ads
Monday, June 22, 2015

June 22, 2015
4

Mengenang kejadian tadi malam membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Ceritanya, saat adzan isya’ berkumandang --tanpa terlebih dahulu mengecek jadwal kultum--, cepat-cepat kutancap gas menuju masjid tempat malam itu aku harus berceramah. 

Setelah memasuki pelataran masjid, tiba-tiba muncul keraguan; benarkah malam ini aku bertugas di masjid ini? OMG, ternyata aku salah jadwal. Buru-buru balik kanan, lalu maju jalan…

Peristiwa semalam membuat ingatanku kembali ke beberapa tahun lalu. Selepas sahur aku lajukan motor menembus gelap dan menerabas udara dingin melalui persawahan yang menghampar. Sesuai lembar jadwal yang diberikan kepada saya, subuh hari Selasa adalah jadwal saya memberi ceramah di masjid tersebut. 

Akan tetapi...

“Sepertinya ada yang tidak beres nih?” batinku, mengamati gelagat kurang sehat dari para takmir masjid.

Selesai shalat Shubuh, seorang takmir menghampiri saya.

“Aduh, maaf, Pak. Kami benar-benar khilaf dan teledor!” ucap perwakilan takmir, salah tingkah.

“Ada apa, Pak?”

“Kami salah membuat jadwal, Pak,” ujar Pak takmir tersebut. “Semestinya pagi ini memang jadwal Bapak. Tetapi, kami lupa. Kami justru meminta Pak Kiai Ahmad supaya berceramah pagi ini.”

Saya lihat di pojok depan, di dekat mimbar, seorang lelaki bersurban duduk tenang di sana. Dilihat dari fisiknya, sepertinya beliau seusia dengan ayahku. Aku menduga, bahkan yakin, beliau adalah Pak Kiai Ahmad, sebagaimana dituturkan Pak takmir tadi. Segera saya hampiri beliau lalu menyalaminya. 

“Kami harap Pak Kiai berkenan memberi tausiyah,” pintaku.

Loh, ini kan jadwalnya sampeyan, jawab Pak Kiai.

Khusus pagi ini saya memilih jadi pendengar saja, Kiai. Ngalap berkah panjenengan!

Gimana kalau kita duet saja?” usul Pak Kiai.

“Ah, Pak Kiai ini ada-ada saja!” 

Heheh... kami pun tertawa kecil. 

*) Demi keselamatan jiwa, nama dan tempat sengaja disamarkan. ^_^


4 comments:

Mas Huda said...

jadi gimana gitu ya rasanya ustadz....

Irham Sya'roni said...

Rasanya nano-nano banget, Mas. :)

Uswah said...

hahaa.. kalo kata orang jawa "menang umur", cqiqiqii.. akhirnya ya ngalah2an.. tapi kyai yang bener ya seperti itu, ndak merasa nuwek i, gak "kawakek" hehehe

Irham Sya'roni said...

Kawakek itu jamak dari 'Kakek', ya, Mbak? Hehe... bisa saja Mbak Uswah nih. :)