثاني : وهو أن يموت قبل غروب الشمس فقد مات قبل وجوب زكاة الفطر عليه ، فزكاته غير واجبة بحال


4.   Pusat Umum Penelitian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia dalam www.alifta.net
وذهب المالكية في القول الآخر ، والشافعية في الراجح ، والحنابلة إلى أن وقت وجوب زكاة الفطر هو بغروب شمس آخر يوم من رمضان.
وقال المالكية في القول الآخر والشافعية والحنابلة : إن من مات بعد غروب شمس آخر يوم من رمضان فإنه عليه الزكاة . لأنه موجود وقت الوجوب . أما من ولد بعد غروب شمس ذلك اليوم فلا تجب عليه ، لأنه كان جنينا في بطن أمه وقت وجوبها . كذلك من أسلم بعد غروب شمس ذلك اليوم ، فإن عليه الزكاة عند أبي حنيفة ، وليس عليه شيء عند الجمهور ، لأنه لم يكن من أهلها وقت وجوبها.


5.   Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam islamqa.info
وقال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله ولو مات الإنسان قبل غروب الشمس ليلة العيد ، لم تجب فطرته أيضا ؛ لأنه مات قبل وجود سبب الوجوب  انتهى فقه العبادات" ص 211"
والحاصل : أن الميت المسئول عنه إن كان قد مات بعد أن أدرك وقت الوجوب ، وهو غروب شمس ليلة الفطر ، وجب إخراج الزكاة عنه .وإن كان مات قبل إدراك وقت الوجوب - وهو الظاهر من السؤال – فلا زكاة عليه .وإذا أخرجت عنه جدتك صدقة من طعام أو نقود أو غير ذلك فهي صدقة عنه وليست زكاة فطر . وقد ثبت في أكثر من حديث عن النبي صلى الله عليه وسلم أن الصدقة عن الميت تنفعه ، ويصله ثوابها


Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: “Andai seseorang meninggal dunia sebelum terbenamnya matahari pada malam hari raya, maka tidak wajib baginya mengeluarkan zakat fitrah. Karena ia meninggal sebelum menjumpai sebab diwajibkannya berzakat.” (Fiqhu al-‘Ibadat, hlm 211)

Jadi, orang meninggal sebagaimana ditanyakan dalam pertanyaan di atas, jika ia meninggal setelah menjumpai waqtu wujub yakni terbenamnya matahari pada malam hari raya, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Sebaliknya, jika ia meninggal sebelum menjumpai waqtu wujub –sebagaimana pertanyaan di atas—maka tidak ada kewajiban mengeluarkan zakat.

Tetapi, jika nenek Anda mengeluarkan sedekah atau uang atau selainnya dari si mayit, maka itu adalah sedekah atas nama si mayit. Bukan zakat fitri. Tentang hal ini, ada banyak hadits Nabi saw yang menyebutkan bahwa sedekah dari/atas nama si mayit bermanfaat baginya, dan sampai pula pahalanya kepadanya.


6. H. Abdullah Haidir, Lc (Ketua MPW PKS Arab Saudi) dalam pkspiyungan.siteblogs.net
·         Waktu diwajibkannya penyaluran zakat fitrah adalah sejak matahari terbenam di hari terakhir Ramadan (malam 1 Syawwal) hingga pelaksanaan shalat Idul Fitri. Karena itu disunnahkan pelaksanaan shalat Idul Fitri agak siang, agar pembagian zakat fitrah dapat terlaksana dengan baik. Namun seseorang boleh mengeluarkannya sehari atau dua hari sebelumnya. Bahkan dalam mazhab Syafi'i dibolehkan mengeluarkannya sejak awal Ramadhan.
·         Konsekuensi dari hal ini adalah, apabila seseorang meninggal dunia sebelum matahari terbenam di hari terakhir Ramadan, dia tidak terkena kewajiban zakat fitrah, sedangkan jika dia meninggal setelah matahari terbenam, sedangkan dia belum sempat mengeluarkan zakat fitrah, maka harus dikeluarkan zakat fitrah untuknya. Sebaliknya, jika ada bayi yang baru dilahirkan sesaat sebelum matahari terbenam pada hari terakhir Ramadan, orang tuanya wajib membayarkan zakat fitrah untuknya, sedang jika dilahirkan setelah matahari terbenam pada hari itu, tidak diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah untuknya.


7.    Ustadz Ammi Nur Baits, Pembina www.KonsultasiSyariah.com
Gabungan dua kata ini ‘zakat fitri’ merupakan gabungan yang mengandung makna sebab-akibat. Artinya, penyebab diwajibkannya zakat fitri ini adalah karena kaum muslimin telah selesai menunaikan puasanya di bulan Ramadan (berhari raya).” (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, jilid 23, Hal. 335, Kementerian Wakaf dan Urusan Islam, Kuwait).

Berdasarkan pengertian di atas, zakat fitri ini (zakat fitrah) disyariatkan disebabkan adanya waktu “fitri”, yaitu waktu selesainya berpuasa (masuk hari raya). Rangkaian dua kata ini ‘zakat fitri’ mengandung makna pengkhususan. Dalam arti, zakat ini khusus diwajibkan ketika ada waktu fitri. Sehingga siapa saja yang menjumpai waktu fitri ini, zakat fitrinya wajib ditunaikan. Sebaliknya, siapa saja yang tidak menjumpai waktu fitri maka tidak wajib baginya ditunaikan zakat fitri.

Kapan Batas Waktu “Fitri”?
Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat. Mayoritas ulama Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa waktu “fitri” adalah waktu sejak terbenamnya matahari di hari puasa terakhir sampai terbitnya fajar pada tanggal 1 Syawal. (Syarh Shahih Muslim An-Nawawi, 7:58)

Dengan demikian, siapa saja yang masih hidup atau sudah dilahirkan pada saat matahari tenggelam di malam hari raya, maka zakat fitrinya wajib ditunaikan, dan sebaliknya siapa yang tidak menjumpai waktu itu maka dia tidak wajib dizakati.

Sebagai contoh kasus yang tidak wajib dibayarkan zakatnya:
a. Orang yang meninggal 5 menit sebelum maghrib di hari puasa terakhir.
b. Bayi yang lahir 5 menit setelah matahari terbenam.
Dua hamba di atas tidak menjumpai waktu fitri, sehingga mereka tidak wajib ditunaikan zakat fitrinya.

8.   Kamran As'ad Irsyady, Dewan Asatidz www.pesantrenvirtual.com
Zakat fitrah, menurut  mayoritas ulama selain Hanafiyah, wajibnya adalah karena menyaksikan terbenamnya matahari hari terakhir Ramadhan. Sedangkan menurut Hanafiyah zakat fitrah ini wajib dikeluarkan karena menyaksikan terbitnya fajar tanggal 1 Syawal. Perbedaan kedua pendapat tersebut berasal dari perbedaan perspektif “apakah zakat fitrah itu berkaitan dengan hari Idul fitri ataukah dengan habisnya bulan Ramadhan.”

Kajian ini menjadi penting ketika terjadi kasus kelahiran anak atau kematian seseorang pada malam hari Raya (antara tenggelamnya matahari hari terakhir Ramadhan dan terbitnya fajar tanggal 1 Syawal). Menurut jumhur ulama, orang yang meninggal dunia pada malam hari raya harus dibayarkan zakat fitrahnya, karena saat terbenam matahari dia masih hidup, dan tidak wajib zakat bila ia meninggal sebelum tenggelam matahari. 

Sementara menurut Hanafiyah, orang yang meninggal pada malam hari raya tidak wajib zakat, karena ia tidak menyaksikan terbitnya fajar 1 Syawal.

Begitu juga, menurut jumhur, jika ada bayi lahir sebelum tenggelamnya matahari wajib dikeluarkan zakatnya, dan tidak wajib bila ia lahir pada malam hari. Sedangkan menurut Hanafiyah, kalau ia lahir pada malam hari wajib, dan tidak wajib jika lahir setelah terbit fajar.


Seseorang mulai terkena kewajiban membayar zakat fithri jika ia bertemu terbenamnya matahari di malam hari raya Idul Fithri. Jika dia mendapati waktu tersebut, maka wajib baginya membayar zakat fithri. Inilah yang menjadi pendapat Imam Asy Syafi’i. Alasannya, karena zakat fithri berkaitan dengan hari fithri, hari tidak lagi berpuasa. Oleh karena itu, zakat ini dinamakan demikian (disandarkan pada kata fithri) sehingga hukumnya juga disandarkan pada waktu fithri tersebut.

Misalnya, apabila seseorang meninggal satu menit sebelum terbenamnya matahari pada malam hari raya, maka dia tidak punya kewajiban dikeluarkan zakat fithri. Namun, jika ia meninggal satu menit setelah terbenamnya matahari maka wajib baginya untuk mengeluarkan zakat fithri. Begitu juga apabila ada bayi yang lahir setelah tenggelamnya matahari maka tidak wajib dikeluarkan zakat fithri darinya, tetapi dianjurkan sebagaimana terdapat perbuatan dari Utsman bin ‘Affan yang mengeluarkan zakat fithri untuk janin. Namun, jika bayi itu terlahir sebelum matahari terbenam, maka zakat fithri wajib untuk dikeluarkan darinya.

***

Kesimpulan Saya
  1. Saya belum (atau bahkan tidak) menemukan sama sekali literatur --baik klasik maupun modern-- yang mengatakan bahwa orang yang meninggal dunia pada awal Ramadhan tetap wajib ditunaikan zakat fitrahnya sebagaimana jawaban yang diberikan oleh Ustadz Tifatul Sembiring.
  2. Patokan wajib tidaknya seseorang mengeluarkan atau dikeluarkan zakat fitrahnya, menurut jumhur/mayoritas ulama adalah terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Ramadhan yang sekaligus pula menjadi awal bulan Syawal. Apabila seseorang menjumpai detik-detik pergantian bulan Ramadhan menjadi Syawal, maka ia wajib zakat fitrah. Jika tidak menjumpai pergantian ini maka ia tidak wajib zakat fitrah.


Atas dasar inilah, tanpa mengurangi hormat saya kepada beliau, saya pandang jawaban beliau di atas adalah salah/tidak benar dan tidak berdasar. Atau, bisa juga beliau menjawab dengan tergesa-gesa sehingga tidak sepenuhnya menangkap seutuhnya maksud dari si penanya.

Sebagai hamba yang sarat kedha’ifan dan kekurangan, akan sangat membahagiakan apabila ada di antara Sobat Blogger yang berkenan melengkapi, menyempurnakan, atau bahkan meluruskan uraian saya.
  
Wallahu a’lam


18 comments:

joni Haryanto said...

assalamu'alaikm. mhn minta penjelsan mz untuk zakat apakah istri tanggungan suami atau bayar sendiri dan anak msh 18 bulan apakah wajib dizakati ato tidak mas,,trima ksh.

Irham Sya'roni said...

Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Berdasarkan poin2 penjelasan di atas,
(1) suami adalah orang yg wajib menafkahi istri. karenanya suami juga berkewajiban mengeluarkan zakat istrinya.
(2) bayi usia 18 bulan wajib dizakati. Jangankan usia 18 bulan, yg baru lahir pada hari terakhir bulan Ramadhan saja sudah wajib, Mas.

Moga bermanfaat.

joni Haryanto said...

satu pertanyaan lagi mas kl mas berkenan menjawab karna sy ingin membandingkan dengan ulama 1 dengan yg lain tentang bisnis forex..menurut panjenengan dalam forex itu mengandung judi ato tidk mas,,karna dalam forex secara real misal buy di titik terendah dan begitu untung kita jual di titik tertinggi,,ini kan namanya dagang mas,,beli rendah jual harga tinggi,,tp sy masih ragu mas,,,karna sy dalam bertrading masih sj punya pikiran ini halal ato haram...ya. mhon balasanya

Irham Sya'roni said...

Wah, maaf, Pak, tentang forex saya bnr2 tdk paham. Tdk tau praktiknya. Juga tdk bisa mendefinisikan. Shgga blm bsa memberi jawaban. Maklum sy kurang up-date dlm hal2 sprti itu. Coba sj jenengan googling, Pak, insya Allah sdh ada byk para ahli yg mengulasnya.

lia said...

assalamualaikum Pak.. saya mau tanya, apakah orang yang meninggal jauh sebelum datangnya bulan Ramadhan wajib dibayarkan zakat fitrah oleh keluarganya?

terima kasih.

lia said...

tambahan lagi pak. yang dimaksud jauh sebelum bulan ramadhan datang adalah ibu saya meninggal bulan november 2012 & ayah saya meninggal bulan agustus 2008. apakah saya wajib membayarkan zakat fitrah untuk almarhum orangtua saya?

terima kasih.

Irham Sya'roni said...

wa'alaikumussalam wr wb. Tidak wajib dizakati, Mbak.

Irham Sya'roni said...

kewajiban zakat fitrah hanya berlaku pada masa yang bersangkutan masih hidup, yakni menjumpai pergantian Ramadhan menjadi Syawal. Jadi, pada tahun ini tidak ada kewajiban zakat fitrah atas nama mereka berdua karena mereka sudah tiada; tidak menjumpai pergantian Ramadhan menjadi Syawal pd tahun ini.

Unknown said...

maaf mas saya mau tanya, kalo istri saya keguguran apakah saya wajib bayar zakat untuk anak saya itu

Irham Sya'roni said...

Tidak ada kewajiban zakat fitrah untuk janin yg gugur, baik sebelum maupun sesudah Maghrib 1 Syawal (malam takbiran). Karena, janin tsb tdk merasakan hidup pd dua masa inti skligus, yaitu akhir Ramadhan dan awal Syawal.

Debe Dila said...

Benar begitu ya mas harus dibayar zakatnya

Unknown said...

makasih sekali infony, dan sngat membatu sekali bagi yang tidak tau, karna pengalaman pribadi saya, istri saya sudah meninggal sekitar 7 bl yang lalu, dan saya masih bingung, apakah masih wajib saya untuk menzakatinya, alhamdullilah setelah membaca artikel dan tanya jawab semuanya sudah jelas mas.

Irham Sya'roni said...

Orang yang meninggal dunia pada awal Ramadhan TIDAK WAJIB dibayarkan zakat fitrahnya, Mbak Deb.

Irham Sya'roni said...

Terima kasih kembali, Mas. Kesimpulannya, tidak wajib dikeluarkan zakat untuk (almarhumah) istri Mas Rafi.

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Perlu digarisbawahi ya, Kangmas, meninggal dunia pada AWAL RAMADHAN.

Irham Sya'roni said...

Benar, Kangmas, meninggal dunia pada awal Ramadhan tidak wajib dikeluarkan zakat fitrahnya. Hanya mereka yang menjumpai pergantian dari Ramadhan menuju Syawal yang wajib berzakat fitrah.

Unknown said...

AssalAMualaikum... Maaf mas sya ingin bertanya, saya seorang anak laki-laki sudah berkerja dan masih satu kelurga dengan ibu saya(saya belum menikah). Ayah saya wafat sebelum bulan puasa ramadhan berti beliu tidak kena zakat fitah kan mas?? Dan satu lagi kan saya masih satu keluarga sma orang tua saya nah apakah sya seorang anak berhak mengelurlan zakat firtah atas ibu saya? Atau bagai mana?

Irham Sya'roni said...

Wa'alaikumussalam warahmatullah.
1. Beliau tidak wajib zakat.
2. Jika Mas Abi Khair yang mencukupi kebutuhan orang tua maka Mas Abi Khair yang mengeluarkan zakat org tua. Jika org tua menafkahi diri sendiri maka mereka sendirilah yang berkewajiban mengeluarkan zakat atas diri sndiri.