Puasanya Jadi Kapan Nih?

Pagi hari sebelum mulai mengerjakan tugas-tugas kantor, saya bersama beberapa teman biasa kongkow-kongkow dulu di dapur. Kok di dapur? Ya, biar nggak repot-repot kalau lagi pengen minum: kopi, teh, susu, es teh panas, atau lainnya. (memangnya ada es teh panas ya? Hehe..)

Saat asyik ngobrol bersama teman-teman, si Asih, sang koki yang selalu menyiapkan minuman untuk seluruh karyawan, nyeletuk. “Emang puasanya kapan toh, Pak?”

Aku jawab sekenanya dengan nada becanda, “Emangnya kenapa kok nanya?”

Mendapat jawaban singkat dan superkilat dariku, Mas Asih tersenyum dan tersipu. (Asih, seperti nama perempuan ya? Tapi kemachoannya sebetulnya tidak seperti namanya. Tubuhnya tegap dan kekar. Asih Tambunan, begitu nama lengkapnya.)

“Yang jelas, puasanya dimulai tanggal 1 Ramadhan,” lanjutku sekenanya.

Buru-buru aku menambahkan celotehku, “Bulan puasa tahun kemarin saja aku mergoki kamu nggak puasa kok. Ketika yang lain berpuasa, kamu malah enak-enakan minum dan ngerokok.”

“Entahlah, Pak. Kalau pas hari Jum’at itu rasanya berat banget puasa,” ujarnya, tersipu malu.

Temenku yang lain menimpali, “Lagi M ya, Mas Asih?”

“Hehehe… iya, M = Malas. Tapi insya Allah Ramadhan tahun ini saya usahakan full, Pak.”

“Alhamdulillah, siPPP! Nah, gitu donk. Demen aku kalo begitu!”

~*~

Sobat blogger, di tengah perbedaan pendapat tentang awal Ramadhan ini, tak perlulah kita memperuncing perbedaan. Walaupun berbeda, tetapi tetap bersaudara. Walaupun berbeda pandagan, namun tetap satu tujuan. Yang penting mau puasa apa tidak, Bro… jangan cuma ngegedein perbedaannya.

Bagi teman-teman yang tanggal 20 Juli sudah mulai berpuasa, saya sampaikan: “Selamat menunaikan ibadah puasa!”  Sementara bagi teman-teman yang mulai puasanya tanggal 21 Juli, saya sampaikan: “Selamat menunaikan ibadah toleransi dan menghormati!” Ups, apa maksudnya? Toleransi dan menghormati kan juga terbilang ibadah. Jadi, agar sama-sama dapat pahala, yang sudah berpuasa, silakan berpuasa. Sedangkan yang belum berpuasa, hendaklah menahan diri tidak makan, tidak minum, atau tidak merokok di hadapan teman-teman yang berpuasa. Asyik, kan? Yang pasti, semua umat Islam pasti memulai puasanya pada tanggal 1 Ramadhan. Semua pasti sama memulai dari tanggal ini. Hehe...

Semoga puasa kita selama Ramadhan nanti tidak ada bolongnya ya… Kecuali para mbak atau ibu, bisa dipastikan mereka ada bolongnya karena ada masa M-nya. Bukan  “Malas”, melainkan Menstruasi alias haidh. Seandainya ada bolongnya, hendaklah bolongnya memang karena alasan yang dibenarkan Islam, semisal sakit, musafir, benar-benar tidak kuat, hamil, menyusui, dan sebagainya. Tapi, selepas Ramadhan, tidak lupa membayar utangnya ya.

Selamat datang Ramadhan yang penuh berkah. Selamat datang bulan puasa. Selamat datang bulan dilipatgandakannya pahala. Semoga amal ibadah kita pada bulan Ramadhan ini diridhai oleh Allah swt dan mendapatkan jaza’ yang istimewa dari-Nya. Amin 

~*~

قال الإمام الشافعي مَذْهَبُنَا صَوَابٌ يَحْتَمِلُ الْخَطَأَ وَمَذْهَبُ مُخَالِفِنَا خَطَأٌ يَحْتَمِلُ الصَّوَابَ

Imam Syafi’i berkata: “Madzhab (pendapat) kami benar, namun boleh jadi mengandung kekeliruan; sementara madzhab selain kami keliru, namun bisa jadi justru mengandung kebenaran.”

إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ

 

“Apabila seorang hakim menetapkan suatu hukum dengan cara berijtihad, dan ternyata hasil ijtihadnya itu benar, maka ia mendapatkan dua pahala (pahala ijtihad dan pahala kebenarannya).  Apabila ia menetapkan suatu hukum dengan berijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya itu salah, maka ia mendapatkan satu pahala (pahala berijtihad).” (H.R. Muttafaq ‘alaih)