Ketika
sebagian orang sekarang mengharamkan hormat kepada sang merah-putih dan berdiri
saat lagu kebangsaan dinyanyikan;
ketika
sebagian dari kita justru tidak bangga menjadi bangsa Indonesia;
ketika
sebagian orang yang ditokohkan di negeri ini justru menyebut nasionalisme tidak
ada dalilnya;
ketika
sebagian warga yang hidup di atas bumi Indonesia justru bernafsu merusak Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
ketika
segelintir orang berhasrat mencabik pancasila dengan aneka pembenaran dalil
yang mereka bawa;
ketika
kita menyebut diri sangat cinta agama namun tak pernah mau menghargai sang
saka, pancasila, & Bhinneka Tunggal Ika;
ketika
itulah seharusnya kita malu kepada para ulama yang dengan kealimannya justru
sangat cinta kepada Indonesia.
Pandanglah
wajah teduh ulama sepuh ini!
Mbah
Mun alias KH. Maimun Zubair, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Karangmangu, Sarang,
Rembang.
Saat
lagu kebangsaan Indonesia Raya digemakan, beliau yang sedari mula dituntun
menggunakan kursi roda, --dengan sisa tenaga yang ada-- memaksa diri berdiri
tegak untuk bersama-sama para muktamirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Usia
beliau yang hampir mendekati 90 tahun sama sekali tidak melunturkan
kecintaannya kepada Indonesia.
Begitulah
nasionalisme beliau.
Begitulah
cinta dan perjuangan beliau demi kedamaian Indonesia.
Lantas,
bagaimana dengan kita, wahai anak muda?
Cintai
Tuhanmu!
Cintai
agamamu!
Cintai
Nabimu!
Cintai
kitab sucimu!
Cintai
kiblatmu!
Namun,
jangan kaukurangi cintamu kepada tanah airmu!
#NKRI
#Nasionalisme
#Muktamar33NU
#AkuBanggaMenjadiIndonesia
Saat
melihat Mbah Mun dengan tertatih-tatih berusaha berdiri dari kursi rodanya
untuk menyanyikan Indonesia Raya dalam pembukaan Muktamar ke-33 NU di Jombang Sabtu
(1/8), Alissa Wahid (putri Gus Dur) buru-buru mengabadikannya, lalu
mengunggahnya di akun twitternya, @AlissaWahid.
“Mau nangis melihat Kiai Maimoen Zubair yang berkursiroda
memaksa berdiri untuk menyanyikan Indonesia Raya. #MuktamarNU”
14 comments:
Aku cinta Indonesia!!
Kita semua wajib cinta Indonesia.
smangat si mbah buat terus syiar agama bagus sekali y
Kita yang muda ini rasanya jadi malu. :(
Sepuh dan tetap nasionalis pak pak kiai :)
Lihat wajahnya pak kiai malah ingat wajah simbah saya alm :(
Iya, Mbak. Harus kita contoh.
Wajah sepuh yang selalu memancarkan keteduhan, ya, Mbak.
Subhanallah kyai sepuh yg bijaksana sekaligus patriotik
tahniah, sangat luar biasa tokoh sepuh yang sangat nasionalis, saya malah kurang nasionalis nih...abisnya pemimpinnya pada doyan korupsi sih.
Iya, Mbak. Patut kita teladani.
Benar-benar membuat kita malu, ya, Pak. Karena jiwa kita tidak bisa seperti beliau itu. :(
Dengan alasan agama, dulu saya juga pernah punya teman yg merasa "bersalah" kalau harus hormat saat pengibaran bendera merah putih. Sepaham saya yg sedikit, konteks penghormatannya kan berbeda dengan hormat yg beresensi keagamaan, ukuran dan niatnya juga sama sekali tdk sama
Iya, Mbak, senyatanya penghormatan kepada bendera, lagu kebangsaan, dan simbol-simbol kebangsaan lainnya adalah sekadar penghormatan biasa, sekadar seremonial biasa yang justru bisa mempertebal semangat cinta tanah air. Bukan penghormatan yang berujud penyembahan atau pengkultusan.
Post a Comment