Dalam
suatu kesempatan pengajian, seorang penceramah mengatakan bahwa Abu Lahab dan
Abu Jahal adalah paman Rasulullah. Seketika dahi saya mengernyit. Tampaknya ada
kesalahan pehamanan penceramah tersebut terhadap tokoh Mekah yang ia sebutkan itu. Nama
yang disebutkan pertama memang paman Nabi, namun nama yang kedua tidak demikian. Abu Jahal tidak memiliki
hubungan darah dengan beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Siapakah Abu Jahal?
Nama aslinya adalah Amr bin Hisyam bin Mughirah bin Abdillah
bin Umar bin Makhzum. Karena keceradasannya yang mengungguli orang-orang
seusianya, masyarakat Mekah menjulukinya Abul Hakam, yang berarti bapak
kebijaksanaan. Namun, oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia dijuluki
Abu Jahal, yang berarti bapak kebodohan. Nama Abu Jahal diberikan kepadanya karena
dia merupakan tokoh kafir Mekah yang sangat kejam dan keji terhadap para pemeluk
Islam (sahabat Nabi). Di antara kebiadabannya adalah membunuh Sumayyah binti
Khayyath dengan cara menombak kemaluan perempuan mulia tersebut hingga gugur
sebagai syahidah. Dialah
perempuan pertama yang mati syahid dalam Islam.
Semakin sempurnalah kejahilan Abu Jahal disebabkan lima
sifat tercela berikut yang melekat erat dalam dirinya, yaitu :
1- لا يعلم
2- لا يريد أن يعلم
3- لا يريد لغيره أن يعلم
4- يدعي أنه يعلم
5- ينكر على من يعلم
1. Tidak tahu,
2. Tidak mau tahu (gengsi),
3. Tidak mau orang lain menjadi tahu,
4. Mengaku diri tahu (sok tahu), dan
5. Ingkar kepada orang yang tahu (hanya membenarkan
diri sendiri).
Tidak sedikit orang yang mengira --bahkan meyakini--
bahwa Abu Jahal adalah paman Nabi. Padahal senyatanya dia bukanlah paman
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia adalah salah seorang pembesar kafir
Quraisy yang sangat memusuhi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena
sikapnya itulah dia dijuluki Fir’aunul ummah (Fir’aun-nya umat ini).
Kematian Abu Jahal
Abu Jahal tewas dalam
Perang
Badar. Adalah Muadz bin Amr bin Jamuh yang berhasil melukai dan memutus kaki Abu Jahal
hingga pemimpin kafir Quraisy itu terjatuh. Tetapi, pada saat itu pula tangan
Muadz bin Amr bin Jamuh terkena sabetan pedang milik anak lelaki Abu Jahal, Ikrimah
bin Abu Jahal.
Ternyata Abu Jahal
belum tewas. Muawwidz bin Afra’ yang melihat Abu Jahal masih bernyawa segera
menebaskan pedangnya. Ternyata tebasan pedang Muawwidz bin Afra’ belum membuat
nyawa Abu Jahal melayang. Tak jeda lama, datanglah Abdullah ibnu Mas’ud, lelaki
yang dulu pernah dipukuli Abu Jahal karena membaca al-Qur’an dengan suara keras
di Ka’bah. Ibnu Mas’ud mendekati tubuh Abu Jahal yang tergeletak di tanah, lalu
membinasakannya seketika. Akhirnya, tewaslah pemuka kafir Mekah itu.
Saat itu Muadz bin
Amr bin Jamuh berusia sekira 14 tahun, sementara Muawwidz bin Afra’ sekira 13 tahun.
0 comments:
Post a Comment