ads
Saturday, January 4, 2014

January 04, 2014
9

Suatu hari, Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada Abu Bakar bin Sulaiman bin Khatsamah (Hatsmah?):


“Pada masa pemerintahan Abu Bakar, setiap surat dari beliau selalu ditulis ‘dari Abu Bakar Khalifah Rasulullah Saw’. Kemudian pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, tertanda yang tertera dalam surat adalah ‘ dari Umar bin Khattab Khalifah Abu Bakar’. Lantas siapa yang pertama kali mengubah julukan untuk Umar itu menjadi ‘Amirul Mukminin’?

Abu Bakar bin Sulaiman menjawab:
Nenekku yang bernama Asy-Syifa’, seorang wanita muhajirat, bertutur bahwa suatu waktu Umar bin Khattab menulis surat kepada pejabat di Irak agar sang pejabat itu mengirim dua orang untuk ia tanya tentang Irak dan masyarakatnya. Pejabat itu lantas mengirim Lubaid bin Rabi’ah dan ‘Adi bin Hatim kepada Umar. Keduanya lalu menuju Madinah.

Sesampai di Madinah, mereka derumkan tunggangan mereka di halaman masjid Nabawi, lalu mereka melangkah masuk ke Masjid Nabawi. Kedua delegasi tadi bertemu dengan Amr bin Ash. Mereka berkata kepada Amr bin Ash, “Bantulah kami meminta izin untuk bertemu dengan Amirul Mukminin Umar.”

“Demi Allah, julukan yang kalian berikan tadi sangat cocok untuk Umar,” kata Amr bin Ash.

Kemudian Amr bin Ash masuk menemui Umar. Dia berkata, “Assalamu’alaika, wahai Amirul Mukminin.”

“Apa yang terlintas dalam benakmu dengan nama yang engkau sebutkan tadi, hai Ibnu Ash? Beritahukanlah kepadaku apa yang mendorongmu memanggilku dengan sebutan tadi,” kata Umar bin Khattab.

Amr bin Ash lalu menceritakan kisah pertemuannya dengan dua orang delegasi dari Irak. “Kedua delegasi itulah yang memulai menyebut Amirul Mukminin. Dan, saya rasa itu sangat cocok untuk namamu,” terang Amr bin ‘Ash. “Kami adalah kaum mukminin, dan engkau adalah Amir (pemimpin) kami.”

Sejak saat itulah surat-surat yang dikirimkan oleh Umar bin Khatthab selalu menggunakan nama atau julukan tersebut: AMIRUL MUKMININ.

Selain mendapat gelar (jabatan) Amirul Mukminin, Umar bin Khattab juga karib dipanggil (dengan kun-yah) Abu Hafsh, yang berarti bapaknya Hafshah. Juga mendapat julukan (laqab) al-Faruq, yang berarti sang pembeda antara yang haq dan yang bathil.

Demikian kisah singkat tentang muasal munculnya gelar Amirul Mukminin. Selanjutnya, satu pertanyaan terlintas dalam pikiran saya, “Lantas, kapan atau pada masa siapakah gelar ini tidak digunakan lagi?” Jika Anda mempunyai jawabannya, tolong di-share kepada saya, ya. Terima kasih sebelumnya.


Referensi:




9 comments:

perkofashion said...

subhanallah bagus sekali artikelnya

abe said...

Ijin copas ya pak untuk referensi tulisan tugas di kampus. terima kasih

Irham Sya'roni said...

Semoga bermanfaat.

Irham Sya'roni said...

Iya, Mas, silakan.

Unknown said...

Umar bin khatab

Irham Sya'roni said...

Benar

Unknown said...

Demi Allah saya baru tahu ... Jazakallah khair mas ��

Irham Sya'roni said...

Wa iyyaaka... Terima kasih kembali.

Amirul Mukminin said...

inshaallah kebenaran yg aku bawa akan menyatakan pewaris yg dilantik allah sebagai pemegang amanah amirul mukminin yg terakhir