ads
Wednesday, January 11, 2012

January 11, 2012
2
“Keridhaan Allah terletak pada keridhaan kedua orangtua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan kedua orangtua pula.”

Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim tersebut tentu sangat familiar di telinga kita, atau bahkan kita begitu fasih melafalkannya, baik versi Arabnya maupun terjemahan Indonesianya.
Hadits yang lain juga menyebutkan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ أَصْبَحَ مُطِيعًا فِي وَالِدَيْهِ أَصْبَحَ لَهُ بَابَانِ مَفْتُوحَانِ مِنَ الْجَنَّةِ ، وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَوَاحِدًا ، وَمَنْ أَمْسَى عَاصِيًا لِلَّهِ فِي وَالِدَيْهِ أَصْبَحَ لَهُ بَابَانِ مَفْتُوحَانِ مِنَ النَّارِ ، وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَوَاحِدًا ، قَالَ الرَّجُلُ : وَإِنْ ظَلَمَاهُ ؟ قَالَ : وَإِنْ ظَلَمَاهُ ، وَإِنْ ظَلَمَاهُ ، وَإِنْ ظَلَمَاهُ "
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Barangsiapa yang taat kepada kepada kedua orangtuanya maka menjadi terbukalah dua pintu di surga. Jika dia taat hanya kepada salah satunya maka satu pintu pula yang terbuka. Dan, barangsiapa yang durhaka kepada Allah dengan mendurhakai kedua orangtuanya maka terbukalah dua pintu di neraka. Jika dia durhaka hanya kepada salah satunya maka satu pintu pula yang terbuka.” Seseorang lalu bertanya, “Sekalipun kedua orangtuanya telah menzaliminya?” Maka dijawab, “Ya, sekalipun keduanya telah menzaliminya. Sekalipun keduanya telah menzaliminya. Sekalipun keduanya telah menzaliminya.” (hadits marfu’ dalam Syu’abul Iman lil-baihaqi)

Mengapa orangtua menduduki tempat yang begitu terhormat dan mulia di sisi Allah swt? Jawabannya, tiada lain karena jasa besar orangtua kepada kita.

Lihatlah perjuangan seorang ibu, yang dengan susah payah mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat kita. Saat malam mengembuskan udara dingin dan orang-orang begitu lelap dalam tidurnya, tenggelam dalam selimut hangat, sang ibu tetap terjaga untuk menyusui anaknya atau sekadar mengusir nyamuk agar tidak mendekati anaknya.

Lihat pula perjuangan sang ayah, yang dengan susah payah bekerja demi kebutuhan kita sehari-hari, baik berupa pangan, tempat tinggal, maupun pakaian. Bahkan, rupiah demi rupiah ia kumpulkan untuk masa depan kita, untuk pendidikan kita, juga perawatan kesehatan kita. Begitulah kedua orangtua mengorbankan segalanya untuk kita. Mereka bekerja, berjuang, dan mencurahkan perhatiannya kepada kita sepenuh cinta. Tulus, ikhlas, tanpa mengharap imbalan apa pun.

Berbuat baik kepada kedua orangtua hukumnya fardhu ‘ain, sehingga harus lebih didahulukan daripada amalan-amalan lain yang sifatnya fardhu kifayah dan sunnah. Bahkan, berbakti kepada kedua orangtua menempati posisi tertinggi setelah ibadah shalat (menyembah Allah) yang merupakan tiang agama. Dalam surah Al-Isrâ` [17] ayat 23 disebutkan, “Dan Tuhan-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Dalam suatu riwayat diceritakan, suatu ketika seorang sahabat datang menemui Rasulullah untuk meminta izin berjihad. Rasulullah tidak langsung mengiyakan sahabat muda tersebut, tetapi beliau justru bertanya apakah sang sahabat masih memiliki orangtua. Ternyata sang sahabat muda tersebut datang kepada Rasulullah dengan meninggalkan orangtua dalam keadaan menangis. Maka Rasulullah saw bersabda, “Kembalilah dan buatlah kedua orangtuamu tersenyum seperti engkau telah membuat mereka menangis.” (H.R. Abu Dawud dan An-Nasa`i)


Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana jika orangtua kita "galak" atau sering menzalimi kita? Apakah kita harus balas menzaliminya? Astaghfirullah tsumma na'udzubillah, beristighfarlah kepada Allah, mohonlah ampun kepada-Nya jika memang gemar membalas dengan menzaliminya. Bersabarlah, bersabarlah, dan bersabarlah! Kesabaran kita adalah investasi akhirat yang yang berharga untuk meraih surga dna ridha-Nya. Luruskanlah kezaliman mereka dengan tutur halus kita. Tetaplah hormat dan ta'zhim kepada mereka. Jadilah seperti air yang memadamkan api. Luruskanlah kezaliman mereka dengan cara yang lembut, santun, dan menggetarkan hati. Bukankah api tidak akan pernah padam jika disiram dengan api?

Karena itu pulalah seseorang lalu bertanya kepada Rasulullah saw, “Sekalipun kedua orangtuanya telah menzaliminya?” Beliau menjawab, “Ya, sekalipun keduanya telah menzaliminya. Sekalipun keduanya telah menzaliminya. Sekalipun keduanya telah menzaliminya.”
 
Bagaimana pula jika orangtua kita tidak beragama Islam alias kafir? Walaupun orangtua kita tidak beragama Islam, kita tetap berkewajiban menghormatinya dan berbakti kepadanya. Tentunya dalam batas-batas syar’i, yaitu tidak mengikuti ritual keagamaan mereka, tidak membenarkan agama mereka, dan juga tidak mengikuti kemaksiatan yang dilakukan oleh mereka. Penghormatan dan kebaktian kita kepada mereka semata-mata karena kedudukan mulia mereka sebagai orangtua.

2 comments:

Anonymous said...

mungkin bermanfaat bagi putra-putri kita

Irham Sya'roni said...

Aamiin... Insya Allah bermanfaat.