Suatu pagi, seorang lelaki
menemui Kanjeng Nabi Saw. Mereka berbincang di balik pintu. Saat itu di dalam
rumah ada istri Nabi, Sayyidah Aisyah. Ia mendengar apa yang dibincangkan oleh
Kanjeng Nabi dan lelaki itu.
"Wahai utusan Allah,
saat ini aku dalam keadaan junub, tetapi aku telah berniat untuk berpuasa dan
aku ingin benar-benar berpuasa sampai waktu maghrib tiba. Apa yang harus aku
lakukan? Apakah sah puasa saya?" tanya lelaki itu.
"Aku juga pernah
pagi-pagi dalam keadaan junub bukan karena ihtilam (mimpi basah). Aku pun telah berniat
untuk berpuasa. Maka, aku mandi dan berpuasa," jawab Rasulullah.
"Wah, panjenengan tidak sama dengan saya, Kanjeng Nabi. Panjenengan itu manusia suci dan jauh
dari dosa. Sementara saya...," kata si lelaki. "Jadi, apa yang panjenengan sampaikan tadi tentu juga khusus buat
panjengan, tidak berlaku untuk saya."
Spontan Kanjeng Nabi
sedikit marah atas jawaban lelaki itu. Pasalnya, sudah diberi jawaban yang terang dan gamblang tetapi malah tidak mau menerima jawaban tersebut. Si lelaki justru
tetap meyakini bahwa penjelasan Kanjeng Nabi tadi hanya khusus untuk beliau,
tidak berlaku untuknya.
***
Sepenggal kisah, yang di
antaranya terungkap dalam kitab Syarh al-Zarqani ‘ala Muwaththa’ al-Imam al-Malik, ini
menjadi jawaban atas pertanyaan “Belum sempat mandi junub sampai subuh tiba,
bolehkah tetap berpuasa?”. Karena itulah, jika malam ini Anda berhubungan
suami-istri, lalu tidur atau tertidur sehingga bangun saat sudah subuh atau
bahkan sudah pagi, tidak perlu bingung dan bimbang; mandilah, lalu shalatlah
(kan belum shalat Shubuh toh?), dan teruslah berpuasa sampai
maghrib tiba (karena puasa Anda memang tidak batal karena junub tadi).
Sayyidah Aisyah juga pernah
menceritakan,
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ
فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar pada bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena ihtilam (mimpi basah), kemudian beliau mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Muslim)
Walaupun demikian,
sebaiknya mandi junub dilakukan sebelum subuh tiba supaya kita memasuki waktu
puasa sudah dalam keadaan suci dari hadats besar.
Bagaimana kalau berhubungan
suami-istri tadi dilakukan setelah subuh, Mas?
Wuaduh! Kalau itu mah tidak perlu dibahas, Masbro. Sudah
pasti 100000% batal puasanya! Bahkan, bisa kena sanksi yang sangat berat karena
menodai waktu puasa Ramadhan dengan melakukan sanggama. Adapun sanksinya adalah
sebagai berikut:
- Memerdekakan budak.
- Jika tidak ada budak maka harus
berpuasa 2 bulan berturut-turut.
- Jika tidak kuat berpuasa maka memberi
makan 60 fakir atau miskin, masing-masing 1 mud (675 gram) makanan pokok.
Wallahu a’lam.
12 comments:
nggih mas.. makasih nggih...
kalau saya yaa bulan puasa anunya puasa juga.. kalau pun iya, yaa mandinya setelah selesai jangan nunggu waktu fajar atau sebelum subuh.. :)
pakai air anget hehehe
Selamat berpuasa, Mbak. Semoga ibadah kita pada bulan ini diterima Allah Swt. Tapi, kalau malam tidak berpuasa kan? Jadi, boleh makan, minum, de el el. :) Dan, benar, mandinya sebelum subuh itu tentu lebih baik.
Alhamdulilah kalau mandi junub saya sudah lakukan mas :) Semoga ibadah puasa saya lancar sampai hari raya nanti :)
Weleh, habis ngapain, Mas, tadi malem kok mandi junub? *Upps.. :)
Jadi kalau mimpi basah itu gimana,, kok aku ora mudeng,, jadi masih bolehkan puasa meskipun malamnya kita mimpi basah dan lupa mandi ?? nah kalau mimpi basah pas siang - siang ? itu gimana om ? itukan bukan disengaja ???
Tentang mimpi basah dan lain-lain, sudah saya tulis di sini: https://babarusyda.blogspot.co.id/2016/06/beberapa-hal-yang-membatalkan-puasa.html Intinya, puasa tetap sah. Tidak batal.
masalah sanksi yang sengaja membatalkan puasa dengan cara yang palong bawah itu yang berat kang, semoga kita kuat najan atuh kang
Jangan khawatir, masih ada waktu malam kok, Mas. :)
Saya pernah dengar kalau mandi harus pakai air apa adanya dan tidak boleh air hangat tuh mas. Kalau pakai air hangat diperbolehkan itu merupakan solusi yang menggembirakan ya :)
Boleh kok, Mbak. Cuma yang lebih baik tentu menggunakan air apa adanya.
Ane mau tanya kalau sedang junub apakah puasanya akan tetap sah walaupun tidak mandi sampai lebaran tiba ?
@Agung: kalau ngomongin sah, puasa tetap sah, Kang. Tapi, kurang kerjaan banget, bahkan majnun kuadrat kalau gak mandi sekian lama. Bukankah harus shalat juga...
Post a Comment