ads
Wednesday, February 29, 2012

February 29, 2012
24
Rama dan Arimba, mereka telah bersahabat sejak lama. Saling memahami, menghormati, dan menghargai, juga saling menolong, itulah yang terbentuk secara kuat dalam persahabatan mereka.

Namun, sebagai manusia biasa, kadang terjadi peristiwa-peristiwa kecil yang tidak mengenakkan. Seperti yang terjadi hari itu, saat mereka sedang asyik bermain di pantai. Mulanya mereka tertawa riang dan bersenda gurau. Tapi, entah karena apa, tiba-tiba Rama marah lalu memukul kepala Arimba. Arimba diam tanpa memberikan sedikit pun perlawanan dan balasan. Karena dia sadar, ada keterlepasan gurauannya yang sehingga menyinggung perasaan sahabatnya. Arimba lalu meraih sepotong kayu untuk menuliskan sesuatu di atas pasir pantai.

“SAHABATKU TELAH MEMUKULKU” begitu tulisnya.

Pada hari yang lain, mereka bermain di kebun kelapa. Mereka bermain riang di sana hingga terdengar riuh oleh canda dan tawa mereka. Tiba-tiba, beberapa buah kelapa tua lepas dari tangkainya lalu jatuh. Beruntung, Rama segera menyambar tubuh Arimba sehingga ia tidak tertimpa buah itu.

“Terima kasih, Rama, sahabatku, engkau telah menyelamatkan aku,” ucap Arimba.

Esok harinya, ketika mereka kembali bertemu, Arimba menghadiahkan sebongkah batu kepada Rama. Di sana terpahat tulisan: SAHABATKU TELAH MENOLONGKU.”

Batu itu membuat Rama terharu. “Me­ngapa dulu ketika aku memukulmu, kamu hanya me­nuliskannya di atas pasir? Tetapi, ketika aku menolong­mu, kamu memahatkannya di atas batu?” tanya Rama.

“Keburukan yang tertulis di atas pasir mudah lenyap tersapu ombak sehingga aku tidak lagi mengingatnya. Sementara kebaikan yang terpahat di atas batu itu akan tetap ada di sana.  sehingga aku tidak mudah melupakannya. Bukankah guru kita telah mengajarkan agar kita lebih kuat mengingat kebaikan orang lain daripada keburuk­annya?

***
Jangan sampai kita mengabaikan seribu kebaikan orang lain hanya karena satu keburukan yang boleh jadi tidak sengaja ia lakukan.

***

24 comments:

Unknown said...

ceritanya bagus, inspiratif. :D saya sudah join, mampir ke Blog saya ya :)

Irham Sya'roni said...

@Teguh Kurnaen Terima kasih, Mas, atas apresiasinya. Alhamdulillah, saya sudha berkunjung dan follow di Ur nice blog. salam persaudaraan

Unknown said...

ooohhhh.....mengena sekali mas irham.
Jaman sekarang cuma keburukan yang diumbar-yang dipublikasikan,sementara kebaikan mereka kubur dalam dalam...

Irham Sya'roni said...

@de hoppus Begitulah, mas. Saking hobbynya kita mengingat atau bahkan mengumbar keburukan orang lain sampai lupa pada keburukan diri sendiri. Lupa berintrospeksi.

cerita anak kost said...

sederha gan, tapi pesan moralnya kena. jangan mengingat keburukan orang, ingatlah kebaikan orang. bukan begitu.?

BlogS of Hariyanto said...

sungguh kisah yang sangat inspiratif..di masa sekarang..lebih dominan mengingat keburukan orang daripada kebaikan-nya..astagfirullah

Unknown said...

wah betul bgt ya.. mestinya kita seperti itu..

Unknown said...

kok terharu ya? saya jadi inget sahabat saya. :'D semoga ada orang yang dapat mengingat kebaikan saya daripada keburukan saya. ;)

ceritatugu said...

setuju, yang baik-baik saja kita ingat selamanya dan yang buruk kita buang selamanya, trims artikelnya bisa mengingatkan untuk hidup sehari-hari

Kang Muroi said...

kesenangan yang kita alami, ukirlah diatas batu, agar kita selalu bersyukur terhadap yang memberi kesenangan itu, terutama kepada Allah SWT...

Irham Sya'roni said...

@cerita anak kost Yups, benar sekali, Sobat. makasih kunjungannya yg kesekian kalinya ya...

Irham Sya'roni said...

@BlogS of Hariyanto Jadi bahan renungan dan introspeksi kita semua, Kawan. Khususnya saya pribadi.

Irham Sya'roni said...

@covalimawati siPPP, semoga kita bisa konsisten dan terus-menerus menabur kebaikan, sebagaimana persahabatn mereka berdua ya, Sobat.

Irham Sya'roni said...

@rizaaalSaya akan menjadi salah satu sahabat Mas Rizal yg selalu mengingat kebaikan, walopun hanya lewat dunia maya.

Irham Sya'roni said...

@Cerita TuguSama-sama Pak Eko, kembali makasih atas kunjungan dan komennya.

Irham Sya'roni said...

@Muro'i El-BarezysiPPP, benar sekali, mas. Muaranya tentu rasa syukur kita kepada Allah swt. makasih, mas.

rizki_ris said...

Kunjungan malam mas
maaf baru berkunjung
hapuslah kesalahan orang pada kita semudah menghapus tulisan yang terukir dalam pasir

Irham Sya'roni said...

@rizki_ris yup, begitulah filosofi tulisan di atas pasir. semoga bisa kita teladani.

Akhmad Muhaimin Azzet said...

subhanallah...
siang ini hari Jum'at
sedang bersiap Jum'atan
tapi, sungguh beruntung berkunjung kemari
menemukan tulisan Mas Irham yang bagus
dan penting ini; makasih banyak ya, Mas...

Irham Sya'roni said...

@Akhmad Muhaimin Azzet Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Makasih kembali Mas Azzet, dah menyempatkan mampir kemari sebelum Jum'atan.

mimi RaDiAl said...

seringkali spt itu,,,kdg org ga ingat begitu byk kebaikan sesorang utk dirinya, hanya krn kesalahan kecil dg tega mereka menjelekkan dan menghina org yg telah membantunya selama ini

nice post n salam kenal masbrow

Irham Sya'roni said...

@mimi RaDiAl Semoga kita tidak mudah menjelekkan dan menghina orang lain ya, Sist. Salam kenal juga. Lam persaudaraan

Annur Shah said...

iya setujuuuuuuuu

mudahan smua manusia sifatny bgtuh yah..

huhuuu mrka gak pikir hehe.. aku apalagi belajar spti itu terkdang sulit. tapi indahnya jika smw lebih baik.

Irham Sya'roni said...

@Annur EL- Kareem sepakat! amin ya Rabbal 'alamin. Semoga terkabul. Dan kita adalah bagian dr org2 yg baik itu. Benar2 indah, bukan?