Marhaban yâ
ramadhân
marhaban
syahrash-shiyâm
nas`alullâhar-rahmân
rahmatan ‘aladdawâm.
Selamat datang
wahai Ramadhan
Selamat datang
bulan puasa
Kami meminta
kepada Allah yang Maha Pemurah, kasih dan kemurahan untuk selama-lamanya.
~*~
Salah satu ciri muslimah
sejati adalah giat berpuasa pada bulan Ramadhan dan jiwanya selalu ditaburi
oleh mutiara-mutiara keimanan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah,
maka dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni.” (Muttafaq ‘Alaih)
Tetapi, bagi muslimah, puasa ternyata menyisakan banyak sekali
persoalan dan kegalauan, “Bagaimana kami dapat berpuasa dengan tenang dan
nyaman, sementara persoalan dapur dan setumpuk pekerjaan rumah tangga yang lain
selalu datang bertubi setiap hari? Belum lagi apabila anak-anak merengek minta
ini dan itu sehingga membuyarkan konsentrasi ibadah puasa, i’tikaf, tadarus
Al-Qur’an, dan ibadah-ibadah lainnya.”
Sementara muslimah yang lain juga dibelit kesedihan manakala “tamu
bulanannya” datang, “Bagaimana aku bisa merebut pahala besar di bulan Ramadhan
sebagaimana kaum laki-laki jika haidh selalu datang mengganggu seperti ini?
Tidakkah ini merupakan kerugian bagiku untuk merebut pahala Ramadhan?”
Tak perlu galau, sedih, dan berkecil hati karena keberadaan
muslimah justru menjadi sumber kebaikan bagi seluruh anggota keluarganya pada
bulan Ramadhan. Ia bangun pada tengah malam untuk menyiapkan makan sahur, lalu
mendirikan shalat Tahajud (bagi yang tidak kedatangan “bulan”), memberesi semua
pekerjaan rumah, kemudian kembali menyiapkan menu buka untuk keluarga menjelang
waktu maghrib tiba. Pekerjaan tidak ringan ini ternyata tidak membuatnya lelah
dan sakit hati. Ia justru melakukan semua itu dengan bahagia dan suka cita.
Ketika waktu isya’ pun ia bergegas menuju masjid atau mushalla untuk menunaikan
shalat Isya’ berjamaah dilanjutkan dengan shalat Tarawih. Sama sekali tidak ada
rasa berat maupun gerutuan karena banyaknya pekerjaan setiap hari. Semua dilakukannya
dengan ikhlas. Nah, keikhlasan inilah yang menjadi sumber pelipatgandaan pahala
bagi muslimah.
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa ibadah hanyalah berupa
tilawah Al-Qur’an, berdzikir, shalat, dan semacamnya. Tapi, senyatanya tidaklah
demikian. Memasak dan menyiapkan makan sahur serta berbuka untuk keluarga
sejatinya merupakan ibadah yang berpahala besar.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan
mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang
yang berpuasa itu sedikit pun.” (H.R. Ahmad dan An-Nasa’i)
“Jika kami sibuk memasak, mencuci, menyeterika, dan mengurusi
pekerjaan rumah tangga, lantas kapan kami bisa tadarus Al-Qur’an atau shalat
malam dengan tenang?”
Ukhti muslimah, jangan khawatir dengan persoalan itu. Insya Allah
buku ini akan memberi panduan cerdas bagaimana mengatur jadwal aktivitas selama
berpuasa. Jadwal inilah yang akan membantu kita menjadikan saat-saat berpuasa
semakin bermakna.
Selain itu, buku ini dilengkapi pula beragam masalah puasa dari
sudut pandang hukum Islam (fikih). Di antaranya adalah hukum berciuman dengan
suami saat berpuasa, hukum mencicipi makanan menu berbuka, hukum wanita
beri’tikaf di masjid, hukum puasa bagi wanita hamil atau menyusui, dan sejumlah
hukum lain yang biasanya terjadi pada wanita.
Semakin komprehensif dan kaya karena di dalam buku ini ditambahkan
pula bab khusus yang mengupas dan mengulas tips sehat selama berpuasa serta
kumpulan aneka menu sehat untuk sahur dan berbuka. Dua hal ini mungkin penting
juga disajikan, mengingat betapa berharganya kesehatan dan kesegaran selama
berpuasa. Kesehatan yang terganggu tentu akan berdampak negatif pada aktivitas
ibadah kita. Mungkin menjadi lesu dan kurang bersemangat. Bahkan, mungkin juga
kita akan jatuh sakit lalu menghentikan puasa dan semua aktivitas ibadah yang
mengitarinya.
Di akhir buku ini disajikan pula beberapa masalah lebaran bagi
muslimah, mulai dari bagaimana mengatur keuangan untuk menyambut Hari
Kemenangan sampai bagaimana adab-adab Islami merayakan Idul Fitri.
Intinya, sebagai orang yang sudah membaca dan menikmati buku ini,
saya hanya bisa berkomentar: “Buku semacam ini sangat penting, terlebih buat
Muslimah. Recommended banget dech!”
Identitas Buku
Judul
: Buku Pintar
Puasa for Muslimah
No. ISBN
: 9789793752600
Penulis
: Ulfah
Nurhidayah & HR. Utami Al-Hana
Penerbit
: Citra Risalah,
Yogyakarta
Tanggal terbit : Agustus - 2010
Tebal
: 218 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Harga
: Rp
32.000
16 comments:
wah..
bagus juga nih bukunya pak..
maaf, sebenarnya awal puasa itu jatuh pada tanggal berapa ya pak ? :D (saya cari 20 juli/21 juli)
Tentang awal puasa, silakan mengikuti kemantapan hati dan keyakinan diri. Karena dlm hal ini memang ada perbedaan pendapat. Perbedaan yg wajar dan bisa ditoleransi.
- Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pd tgl 20 Juli 2012.
- MUI/Pemerintah akan sidang itsbat (penetapan) brdasarkn hisab-rukyat pd tgl 19 Juli; tergantung hasil sidang mereka apakh Ramdhan tgl 20 atau 21 Juli.
Walaupun berbeda, yg penting tetap bersatu, bersaudara, dan slaing menghormati. Benar begitu kan, Mas?
di gramedia bisa didapatkan ini pak?
Insya Allah, semoga masih ada. Kalau sdh tidak ada, bisa dibantu mendapatkannya.
Makasih referensinya akh :)
Kalo gue referensinya kemana, nih! Nyimak dab, karo sarapan udud! Hehehe
betul sekali pak..
saya suka sekali (100%) baca "obat sakit hati" disebelah kanan atas
pass banget dibaca oleh mbak2/ibu2 yang takut ga bisa mengoptimalkan sajian ramadhan karena urusan rumah tangga, syrkn infonya :)
Gambar itu bukan buatan saya kok, Mas. say ndak bisa buat begituan. Tu dr tmndi FB. :)
Makasih kembali, Mbak diniehz. :)
Refrnsinya sampeyan kan Fathul Qorib, Nasho'ikhul Diniyyah, fathul wahhab, syarh al-muhadzdzab, syarqawi, dan "fathul izar". hehe..
al-udud ba'dad-dahar ni'matun syadidah ya kang. :)
siPPP, makasih kembali, bu NF. :) **kemarin mbak, besok tante, skrg bu, lusa apa ya? ^_^
Kalo lagi ngisi pengajian Ibu-Ibu, kayaknya buku ini pas dijadikan sebagai hadiah bagi Ibu yang bertanya..., sambil bilang, "Jawabannya ada di buku ini, Bu, monggo dipun waos piyambak."
Hahaha... ustadze urik. :-)
pernah baca kayaknya :D
tapi nggak punya bukunya
salam kenal ya^^ kunjungan perdana
Alhamdulillah, salam kenal juga, Mbak. Saya folback ya
Post a Comment