sumber gambar |
Hampir saja lupa kalau sekarang ini hari Kamis.
“Memang ada apa dengan hari Kamis?”
Biasa, Sobat, tiap hari Kamis malem Jum’at saya kebagian jadwal ngaji bareng ibu-ibu dan eyang-eyang putri di kampung. Nah, kebetulan yang mau kita kaji nanti malam adalah maqalah atau tausiyah Abu Bakar Ash-Shiddiq Bab ke-9 dari kitab Nashaih al-‘Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani.
Seperti apakah nasihat sang khalifah pertama dalam kitab tersebut? Mari kita kaji terlebih dahulu intinya di sini.
~*~
Pada dasarnya, orang yang beribadah itu terbagi menjadi tiga golongan, dan setiap golongan mempunyai tanda-tanda tersendiri untuk bisa dikenali.
Golongan 1: Beribadah kepada Allah atas dasar takut akan siksa-Nya.
Golongan ini mempunyai 3 tanda sebagai berikut:
· Memandang diri sendiri sebagai seorang yang rendah atau hina (di hadapan Allah swt).
· Memandang bahwa kebaikannya masih sangat sedikit.
· Memandang bahwa dosa dan kesalahannya teramat banyak.
Golongan 2: Beribadah kepada Allah atas dasar mengharap rahmat-Nya.
Golongan ini memiliki 3 tanda sebagai berikut:
· Dalam segala hal ia menjadi teladan/panutan masyarakat.
· Dalam urusan harta benda, ia merupakan sosok yang sangat dermawan/pemurah karena kezuhudannya pada duniawi.
· Dalam hal apa pun ciptaan Allah di dunia ini, ia merupakan sosok yang selalu berbaik sangka (husnuzhan) kepada Allah.
Golongan 3: Beribadah kepada Allah atas dasar rasa cinta kepada-Nya.
Golongan ini memiliki 3 tanda sebagai berikut:
sumber gambar |
· Gemar memberikan sesuatu yang dicintai untuk kebaikan dan kemaslahatan. Ia tidak merasakan risau apalagi galau, karena yang terpenting baginya adalah keridhaan Allah swt.
Firman Allah swt: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 92)
· Gemar melakukan segala kebaikan walaupun hawa nafsunya selalu berusaha membelenggunya, karena yang terpenting baginya adalah keridhaan Allah swt.
· Dalam segala kondisi ia selalu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
12 comments:
ingat Nashaih al-‘Ibad, ingat juga dulu di kampung ngisi pengajian ibu-ibu, kitab ini memang pas buat ngisi pengajian karena berisi nasihat2 buat hari perindu kesejukan
makasih ustadz:}
Muro'i El-Barezy @ Benar, Mas, isinya memang menyejukkan dan melembutkan hati. Biar masyarakat hidup dlm kesejukan, kedamaian, dan jauh dr konflik lahir batin, Mas.
ternyata ada 3 macam ya.
Terima kasih pak :D
Assalamu'alaikum ustdz...waah....perasaan ibadah ane selama ini kayak gak satupun yang masuk ketiga kategori di atas...embah-embuh ustadz...
Alhamdulillah...., menjelang berangkat Jum'atan ini saya bisa ngaji Nashaih al-‘Ibad di sini. Makasih banyak ya, Mas Irham.
Darmawan Saputra @ terima kasih kembali, Mas Darmawan.
mahbub ikhsan @ Hhahaha... hal itu juga yg aku sampaikan ke jamaah semalem, buat introspeksi diri. Hehe
Akhmad Muhaimin Azzet @ Makasih kembali, Mas. Yuk, mari kita Jum'atan. Jgn lupa kotak infaknya diisi ya, Mas. :-)
Golongan 3 itu tingkatannya udah tinggi banget kali ya, kalau kata orang mah sudah 'hakikat', sudah melewati syariat dan ma'rifat
NF @ Dan ketika kita raba, kira2 kita masuk di dalam satu dari 3 kategori itu ga ya, Mbak? Duh, jd malu rasanya saat berintrospeksi sprti ini.
nomor satu saya :)
Begitulah kita, Mas. :)
Post a Comment