ads
Wednesday, August 13, 2014

August 13, 2014
2
Aku pernah berbuat salah kepada ibu. Dulu. Bertahun-tahun yang lalu. Tak ada cara bertobat yang aku tahu, kecuali harus kudatangi beliau untuk meminta maaf kepadanya secara tulus. Aku peluk erat tubuhnya. Aku cium kedua pipinya. Seketika tangisku pecah.

"Ibu mau memaafkanku?" ucapku lirih, dengan napas tersengal-sengal.

Ayahku, yang saat itu masih hidup, berusaha menenangkanku. Mengelus punggungku pelan-pelan tanpa berucap sepatah kata pun. Begitulah, almarhum memang sosok yang tidak suka mengumbar bicara. Tetapi, di balik diamnya ada bahasa cinta sangat sejuk yang aku rasa.

Ibuku diam sejenak, lalu berucap pelan, "Umar bin Khattab pernah mengubur anaknya hidup-hidup, dia lalu bertobat, dan Allah pun memaafkannya. Apakah kesalahanmu lebih besar daripada kesalahan Umar saat itu sehingga aku terhalang untuk memaafkanmu?"

Aku merinding mendengar jawaban itu. Benar dan terbuktikan, hati seorang ibu memang lembut dan pemurah, walau sejuta salah telah kita lakukan kepadanya.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

“Ya Allah, ampunilah aku dan ibu-bapakku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku pada waktu keci.”


Begitulah tobatku setelah melukai hati ibu. Benar kata Mbah Sabdo, "Seorang ibu sanggup merawat 10 orang anak. Tetapi, 10 orang anak belum tentu dapat merawat seorang ibu.”


2 comments:

eksak said...

bener banget, Bang! ;(

Irham Sya'roni said...

Iya, Mas. Semoga kita selalu ta'zhim dan sayang kepada orgtua. Doa kita untuk mereka.