Seseorang menampakkan amalnya dengan tujuan orang lain melihatnya sehingga ia berharap mendapat pujian darinya. Inilah yang disebut dengan riya’. Beramal dengan tujuan seperti inilah yang dapat merusak keikhlasan hati dan membatalkan pahala amalaan kita. Sungguh benar sabda Nabi saw bahwasanya riya' itu samar sehingga terkadang menimpa seseorang, padahal ia menyangka telah melakukan suatu amalan sebaik-baiknya.
Suatu kisah, ada seseorang yang selalu shalat berjamaah di shaf pertama, namun pada suatu hari ia terlambat sehingga shalat di shaf kedua. Ia pun merasa malu kepada jamaah lain yang melihatnya shalat di shaf kedua. Maka, saat itu ia sadar bahwasanya selama ini senangnya hatinya dan tenangnya batinnya tatkala shalat di shaf yang pertama adalah karena pandangan manusia, bukan karena ketadharu'an hatinya di hadapan Allah Ta'ala.
Orang riya' diibaratkan seseorang yang pergi ke pasar dengan membawa kantong berisi batu. Tujuannya tidak lain adalah agar orang-orang mengira bahwa ia membawa uang yang banyak. Sekarung batu itu sungguh memberatkan dan melelahkannya, tetapi ternyata tidak membawa manfaat apa pun baginya. Begitu pula amalan yang disertai dengan riya’, hanya berat dan lelah yang ia rasakan. Tidak ada pahala yang mengalir dari Allah swt atas amal yang sungguh memberatkan dan melelahkan itu.
Oleh karena itu, Nabi saw sangat mengkhawatirkan umatnya terperosok dalam perbuatan riya’. Dalam sabdanya, beliau menjelaskan, “Yang paling aku takutkan dari kalian adalah kesyirikan kecil.” Apa kesyirikan kecil itu, wahai Rasulullah?” “Yaitu ingin dipuji (riya).”
Sebagaimana keikhlasan merupakan rahasia hati dan hanya Allah yang mengetahuinya, begitu pula riya' tersembunyi secara halus di dalam hati. Walaupun demikian, kita bisa mencandranya melalui ciri-ciri sebagaimana dikatakan oleh Sayidina Ali bin Abi Thalib:
“Orang yang riya' bisa dilihat dari beberapa tandanya, yaitu (1) malas jika seorang diri, (2) giat jika di tengah-tengah orang banyak, (3) bertambah semangat beramal jika mendapatkan pujian, (4) dan berkurang frekuensi amalnya jika mendapatkan celaan.”
20 comments:
Riya' itu susah dideteksi..
Gimana ya do'a biar terhindar dari penyakit riya'?
Millati Indah @ Riya' kadang memang sulit dideteksi karena begitu lembutnya, bahkan lebih lembut/samar daripada rayapan seekor semut.
Nabi pernah mengajarkan doa sbb:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui."
walaupun tergolng syirik kecil, namun kita harus berhati hati terhadapnya, bahkan kadang kita tidak sadar pa yang kita perbuat adalah riya
naudzubillah:}
Muro'i El-Barezy @ Benar, Mas. kita tidak boleh menyepelekan kecilnya dosa, sebab jika dilakukan berulang2 ia tdk lg kecil tp bs jd besar. Slain itu, kita jg hrs membuka kesadaran bhwa di hdpan siapakah qt brbuat dosa. ykni di hdapan Allah swt. bnr bgtu kan, Mas?
Semoga ALloh melindungi hambanya dari sifat riya'
de hoppus @ amin, smoga kita dijauhkan dr sifat buruk itu ya mas.
Assalamu'alaikum....pak ustadz derek komen geh ,mbok menawi kulo seget napak tilas teng postingan niki ....bicara riya' penyakit yang satu ini makin eksis dan tambah mendarah daging di setiap gerik-gerik kita sehari-hari .......kulo cmn saget sanjang Ya ALLAh jadi kanlah riya' hamba ikhlas...karna hanya kepada Mu hamba berlindung dari segala penyakit hati......ngapuntene pak ustadz ...kulo dados isiiiin kaleh jenengan ...uastadz kok di ulang ....mbten pareng geh???///bahagia itu indah..
mahbub ikhsan @ wa'alaikumussalam warahmatullah, alhamdulillah senang sekali bisa bersua lagi dengan jenengan, Mas. Senang dan alhamdulillah pula bisa dapat percikan untuk meluruskan hati. matur tengkyu kangmasbroo. :-)
Mudah-mudah kita termasuk orang yang jauh dari riya' ya :)
*mengingat2 apa yang dikatakan Sayyidina Ali, agar tidak termasuk ke dalam orang yang riya'*
Riya' salah satu penyakit yg kutakuti..smoga slalu bisa belajar ikhlas dan tawaddu, nice post kang..makasih sharenya
sak wangsulepun ...ustadz...ngomong -ngomong jenengan kesupen kaleh griyo kulo geh?????.....kok dangu mboten tinrak teng daleme kuloo....niki kan bulan rajab pak ustadz...wulan persaudaraan....bulan paembenahan diri ....lahir ..batin...sho...bulan..instropeksi...ngapuntene ustadz..keceplosan maleh ...laut kok di uyahi....isiiiiiiin...mnggoo sedere di tilii...
Wury @ amin ya Rabbal 'alamin... oya, gmn kbr srandakan, mbak wury?
NF @ benar, mbak. petuah beliau semoga sllu kita ingat baik2.
Phuji Astuty Lipi @ Makasih kembali Mbak Phuji. Semoga brmanfaat
mahbub ikhsan @ Insya Allah mboten kesupen kangmas... Ananging anggen kulo ngeblog nggih namung sak selone wekdal. dados nggih kadang mboten saget rutin ngeblog utawi blogwalking. nyuwun pangapunten nggih, insya Allah samangke kulo sowan mriko wonten dalem (maya) panjenengan.
sak wangsule ustad...biasa ustd kan kulo smpun mangertsi jenengan ....ngapuntene ustad
mahbub ikhsan @ hehe... sami-sami kangmas.
artikelnya bagus2 mas..saya sudah keliling dri tadi
Alhamdulillah, terima kasih, Mas. Semoga bermanfaat ya.
Post a Comment