Suatu
ketika, di Mekah, Nabi Muhammad didatangi seorang pembesar kafir Quraisy.
Namanya Utbah bin Rabi'ah.
"Hai
Muhammad, kaudatang membawa agama baru, apa yang sebetulnya kauinginkan? Jika
kauingin harta, kami akan mengumpulkan harta untukmu. Jika kauingin jabatan,
kami akan memberimu jabatan yang mulia. Jika ternyata kau sedang kesambet jin,
kami akan mengobatimu," ujar Utbah.
Nabi
mendengarkan ucapan tamunya itu dengan saksama. Sama sekali beliau tidak
menyela, apalagi membantah. Setelah Utbah berhenti, barulah beliau Saw berkata,
"Kau sudah selesai dengan perkataanmu, hai Abu Walid?" [Abu Walid =
panggilan untuk Utbah bin Rabi'ah]
"Sudah,"
jawab Utbah.
Barulah
setelah itu Nabi gantian berbicara. Beliau membaca firman Allah surat Fushshilat. Ketika sampai ayat sajdah, Nabi bersujud, sedangkan Utbah
duduk terdiam seraya menyimak hingga Nabi menyelesaikan bacaannya.
*) Fragmen
Rasulullah dan Utbah bin Rabi'ah tersebut diceritakan oleh Mbah Sabdo siang ini
kepadaku. Selepas Jum'atan, 8 Agustus 2014, pukul 13.05 WIB.
"Dul,
apa kamu tidak malu sama tokoh kafir Quraisy itu?" tanya Mbah Sabdo setelah menceritakan fragmen singkat tersebut.
"Kenapa
kita harus malu, Mbah?! Bukankah dia hanyalah seorang kafir Quraisy?!"
jawabku.
"Coba
kamu perhatikan dirimu selama ini. Kamu demen banget ceramah dan doyan bicara,
tetapi tidak mau mendengarkan orang lain berbicara. Kau suka memaksakan pendapatmu
diterima orang lain, tetapi kamu tidak pernah menghormati pendapat orang lain.
Jangankan mendengarkan pendapat nonmuslim, terhadap pendapat sesama muslim pun kamu tidak mau menghargai."
Makjlebbbb!
0 comments:
Post a Comment