ads
Sunday, July 8, 2018

July 08, 2018
 
Dalam suatu kesempatan pengajian, seorang penceramah mengatakan bahwa Abu Lahab dan Abu Jahal adalah paman Rasulullah. Seketika dahi saya mengernyit. Tampaknya ada kesalahan pehamanan penceramah tersebut terhadap tokoh Mekah yang ia sebutkan itu. Nama yang disebutkan pertama memang paman Nabi, namun nama yang kedua tidak demikian. Abu Jahal tidak memiliki hubungan darah dengan beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Siapakah Abu Jahal?
Nama aslinya adalah Amr bin Hisyam bin Mughirah bin Abdillah bin Umar bin Makhzum. Karena keceradasannya yang mengungguli orang-orang seusianya, masyarakat Mekah menjulukinya Abul Hakam, yang berarti bapak kebijaksanaan. Namun, oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia dijuluki Abu Jahal, yang berarti bapak kebodohan. Nama Abu Jahal diberikan kepadanya karena dia merupakan tokoh kafir Mekah yang sangat kejam dan keji terhadap para pemeluk Islam (sahabat Nabi). Di antara kebiadabannya adalah membunuh Sumayyah binti Khayyath dengan cara menombak kemaluan perempuan mulia tersebut hingga gugur sebagai syahidah. Dialah perempuan pertama yang mati syahid dalam Islam.
Semakin sempurnalah kejahilan Abu Jahal disebabkan lima sifat tercela berikut yang melekat erat dalam dirinya, yaitu :
1- لا يعلم
2- لا يريد أن يعلم
3- لا يريد لغيره أن يعلم
4- يدعي أنه يعلم
5- ينكر على من يعلم

1. Tidak tahu,
2. Tidak mau tahu (gengsi),
3. Tidak mau orang lain menjadi tahu,
4. Mengaku diri tahu (sok tahu), dan
5. Ingkar kepada orang yang tahu (hanya membenarkan diri sendiri).
Tidak sedikit orang yang mengira --bahkan meyakini-- bahwa Abu Jahal adalah paman Nabi. Padahal senyatanya dia bukanlah paman beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia adalah salah seorang pembesar kafir Quraisy yang sangat memusuhi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sikapnya itulah dia dijuluki Fir’aunul ummah (Fir’aun-nya umat ini).

Kematian Abu Jahal
Abu Jahal tewas dalam Perang Badar. Adalah Muadz bin Amr bin Jamuh yang berhasil melukai dan memutus kaki Abu Jahal hingga pemimpin kafir Quraisy itu terjatuh. Tetapi, pada saat itu pula tangan Muadz bin Amr bin Jamuh terkena sabetan pedang milik anak lelaki Abu Jahal, Ikrimah bin Abu Jahal.
Ternyata Abu Jahal belum tewas. Muawwidz bin Afra’ yang melihat Abu Jahal masih bernyawa segera menebaskan pedangnya. Ternyata tebasan pedang Muawwidz bin Afra’ belum membuat nyawa Abu Jahal melayang. Tak jeda lama, datanglah Abdullah ibnu Mas’ud, lelaki yang dulu pernah dipukuli Abu Jahal karena membaca al-Qur’an dengan suara keras di Ka’bah. Ibnu Mas’ud mendekati tubuh Abu Jahal yang tergeletak di tanah, lalu membinasakannya seketika. Akhirnya, tewaslah pemuka kafir Mekah itu.
Saat itu Muadz bin Amr bin Jamuh berusia sekira 14 tahun, sementara Muawwidz bin Afra’ sekira 13 tahun.


0 comments: