ads
Sunday, June 12, 2016

June 12, 2016
6


Di antara ciri-ciri surat/ayat Madaniyah adalah dimulainya suatu ayat dengan kata-kata "Ya ayyuhalladzina aamanuu...".

Dari situlah kita tahu bahwa ayat tentang kewajiban berpuasa juga termasuk Madaniyah. Buktinya ayat tersebut dimulai dengan "Ya ayyuhalladzina aamanuu..." (Al-Baqarah: 183)

Memang, kewajiban berpuasa disyari'atkan saat Nabi sudah hijrah di Madinah, yaitu bulan Sya'ban tahun ke-2 hijriyah.

Begitulah teorinya. Tetapi, teori ini ternyata tidak berlaku untuk surat an-Nisa'. Walaupun tertulis sebagai surat Madaniyah, tetapi tidak dimulai dengan "Ya ayyuhalladzina aamanuu...". Justru dimulai dengan "Ya ayyuhannasu..."

Unik. Khas. Lain daripada yang lain. Tidak tersentuh oleh rumus. Juga tidak sesuai dengan teori. Itulah surat an-Nisa', yang artinya "perempuan atau para wanita".

Hmmm... Entah kebetulan atau tidak, pantesan perempuan itu selalu unik, khas, tidak bisa didekati dengan rumus, juga tidak bisa disentuh dengan beragam teori. Karena, an-Nisa' (perempuan) memang telah keluar dari teori bakunya. :-)

Coba perhatikan perbincangan antara suami dan istrinya berikut ini.

Istri
:
Kalau pakai baju ini, aku terlihat cantik apa tidak, ya, Sayang?
Suami
:
Wah, cantik banget! Syahrini saja kalah kok, Sayang.
Istri
:
Tuh...kan...ngeledek! Yang jujur, dong, Sayang.

Suami garuk-garuk kepala. Maksud hati hendak membahagiakan istri dengan memujinya, tetapi istri justru merasa diledek.

Suami
:
Hmmm...kalau dipaksa jujur, ya aku jawab jujur deh. Syahrini pastilah jauh lebih cantik darimu. Lihat saja biaya perawatan kecantikannya itu, bisa sampai ratusan juta. Sementara kamu kan cuma puluhan ribu rupiah.
Istri
:
Kalau sama SPG atau mbak yang di kasir itu, cantikan siapa?
Suami
:
Jelas lebih cantik istriku dong.
Istri
:
Tuh, kan... bohong lagi. Ayo, jawab yang jujur!
Suami
:
Iya deh, aku jawab jujur. Sebetulnya lebih cantikan mbak-mbak SPG dan yang di kasir itu.

Seketika si Istri mewek. Dia nangiis lalu berlari meninggalkan suaminya. Dari kejauhan terdengar umpatan sang Istri: "Dasar suami mata keranjang! Gak sayang istri!!!"


Nah looo... Begitulah an-Nisa', selalu unik, khas, dan susah disentuh dengan beragam teori yang sudah pakem. :D :D

6 comments:

Unknown said...

jangan dibandingkan istri kita sama yu syahrini mas...yang istri kita taat dan patuh dengan ALLAH setelah itu patuh kepada suaminya...kita

Irham Sya'roni said...

Iya, Mas. Semoga semua istri dikaruniai kepatuhan yg diridhai Allah...

Sulis said...

Wanita itu nggak rumit kok, satu aja...Karena wanita ingin di mengerti... * nyuplik lagu ADA band

Irham Sya'roni said...

Leres, Mbak. Tidak rumit, tapi unik... Seunik surat an-Nisa'. :)

Maman Achman said...

beruntunglah punya istri yang mau nerima apa adanya ya pak.. jadi gak usah di-banding2kan dengan orang lain :)

Irham Sya'roni said...

Iya, Kang. Tapi, fokus tulisan di atas sebetulnya cuma tentang teori Madaniyah dan Makkiyah kok. Adapun obrolan dg istri itu hanya intermeso saja yg dikaitkan dg teori itu. :)