ads
Sunday, April 17, 2016

April 17, 2016
14

Suatu hari, seorang lelaki mendatangi Khalifah Umar bin Khattab untuk mengadukan kedurhakaan anaknya. Sang Khalifah lalu memanggil anak tersebut, kemudian memarahinya karena kedurhakaannya.

Kepada sang Khalifah, sang anak bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak memiliki hak atas orang tuanya?”

“Iya, benar,” jawab Umar.

“Apa saja hak anak tersebut?”

Sang Khalifah lalu berkata, “Memilih calon ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang baik, dan mengajarkannya al-Qur’an.”

 “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang engkau sebutkan. Adapun ibuku, dia seorang wanita negro hamba sahaya orang majusi. Dia memberiku nama Ju’lan (kumbang). Dia juga tidak mengajariku satu huruf pun dari al-Qur’an,” terang anak itu.


Mendengar penuturan tersebut, sang Khalifah segera mengalihkan pandangan kepada bapak dari anak tersebut seraya berkata, “Engkau datang kepadaku untuk mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau sendiri telah durhaka kepada anakmu sebelum dia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum dia berbuat buruk kepadamu.”

***
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ يَشْكُو إِلَيْهِ عُقُوقَ ابْنِهِ فَأَحْضَرَ عُمَرُ الْوَلَدَ وَ أَنَّبَهُ عَلَى عُقُوقِهِ لِأَبِيْهِ وَ نِسْيَانِهِ لِحُقُوقِهِ عَلَيْهِ
 فَقَالَ الْوَلَدُ : يَا أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَلَيْسَ لِلْوَلَدِ حُقُوقٌ عَلَى أَبِيْهِ ؟
 قَالَ : بَلَى
 قَالَ : فَمَا هِيَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ ؟
 قَالَ عُمَرُ : أَنْ يَنْتَقِيَ أُمَّهُ وَ يُحَسِّنَ اِسْمَهُ وَ يُعَلِّمَهُ الْكِتَابَ أَي "الْقُرْآنَ "
 قَالَ الْوَلَدُ : يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ أَبِي لَمْ يَفْعَلْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ، أَمَّا أُمِّيْ فَإِنَّهَا زَنْجِيَّةٌ كَانَتْ لِمَجُوسٍ. وَ قَدْ سَمَّانِي جُعْلاً أَي " خُنْفُسَاءَ " وَ لَمْ يُعَلِّمْنِي مِنَ الْكَتَابِ حَرْفاً وَاحِداً

 فَالْتَفَتَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ إِلَى الرَّجُلِ وَقَالَ لَهُ : جِئْتَ إِلَيَّ تَشْكُوْ عُقُوقَ ابْنِكَ وَقَدْ عَقَقْتَهُ قَبْلَ أَنْ يَعُقَّكَ، وَ أَسَأْتَ إِلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُسِيْءَ إِلَيْكَ

14 comments:

Unknown said...

Astagfirullohaladzim, ternyata ada juga ya orang tua yang durhaka pada anaknya, terima kasih kang telah memberikan artikel yang sangat2 bermanfaat sekali :)

Irham Sya'roni said...

Sama-sama, Mas, terima kasih kembali, ya.

Unknown said...

naudzubillah.. semoga kita dihindarkan dari hal seperti itu

Irawati Hamid said...

saya pikir hanya anak yang durhaka Mas, ternyata orang tua pun bisa durhaka yah..

Kang Nurul Iman said...

Hmm sepertinya harus dihindari ya dan terima kasih mas sangat bermanfaat sekali infonya.

Irham Sya'roni said...

Aamiin... Semoga kita dihindarkan dari kedurhakaan, ya, Mbak.

Irham Sya'roni said...

Iya, Mbak. Termasuk juga jika orang tua tidak adil terhadap anak-anaknya.

Irham Sya'roni said...

Bukan "sepertinya" lagi, Mas. Tapi, memang harus kita hindari.
Terima kasih kembali, Mas.

Sulis said...

Klo dengan orang tua yang durhaka (tidak mau ngopeni anaknya)... Salahkah anak klo kmdian "membenci" atau cuek lebih tepatnya kpd ortunya? #kisah seorang tmn

Irham Sya'roni said...

Sebesar apa pun kesalahan seorang ayah, dia tetaplah orangtua yang sah bagi si anak. Semata karena statusnya itulah kita tetap wajib menghormatinya. Cukuplah benci kepada perbuatannya, bukan orangnya.

Anisa AE said...

Dari sebelum lahir, ternyata anak punya hak untuk mendapatkan ibu yang baik. Hmmm

Irham Sya'roni said...

Iya, Mbak. Begitulah...

Noer Ima Kaltsum said...

ternyata hak dan kewajiban anak dan orang tua sudah jelas.

Irham Sya'roni said...

Iya, Mbak, leres sanget.