ads
Wednesday, June 1, 2016

June 01, 2016
30


Setiap Blogger pasti suka menulis. Tidak mungkin seorang blogger (sungguhan) membiarkan blognya kosong tanpa tulisan apa pun. Cuma, masing-masing bogger pasti mempunyai kecenderungan sendiri-sendiri. Ada yang suka menulis fiksi, nonfiksi, anak-anak, remaja, parenting, agama, travelling, kuliner, dan kecenderungan-kecenderungan lainnya.

Nah, buat Sahabat Blogger yang suka tema anak-anak, saya kasih bocoran, ya. Penerbit DIVA Press (Jogjakarta) membuka peluang bagi siapa saja yang ingin menjadi penulis buku anak. Jika naskah kita berhasil mencuri perhatian penerbit, insyaAllah akan disetujui untuk diterbitkan.

Jika Sahabat Blogger ke toko buku, menyisir rak khusus buku anak, lalu menjumpai buku-buku berlabel Penerbit Laksana Kidz, Penerbit Saufa Kid’s, atau Penerbit DIVA Kids, nah... itu adalah lini penerbitan (imprint) khusus buku anak milik Penerbit DIVA Press.

Jika ingin tahu lebih lengkap tentang (imprint) penerbit tersebut, silakan mengunjungi akun facebook-nya:
  1. Laksana Kidz (FB)
  2. Yuk, Jadi Penulis Buku Anak (FP)



Baiklah, sekarang saya akan memberi bocoran bagaimana agar naskah kita bisa diterbitkan oleh Penerbit DIVA Press (Divisi Anak). Bocoran ini saya dapat dari seseorang di redaksi DIVA Press. Tapi ingat, ini sangat rahasia, lho! J


Bocoran Ke-1: Cara Mengirim Naskah
  1. Kirimkan naskah utuh/lengkap melalui surel ke divapress_anak@yahoo.com
  2. Atau melalui pos ke kantor redaksi Penerbit DIVA Press (Divisi Anak) dengan alamat: Sampangan Gg. Perkutut No. 325-B, Jl. Wonosari, Baturetno, Banguntapan Jogjakarta, Telp  : (0274) 4353776.



Bocoran Ke-2: Ketentuan Naskah
Naskah yang belum lengkap sebaiknya jangan Anda kirimkan. Kemungkinan besar akan diabaikan. Lengkapi dulu semua yang dibutuhkan dalam naskah, baru kemudian dikirimkan.

Apa saja kelengkapan naskah?
  1. Judul
  2. Nama penulis
  3. Prakata atau kata pengantar
  4. Isi
  5. Gambar/foto (jika ada)
  6. Biografi singkat penulis
  7. Daftar pustaka (jika ada)
  8. Sumber foto/gambar (jika ada)

 

Bocoran Ke-3: Tema Naskah
Menentukan tema tidak cukup hanya berbekal “menurutku”, tetapi harus mempertimbangkan juga “menurut pembaca” dan “menurut penerbit”. Suatu tema yang menurut kita bagus, belum tentu bagus di mata pembaca maupun penerbit.

Dari sudut pandang penerbit, mereka pasti akan tertarik kepada tema naskah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
  1. Mendidik.
  2. Dibutuhkan banyak orang.
  3. Berpotensi laku.

Sebagaimana setiap penulis mempunyai kecenderungan sendiri-sendiri, begitu pula penerbit mempunyai keberuntungannya sendiri-sendiri. Bisa jadi penerbit A sangat beruntung dalam penjualan buku novel, tetapi tidak demikian bagi penerbit B.

Nah, menurut informan saya di Penerbit DIVA Press, tema-tema berikut selalu dihindari oleh redaksi.
  1. Cerita detektif.
  2. Semua jenis novel anak.
  3. Cerpen anak (nonfabel dan nonfantasi).
  4. (Lainnya saya lupa) J


Mengapa tema-tema itu dihindari? Karena tidak banyak diserap oleh pasar. Bisa kita bayangkan apa yang terjadi kalau semua buku tidak dibeli oleh pasar; penerbitnya pasti gulung tikar. Penerbit tentu tidak menginginkan itu, ‘kan?

 
Ruang Redaksi
Sedang serius menganalisis tema buku

Bocoran Ke-4: Format Tulisan
  1. Boleh menggunakan font apa pun, asal elok dan mudah dibaca. Jangan sekali-kali menggunakan font Vladimir Script, Bickham Script Pro Regular, atau sejenisnya, pasti diabaikan oleh redaksi. Apalagi font wingdings. J
  2. Gunakan ukuran font yang sewajarnya. Jangan gunakan ukuran 20, apalagi 72. J
  3. Begitu juga spasinya, gunakan spasi yang sewajarnya: 1,5 atau 2 spasi.
  4. Tentang margin juga sewajarnya: 3-3-3-3 atau 3-4-3-4
  5. Yang paling penting lagi adalah kerapian. Jika tulisannya rapi, syukur-syukur juga cantik, pasti redaksi akan me-review-nya dengan senang hati.


Bocoran Ke-5: Keputusan Redaksi
Biasanya redaksi akan memberi keputusan (disetujui atau tidak) setelah satu bulan pascapengiriman naskah.
  
Mengakrabkan si kecil Ewa dengan buku

Bocoran Ke-6: Lain-Lain
  1. Jangan memburu redaksi agar cepat-cepat memberi keputusan. Ingat, naskah yang mengantre tidak cuma satu atau dua. Ada belasan naskah, bahkan puluhan. Jadi, gunakan cara yang sebaik dan sehalus mungkin agar redaksi tidak terusik konsentrasinya oleh sikap kita.
  2. Jika memang harus melakukan komunikasi segera, lakukanlah melalui jalur yang semestinya dan pada waktu kerja. Apalagi meneleponnya pada jam 2 dini hari, bisa berbahaya tujuh turunan. J
  3. Setelah menjadi penulis, jangan besar kepala. Jangan pernah menganggap rendah siapa pun, termasuk pembaca dan redaksi. Posisikan mereka sebagai partner kita. Dengan menghargai orang lain, termasuk redaksi, insyaAllah kita pun akan dihormati.


Semoga 6 bocoran yang saya dapat dari redaksi ini bermanfaat.
Terus berkarya! Semoga sukses.

Wassalam



30 comments:

Sulis said...

Ada lowongan editor freelance nggak pak Di diva press? Aku may ngelamar klo ada. **ha..ha, out of fokus lagi deh..

Irham Sya'roni said...

Menurut informan saya di sana, sampai hari ini tidak dibuka loker untuk editor paruh waktu, Mbakyu. :)

sari widiarti said...

masih banyak belajar untuk bisa menulis buku anak, makasih infonya pak ^_^

Maman Achman said...

Wah peluang emas nie pak buat para blogger yang punya bakat menulis tentang dunia anak-anak, kalau saya mah blm sampai ke sana pak, masih harus banyak belajar. Mksh infonya pak..

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Bocoran penting ini, Kangmas, matur nuwun sanget nggih :)

Admin said...

Temenku ad nih om yg pengen tulisannya dimuat di media. harus baca ini dia biar bs nyoba ngirim ke diva press. Makasih infonya ya om. aku coba rekomendasikan ke dia dulu. Izin share ya om :)

Irham Sya'roni said...

Yang penting Mbak Sari tetap menulis dan terus menulis. Tema apa pun. :)
Terima kasih kembali, ya, Mbak....

Irham Sya'roni said...

Yang penting Mas Maman harus tetap dan terus menulis, lho. Menulis apa pun. Agar tulisannya bermanfaat untuk banyak orang. :)

Irham Sya'roni said...

Sami-sami, Kangmas. Terima kasih kembali. :) Semoga bocoran ini bisa memotivasi semua orang agar terus menulis dan berkarya.

Irham Sya'roni said...

Iya, Hayy, perlu direkomendasikan kepada temannya. Agar semangat menulisnya terus menyala.
Terima kasih kembali, ya... :)

Unknown said...

Peluang penting nih bagi para blogger yang rajin menulis tentang anak. kalau saya sih kurang jago kang untuk menulis tentang anak perlu catatan khusus karena tidak bisa sembarangan :)

Irham Sya'roni said...

Yang jelas, untuk jadi penulis buku anak tidak ada syarat harus punya anak dulu, kok, Mas. :)
Tetap dan terus semangat menulis, Mas. Menulis apa pun, yang penting baik dan bermanfaat...

Anisa AE said...

Boleh dicoba nih. :D Udah lama gak nulis.

Irham Sya'roni said...

Harus dicoba, Mbak, biar terasah lagi nulisnya. :)

Mr. G said...

mantap nih infonya, apalagi bagi yang suka nulis fiksi dan cerita, kayaknya cocok utuk dicoba, sekalian uji nyali he..he..

Irham Sya'roni said...

Betul banget, Mas. Bisa jadi ajang untuk uji nyali. Heheh...

Unknown said...

cocok banget buat temenku yang suka nulis cerita" fiksi.
Ntar aku coba infoin ke temen" ku :)

Irham Sya'roni said...

Silakan diinfokan kepada teman-teman, Mas. Mumpung ada bocoran :)
Semoga bermanfaat.

Kang Nurul Iman said...

Saya sih pengen kang menjadi penulis yang handal tapi itu perlu ketekunan dan ketelitian dalam menulis kang sedangkan saya orangnya gak sabaran pengen buru buru jadi mulu kan susah kang kalau saya menjadi penulis buku yang hebat.

Hendri Hendriyana said...

cukup menarik, untuk menjadi seorang penulis buku anak, namun untuk saya sendiri jujur mengurus blog satu aja udah kewalahan mas :)

Kang Oim said...

Kang, kebetulan ponakan saya pernah nulis dan banyak juga, namun bingung mau diterbitkan dimana, kayaknya info ini cocok deh kang, makasih.. oya sekedar info, ponakan saya suka baca KKPK ..

Irham Sya'roni said...

Jangan berkecil hati dan patah harapan, Kang. Teruslah bersemangat menulis. Bermula dari menulis apa saja, lama-kelamaan akan terbiasa, lalu menjadi bisa. :)

Irham Sya'roni said...

Setiap orang punya potensinya sendiri-sendiri, ya, Mas. Kalau Mas Hendri merasa belum punya kecenderungan untuk menulis buku anak, pasti Mas Henri punya potensi lain di luar tema anak. Yang penting, terus menulis, Mas. :)

Irham Sya'roni said...

Terima kasih kembali, Kang Oim. Semoga keponakannya makin sukses.

Junaidi Net said...

Info yang sangat bermanfaat pakkk, temen saya juga Ada yang butuh kaya gini,cocok ini Dan saya juga pengen Tapi,, ahhg belajar Dulu :D

Irham Sya'roni said...

Silakan diinfokan kepada temannya, Mas. Mumpung ada bocorannya. :)
Tentang belajar, yang paling asyik itu belajar sambil praktik, Mas. Nulis, terus coba dikirim. Kalau ditolak, bikin lagi. Dan seterusnya... InsyaAllah akan tahu kekurangannya lalu jadi makin terasah. :)

Maman Achman said...

Iya pak, pastinya.. karena memang sejak kecil saya udah hobi menulis, dan menjadi seorang blogger saya bisa menyalurkan hobi saya tersebut dengan baik.

Irham Sya'roni said...

Alhamdulillah, dan saya termasuk salah satu penikmat setia tulisan-tulisan Mas Maman, khususnya tentang IT dan dunia blogging. Soalnya, saya awam banget ttg hal itu. Jadi, butuh untuk terus belajar, termasuk dari Saung Kang Mamang. :)

Unknown said...

Kalau buku anak kan ada gambar animasinya.
Apa kita harus membuat gambar tersebutjuga atau hanya ceritanya saja tanpa gambar?
Terimakasih, mohon bantuannya.

Irham Sya'roni said...

@Nanda: tidak harus. Redaktur biasanya sudah punya tim ilustrator sendiri.